Majalah
Tarbawi Edisi 226 Th. 11 Jmumadil Awal 1431 H/ 22 April 2010 M
Orang ramai
berkumpul seperti layaknya semua pasar. Sebab itu memang pasar. Tapi tanpa aksi
jual beli. Tidak ada perdagangan di situ. Mereka datang untuk bertutur. Bukan
berdagang. Itulah pasar Okaz: pasar para penyair yang sangat terkenal di
jazirah Arab pada masa jahiliyah.
Para penyair
datang ke pasar itu dan menyampaikan puisi-puisi mereka dari atas kuda atau
onta secara langsung dan spontan. Mereka tidak merekam puisi mereka dalam tulisan. Mereka menuturkan apa
yang terekam dan terbetik seketika di kepala dan hati mereka tanpa proses edit
seperti semua puisi yang sekarang kita baca. Puisi-puisi itu abadi serta terus
dipelajari hingga saat ini.
Itulah
bangsa yang kepada mereka nabi terakhir diutus. Bangsa penutur. Bangsa yan
menempatkan kata di atas segala-galanya. Maka terhinalah kalan yang tidak
mempunyai penyair. Dan takkan pernah seseorang disebut pemimpin jika ia tidak
mampu menyihir dengan kata. Mereka adalah bangsa dengan kecerdasan naratif yang
dahsyat. Kepada merekalah Muhammad diutus. Dan kepada merekalah Muhammad
berkata: Memang ada kata yang bisa jadi sihir.
Menurunkan
nabi terakhir kepada sebuah bangsa penutur adalah pilihan Allah. Sebab memang
Allah lebih tahu dimana ia menurunkan risalahNya. Sebab mata rantai kenabian
ini akan ditutup dengan kata: narasi abadi yang akan menggantikan kehadiran
fisik para nabi. Sebab pergulatan manusia hakikatnya dan pada akhirnya adalah
pergulatan dengan kata. Kita menjadi manusia dengan kata. Kita beradab dengan
kata. Kita memimpin dengan kata. Kata memaknai hidup kita. Kata membimbing
hidup kita.
Mereka
memang bangsa nomaden dan pengelana. Tetapi ketika pengelanaan bertemu dengan
kepenuturan maka jadilah bangsa itu sebagai bangsa petualang penutur yang
membawa risalah samawi dan kelak memimpin dunia. Jika ada satu penjelasan
tentang mengapa Islam terus berkembang hingga saat ini, maka salah satunya:
bangsa petualang penutur itu.
Allah
menutup nubuwwah dengan narasi dan menurunkan itu kepada bangsa narator yang
menjaga otentitasnya dan menuturkan sabda-sabda nabinya dengan cara yang
sempurna serta membuatnya abadi hingga kiamat kelak.
(Sekretariat
KAMMI Daerah RIAU, Senin, 19 April 2010,
07:19:10 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar