DI MANAKAH
KITA?
@salimafillah
Jika
buku-buku yang kita baca menjadikan kita merasa lebih tahu daripada sesama..
Jika kajian-kajian yang kita hadiri membuat kita merasa telah pasti berada di
jalan yang diridhai.. Jika dengan berada di jama'ah A, mengutip Syaikh B, dan
menjadi murid Ustadz C menguarkan dalam dada kalimat, "Aku lebih baik
daripada dia.." Jika 'ilmu & 'amal yang kita raih menumbuhkan perasaan
betapa berhaknya kita atas surga.. Mari kita simak satu kisah di antara berpuluh
ribu kemuliaan para salafush shalih.
Adalah Al
Imam Abul Faraj ibn Al Jauzy, rautan pena yang digunakannya untuk menulis dapat
menyalakan perapian sebuah rumah selama berbulan-bulan. Jika jumlah halaman
seluruh karya tulisannya yang sekira 2000 judul dibagi dengan umurnya sejak
baligh, maka dihasilkan bilangan 40 halaman per hari.
Melalui
dakwahnya, lebih dari 30.000 Yahudi dan Nasrani masuk Islam. Melalui
mau'izhahnya, lebih dari 100.000 orang bertaubat dari dosa-dosa. Tapi adalah
beliau berwasiat kepada para muridnya sambil menangis terisak-isak. "Jika
kalian telah masuk ke dalam surga Allah", ujarnya di sela sesenggukan,
"Sedang kalian tak mendapatiku ada di sana.. Maka tanyakanlah oleh kalian
tentang diriku. Lalu katakanlah, 'Ya Rabbi, sungguh hambaMu si fulan pernah
mengingatkan kami tentang Engkau.. Maka angkatlah dia, sertakan bersama kami
dengan rahmatMu." Dan beliau semakin tersedu.
Yaa
Rabbanaa.. Aina nahnu min akhlaqis salaf.. Di manakah kedudukan kami dibanding
segala kebajikan yang mereka tebar dengan ilmu dan 'amalnya; lalu di mana pula
kami dibanding akhlaq dan ketawadhu'an mereka.. Renungan dari Perpustakaan
Masjid Nabawi yang membuat hati kami bergoyah-gayih hingga kini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar