BERSAMA
SESAMA
@salimafillah
"Dia
yang mengira dapat selamat dari tajamnya lisan sesama", ujar Imam Asy
Syafi'i suatu kali, "Barangkali telah rehat akalnya. Bagaimana bisa?
Sedang Allah Yang Maha Sempurna tetap ada yang lancang berkata, 'Dialah yang
ketiga daripada tiga.' Bagaimana bisa? Sedang Al Amin sang Mushthafa, manusia
paling sempurna, ada saja yang tega mengatainya, 'Si Tukang Sihir Gila'.
"Maka
ridha manusia", demikian tegas beliau pada suatu kala, "Adalah tujuan
yang mustahil tergapai. Cukuplah kita bersemangat dalam apa-apa yang menjadi
keridhaanNya, lalu istiqamah padanya."
Suatu saat
Imam Ahmad ditanya, "Mengapa pribadi sebaik, semulia, dan sedermawan Asy
Syafi'i, masih ada saja yang dengki padanya?"
"Hanya
orang yang tiada dianugerahi nikmat sama sekali", sahut beliau sambil
tersenyum, "Yang takkan pernah jadi sasaran dengki. Bagaimana Imam kita
tak didengki, padahal pada dirinya berhimpun keluhuran nasab, kefasihan lisan,
ketinggian ilmu, pesona penampilan, cinta dari manusia, dan penghormatan
manusia?"
Benarlah
Rasulullah ﷺ, betapa lebih baik hidup bersama sesama
sembari bersabar atas tiap gangguannya daripada tinggal di puncak gunung tanpa
bergaul dengan siapapun.
Maafkan,
lapangkan dada. Karena manfaat pertama dari maaf bukanlah untuk yang dimaafkan,
melainkan damainya hati sang pemaaf. Dendam adalah menenggak racun ke mulut
sendiri, lalu berharap orang lain yang mati.
Tapi janganlah
kita keliru tangkap ketika ada yang menghadiahkan kata-kata tak mengenakkan.
Sering kali kita mengiranya sebagai kedengkian sesama, padahal justru ia adalah
cinta, kepedulian, dan ketulusan yang berhimpun dalam nasehat yang berjuta
rasa.
Nasehat itu
permata. Baik diselipkan ke saku, digenggamkan ke tangan, ataupun ditimpukkan
ke muka, ia tetaplah permata. Ambil permatanya. Sebab ia jauh lebih mudah
daripada mencarinya sendiri ke kedalaman bumi.
Kalau kita
merasa sakit tiap kali diberi nasehat, mungkin justru hati kita yang perlu
dirawat inap.
Ah iya.
Sebenarnya semua nikmat akan mengundang rasa dengki, kecuali nikmat menjadi
pribadi rendah hati. Dan sebenarnya semua bencana akan mengundang rasa iba,
kecuali bencana menjadi orang sombong lagi menepuk dada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar