Majalah
Tarbawi Edisi 218 Th. Muharram 1431 H/ 31 Desember 2009 M
Mereka mengejeknya. Mereka bilang itu
pekerjaan yang sia-sia belaka. Mereka bilang tidak ada hajat sama sekali untuk
membuat perahu. Lantas Mengapa? Mengapa nuh membuatnya? Tapi toh tak bergeming. Ia tetap saja melanjutkan
pekerjaannya. Ia bekerja dengan keyakinan penuh.
Mereka yang pandangan matanya pendek, selalu
hanya melihat hujan yang turun di depan mata mereka. Mereka takkan sanggup
melihat awan. Apalagi melihat bagaimana awan menyerap air bumi. Mereka juga
tidak bisa melihat bagaimana hujan mengubah wajah bumi kita. Mereka yang
pandangan matanya pendek, selalu memfokuskan tatapannya pada hilir dari sebuah
sungai. Mereka tidak pernah bisa melihat hulu dari mana sungai itu mengalir.
Apalagi menemukan mata air yang menyemburkan air itu.
Sebagian dari kuasa pengetahuan itu terletak
pada fakta bahwa ia membuka mata kita untuk dapat melihat lebih jauh dari yang dapat
dilihat orang lain, melihat horizon yang lebih luas dari apa yang mungkin
dilihat orang lain, dan karenanya membantu tangan kita menjangkau lebih banyak
dari apa yang dijangkau tangan orang lain. Pengetahuan membuka mata kita untuk
melihat fakta-fakta secara lebih apa adanya, menyeluruh dan jelas terang, dan
karenanya membantu kita merekonstruksi realitas dalam kerangka ruang dan waktu,
serta menentukan sikap dan tindakan terhadap realitas tersebut.
Pengetahuan yang diperoleh Nuh dari sumber
wahyu tentang akan datangnya sebuah banjir besar mengharuskan beliau menyiapkan
perahu. Beliau tahu apa yang akan terjadi, maka ia tahu apa yang harus beliau
lakukan. Itu sebabnya beliau bekerja dengan keyakinan penuh, menanggapi semua
ejekan dengan tenang, santai dan dingin. Beliau melihat lebih jauh dari
kaumnya. Beliau lebih antisipatif dari kaumnya. Karenanya beliau bisa menjangkau
lebih jauh dari mereka.
Pengetahuan membuat ruang masa depan, dengan
segenap peristiwa-peristiwanya, tergambar jelas dalam benak Nuh. Bahwa ada
ancaman yang akan membinasakan mereka. Dan itu pasti, karena sumbernya dari
langit. Maka perahu adalah tindakan antisipasinya. Itulah sebagian dari kuasa
pengetahuan itu; ia membantu kita bereaksi secara tepat, bersikap secara
teratur dan bertindak lebih cepat.
Mereka yang memiliki pengetahuan, biasanya
memiliki speed of life yang lebih cepat. Speed itulah yang sering tidak dapat dipahami orang
ramai. Maka mereka bereaksi secara negatif; mengejek atau menuduh, bukan
bertanya dan mencari tahu.