By: Nandang Burhanudin
*****
Siapa kira, Soedirman
yang hanya seorang guru ngaji biasa dengan badan kurus kecil, namun di kemudian
hari ia menjadi Jenderal Besar berbintang 5. Siapa menyangka Nelson Mandella,
pesakitan politik namun di ujung usianya ia dikenang dunia sebagai pahlawan dunia.
Konsistensi dalam
perjuangan melawan kezhaliman, itulah yang menjadikan seseorang beralih peran:
from zero to hero, from hero to superhero. Siapapun bisa meraihnya, termasuk
yang memiliki kekurangan secara fisik. Itu yang diraih Ernesto Che Guevara di
Kuba, Syaikh Ahmad Yassin di Palestina.
Hal yang sama kini
dialami satu-satunya Presiden Arab yang terpilih secara demokratis. Ia adalah
Presiden Mursi. Vonis hukuman yang dijatuhkan berlipat-lipat, atas tuduhan yang
seluruh presiden dan pejabat di dunia ini melakukannya.
Presiden Mursi tengah
menulis sejarahnya sendiri. Kendati ia tidak hadir di Konferensi Asia Afrika
dan mendekam di penjara, namun tekad bulat dan keberaniannya hampir tak lagi
dimiliki para pemimpin dunia saat ini. Mursi seakan tengah mempraktikkan apa
yang menjadi komitmennya di hadapan jutaan rakyat Mesir:
"Anak-anak cucu
kami (di kemudian hari) akan tahu, bahwa ayah-ayah dan kakek-kakek mereka
adalah para pahlawan. Mereka tidak menerima kesewenang-wenangan. Mereka pun
tidak tunduk pada pengaruh kaum perusak. Mereka tidak menerima tindakan
merendahkan terhadap agama, negara, dan hak konstitusional mereka."
"Itsbit ya Rais,
khallik hadid waraak ya Rais milyun syahid."
Tegarlah wahai
Presiden. Tetaplah teguh kokoh laksana besi. Di belakangmu siap mendukung
sejuta syahid. Yel-yel demonstrasi yang membuat Mursi tak pernah tunduk pada
tekanan junta kudeta. Mursi tengah memantaskan diri menjadi pahlawan abad 21.
Sejarah akan membuktikan, apakah ia akan seperti Nelson Mandella atau menjadi
Syaikh Ahmad Yassin, Syaikh Omar Mukhtar di kemudian hari.
Omar Mukhtar yang
gagah berani mengatakan, "Jadilah orang yang penuh izzah. Jangan pernah
tunduk bagaimanapun kondisi darurat sekalipun. Sebab bisa jadi, kesempatan
bagimu untuk mengangkat kepala, tidak akan pernah datang kembali. Kami tak akan
pernah menyerah, kami menang atau kami harus mati."
24 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar