Ringkasan
materi Seminar Pra Nikah by Ustad Salim A. Fillah. (Manarul Ilmi ITS, 9 Maret
2013)
Hello, everyone, how's
life? Life's good! :)
Anyway, lama nggak nulis
notes. Boleh dong ya, saya berbagi di lapaknya Mr. Zuckerberg ini? Ihik ihik.
*emang gue siape*
Okay, here I go. To the
point aja ya, karena saya nggak pintar berbasa-basi.
Jadi ceritanya hari ini
saya hadir di Seminar Pra Nikah dengan Ustad Salim A. Fillah sebagai
pembicaranya (penulis favorit saya, tuips! *oke, salah lapak, ini bukan
twitter*)
P.S: Nggak usah ngeledek
soal temanya, ya. Emang situ mau nikah tanpa persiapan diri? :p
Ternyata, bok, ternyata...
Banyak missperception yang terjadi di masyarakat tentang persiapan menikah.
Nggak hanya soal fulus, bro, diri yang penting. DIRI!
Nikah bukan perkara
main-main, dibutuhkan persiapan matang.
Nikah juga digolongkan dalam perjanjian berat, karena termasuk dalam Mistaqan
Ghaliza (CMIIW for the miss-spelled). Mistaqan
Ghaliza sendiri hanya
disebutkan tiga kali dalam Quran, salah satunya perjanjian nikah.
Jadi, dear Muslimah, jika
ada lelaki yang datang padamu menyatakan ingin menikah denganmu tapi main-main
alias guyon, simply leave him!
Karena bukan perkara
main-main dan butuh persiapan matang, maka baiknya kita melakukan persiapan,
diantaranya:
# Persiapan mental
Persiapan mental yang perlu
dilakukan disini maksudnya hubungan antara kita dengan Allah. Jangan galau
dengan pertanyaan "jodohku piye? :(". Tenang, jodoh itu sudah
tertulis di Lauhul Mahfudz. Sekarang, solusinya adalah: bagaimana cara kita
meraihnya?
Nikah itu berkah,
bergantung hubungan kita dengan Allah. Cintai Allah, dan Allah akan membimbing
kita engan segala urusan.
Jangan cari jodoh yang
sempurna, tetapi carilah yang tepat.
Fenomena di masyarakat yang
sering dijumpai adalah perempuan dipinang karena kecantikannya, keturunannya,
atau hartanya. Tetapi, Islam menganjurkan nikahilah seorang wanita karena
agamanya. Ibaratnya, dimisalkan, agama itu ibarat angka 1, sedangkan tiga hal
lainnya bernilai nol. Jika kau mendapatkan jodoh wanita yang baik agamanya dan
cantik parasnya, maka kamu mendapat poin 10. Jika baik agamanya, cantik dan
kaya, maka poinmu 100. Tetapi, jika ia hanya cantik, maka poinmu hanya 0.
# Persiapan Ilmu
Ilmu yang dimaksud disini
salah satunya adalah ilmu mencintai. Banyak terjadi miskomunikasi dalam
hubungan antara lelaki dan perempuan, karena kesalahan dalam konsep mencintai.
Misalnya komunikasi antara lelaki dan perempuan. Perempuan terlahir dengan
kemampuan linguistik yang luar biasa dan lebih perasa, sehingga dapat
menyampaikan sesuatu secara terselubung atau #kode. Nah, #kode ini yang sering
sulit ditangkap oleh para lelaki, karena mereka tidak mampu menerima pesan dari
perempuan. Lelaki memang harus diberitahu secara to the point, karena kemampuan
linguistik lelaki kurang berkembang dibanding perempuan.
Begitu juga kemampuan
memecahkan masalah. Lelaki memilih untuk merenung, mencari inti masalah, memilih
solusi, dan voila! selesai perkara. Sedangkan perempuan memilih untuk
bercerita, bahkan sampai nangis sesengukan. Diam dan menangis, adalah dua cara
berbeda lelaki dan perempuan dalam menumpahkan emosi. Nggak bisa dong kita
memaksa lelaki untuk curhat "Ada apa? Tell me your problem." karena
cara lelaki menyelesaikan masalah tidak dengan bercerita. Sedangkan, perempuan
hanya butuh didengarkan, tidak harus membantu mencari solusi.
# Persiapan fisik
Nggak mau kan, menyambut
calon bidadari dalam keadaan kusut, lepek, berantakan? Jaga fisikmu! Olahraga
dong! Sit up, push up, back up 40x sehari *well gentleman, happy excercise :p*
Yang perempuan, nggak ada
salahnya latihan selalu tampil cantik dari sekarang. Huahahahaha :p
# Persiapan finansial
Nah, ini. Finansial bisa
dibilang termasuk bahasan yang sensitif. Besar kecilnya relatif ya. Namun
sebenarnya, yang perlu diperbaiki adalah cara kita memandang konsep rizqi.
Rizqi bukan seberapa besar
angka yang kita dapat, tetapi bagaimana cara kita menikmati dan mensyukuri
nikmat Allah.
Ya, walaupun nggak munafik,
besarnya nilai nominal memang dinilai penting (sorry lho, to the point.
huekekekek), tapi seberapa besarpun nilai nominalnya, jika kita sulit
mensyukuri nikmat-Nya, tidak akan bernilai.
# Persiapan sosial
Persiapan sosial disini
ialah persiapan sosial dalam lingkup masyarakat. Hidup bertetangga. Karena
orang yang menolong kita di lingkungan terdekat kita adalah tetangga. Sekaligus
menebar manfaat bagi sesama. Ya masa situ mau tinggal cuma berdua ama suami?
Yakin nggak butuh siapa-siapa?
Oh ya, selain dari ibadah
atau hubungannya dengan Rabb-nya, sikap seseorang bisa dinilai dari tiga hal:
1.
Sikapnya
pada ibunya
2.
Sikap
pada kawan sebaya
3.
sikap
pada anak kecil
Okay, itu dia lima poin
dalam persiapan menikah. Selanjutnya? Jaga diri mbaksis, masbro. Belajar juga,
hal apapun. Istikharah juga penting dalam segala hal (*note to self). Diskusi,
berbagi ilmu dengan orang lain juga bermanfaat. Pasti ada hal yang belum kita
ketahui dari orang lain :)
Tdak menyesal orang yang
istikharah, tiada yang merugi orang yang bermusyawarah.
Nggak punya
pacar/kekasih/cemceman/gebetan? No problemo. Yang punya kekasih semoga segera
menikah yak :D
Oh ya, ada rumus cari jodoh
nih dari Ustad Salim:
Ilmu = 1 + C
(keinginan untuk selalu maju/belajar)
Amal
Dan satu lagi
Jangan memulai pernikahan
dengan ekspektasi, tapi mulailah pernikahan
Selamat malam, selamat
mencari ilmu, selamat menjaga diri tanpa memutus silaturahmi. Semoga Allah
selalu bersama kita semua. Aamiin ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar