By:
Nandang Burhanudin
ADA yang menanyakan
pendapat tentang LDKI (Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam). Ana jawab, “Selama
Allahu Ghaayatuna, AlQuran Dustuuruna, Ar-Rasuul Qudwatuna, Al-Jihad
Sabiilunaa, Al-Mautu Fiisabilillahi Asmaa Amaaniina”, layak untuk diikuti.
Bagaimana dengan
tarbiyah yang sudah berjalan? Kita kembalikan kepada perkataan Imam Al-Banna,
“Kam Fiinaa laisa Minnaa wakam Minna Laisa Fiina”. (Banyak yang bergabung
dengan jamaah dakwah ini, tapi karakternya tidak sesuai dengan karakter dakwah
ini.Sebaliknya banyak yang karakternya sama dengan jamaah dakwah ini, tapi ia
tidak berada di barisan dakwah ini).
Bagi saya, kemuliaan
itu bukan bendera, organisasi, atau ormas tempat kita bernaung. Kemuliaan itu
ada seiring sejalan dengan kualitas kita:
1. Menemukan cinta
Allah.
2. Menemukan prestasi terpendam yang menjadi prasasti hingga akhirat kelak.
3. Menemukan amal yang mampu membahagiakan banyak orang.
2. Menemukan prestasi terpendam yang menjadi prasasti hingga akhirat kelak.
3. Menemukan amal yang mampu membahagiakan banyak orang.
Kemana berlabuh? Saya
tetap berada di barisan yang ada. Jika ada keburukan, khilaf, salah, maka
semuanya menjadi tantangan untuk diperbaiki. Tanpa menutup diri untuk selalu
menerima kebaikan darimana saja asalnya. Karena dakwah Islam itu terlalu berat
jika dipikul sendiri. Mari bersinergi. Asal jangan menebar caci maki, atau
mengumbar aib saudara sendiri atas nama dakwah.
Mengapa? Jawabannya
mudah: Jika yang alim dan paham syariat sibuk mengumbar aib saudaranya, bukan
memperbaiki namanya. Lalu kepada siapa masyarakat awam mengambil tauladan?
Karena tak sepatutnya yang kita dengar, kita open apalagi dipublish di muka
umum.
Walahu A’lam.
https://www.islampos.com/menyikapi-ldki-62808/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar