Anis Matta
Cinta itu indah. Kerena ia bekerja dalam ruang kehidupan yang
luas. Dan inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yang diperlukan
oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih dan berbahagia
karenanya.
Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam
hidup mereka: memberi. Terus menerus memberi. Dan selamanya begitu. Menerima?
Mungkin atau bisa jadi pasti! Tapi itu efek. Hanya efek. Efek dari apa yang
mereka berikan. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang sama.
Sebab, adalah hakikat di alam selalu mengajak saudara-saudara kebajikan yang
lain untuk dilakukan juga.
Itu juga yang membedakan para pencinta
sejati dengan para pencinta palsu. Kalau kamu mencintai seseorang dengan tulus,
ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu beikan padanya
untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu
adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. Ia besar dan
berbuah dari sinar cahayamu.
Para pencinta sejati tidak
suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan mencintai seseorang, mereka segera
membuat rencana memberi. Setelah itu mereka bekerja dalam diam dan sunyi untuk
mewujudkan rencana-rencana mereka. Setiap satu rencana memberi terealisasi,
setiap itu satu bibit cinta muncul bersemi dalam hati orang yang dicintai.
Janji menerbitkan harapan. Tapi pemberian melahirkan kepercayaan.
Bukan hanya itu. Rencana
memberi yang terus terealisasi menciptakan ketergantungan. Seperti pohon
tergantung dari siraman air dan cahaya matahari. Itu ketergantungan produktif.
Ketergantungan yang menghidupkan. Di garis hakikat ini, cinta adalah cerita
tentang seni menghidupkan hidup. Karena itu kehidupan yang mereka bangun
seringkali tidak disadari oleh orang-orang yang menikmatinya. Tapi begitu sang
pemberi pergi mereka segera merasakan kahilangan yang menyayat hati. Tiba-tiba
ada ruang besar yang kosong tak berpenghuni. Tiba-tiba ada kehidupan yang
hilang tak penghuni. Tiba-tiba ada kehidupan yang hilang.
Barangkali suatu saat kamu
tergoda untuk menguji dirimu sendiri. Apakah kamu seorang pencinta sejati atau
pencinta palsu. Caranya sederhana. Simak dulu pesan Umar bin Khatab ini: hanya
ada satu dari dua perasaan yang mungkin dirasakan oleh setiap orang pada saat
pasangan hidupnya wafat: merasa bebas dari beban hidup atau merasa kehilangan
tempat bergantung.
Sekarang bertanyalah pada
pasangan hidup Anda tanpa dia ketahui: jika aku mati sekarang, apakah kamu akan
merasa bebas dari sebuah beban atau akan merasa kehilangan tempat bergantung?
Kalau dia merasakan kehilangan, maka di langit hatinya akan ada mendung pekat
yang mungkin menurunkan hujan air mata yang amat deras. jika tidak, mungkin
senyumnya merekah sambil berharap bahwa kepergianmu akan memberinya kesempatan
baru untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar