GUBUK
PEMIMPIN dan ISTANA RAKYAT
@salimafillah
Di
lapis-lapis keberkahan, keadilan adalah ibu bagi segala kebaikan dalam
masyarakat selingkung negara. Ia adalah gubuk bagi pemimpin, sebab alangkah tak
mudah baginya untuk menegakkan pijakan sendiri mengingat dia sebagai penghakim
kelak dimungkinkan menjadi terdakwa dengan penggugat yang sebanyak jumlah orang
yang dipimpinnya. Dan ia adalah istana bagi rakyat, sebab di dalamnya mereka
akan terpelihara dalam kekokohan dan kemegahan; selayaknya di dunia dan
sepastinya di akhirat.
Adalah
Rasulullah ﷺ telah meletakkan dasar-dasar agung ini di
dalam batin ummatnya. Maka para penerus beliau, meluaskan dan menguatkan
peradaban secara zhahir dengan kaidah-kaidah mulia. Abu Bakr Ash-Shiddiq
misalnya mendesakkan agar nilai-nilai ibadah mewarnai kegiatan muamalah, bukan
sebaliknya. “Jika pasar mengalahkan masjid”, ujar beliau, “Maka masjid akan
mati. Adapun jika masjid mengalahkan pasar, maka pasar akan hidup.” ‘Umar yang
memerintah di zaman ketika gelombang kaum di luar Arab masuk Islam dengan
berbondong-bondong memahami bahwa kian meluas selingkung negaranya, maka kian
bergeser para warganya dari kemungkinan menjadi sesempurna malaikat. Maka
dengan sederhana namun mengena dia merumuskan kaidah pemerintahannya, “Negara
akan baik jika orang shalihnya kuat, dan orang jahatnya lemah. Negara pun akan
rusak jika orang shalihnya lemah dan orang jahatnya kuat.” Masa-masa berikutnya
kita tahu, pintu fitnah makin terbuka. Maka ‘Utsman Radhiyallahu ‘Anhu tak lagi
menggantungkan lapis-lapis keberkahan dalam selingkung negara hanya pada
kebaikan manusia yang dibentuk oleh ibadahnya. Beliau lalu menegaskan, “Allah
menegakkan dengan sulthan ini, yakni kekuasaan, apa-apa yang tak dapat tegak
hanya oleh Furqan, yaitu Al Quran.” Dan pada zaman fitnah, ketika dengan sangat
berat Sayyidina ‘Ali ibn Abi Thalib menghela amanah, beliau memahami bahwa
antara pemimpin dan masyarakat, perbaikan itu harus seiring sejalan. Pemimpin
adil di tengah kaum yang zhalim akan menderita. Dan pemimpin zhalim di tengah
kaum yang adil akan merusak.