By: Nandang Burhanudin
Betapa saya sangat menghormati sepenuh jiwa atas
kepemimpinan Tuan. Sosok terhormat, hafizh Al-Qur'an, dan memiliki kepribadian.
Membandingkan Tuan dengan saya, jelas seperti mutiara dengan batu akik
Cisurupan. Saya bukan siapa-siapa, semua orang tahu. Malah pendukung Tuan
menyebut saya sebagai antek Syiah, kapasistas ilmu 3 liter, pencari sensasi,
Ikhwan HT, sesat, dan kata-kata yang tak pantas diungkapkan pengklaim Manhaj
Salaf.
Saya hanya sekedar mengingatkan, fadzakkir fainnadz
dzikraa tanfa'ul mu'minin. Di depan Tuan, bahaya Zionis-Salibis-Syiah
terbentang. Saya yakin Tuan orang hebat, tajam pemikiran. Hanya sebagai orang
kecil, saya sedikit menanyakan yang tak perlu jawaban:
1. Mengapa Saudi Arabia dan Majlis Kerjasama Teluk
membiarkan Syiah Hautsi menguasai Yaman di awal kemunculannya?
2. Mengapa Saudi Arabia dan Majlis Kerjasama Teluk
juga dulu yang mengobati dan melakuan 8 kali operasi terhadap Presiden Abdullah
Shalih, yang kini dijuluki diktator?
3. Mengapa Saudi mendukung revolusi terjadi di Syiria,
tapi mengapa menolak revolusi di Mesir lantas menjadi donatur kudeta di Mesir?
Saat itu Saudi pecah kongsi dengan Qatar dan Turki?
4. Mengapa Saudi Arabia menyerukan untuk
mempertahankan penguasa legitimate di Yaman, tapi mengingkari penguasa terpilih
legitimate di Mesir?
Tuan. Saya hanya mempertanyakan standar ganda yang
Tuan lakukan? Percayalah, saya bukan Hizbut Tahrir, bukan Ikhwanul Muslimin,
bukan Jamaah Muslimin, bukan Jamaah Tabligh, bukan pula Salafy. Saya hanyalah
manusia penuh dosa, yang memiliki ghirah agar Saudi Arabia di bawah kendali
Tuan menjadi panutan dunia Islam.
Sebagai muslim, wajar bukan bila saya berharap:
1. Tuan King Salman, selesaikan kasus As-Sisi di
Mesir. Hentikan bantuan ekonomi dan militer. Batalkan semua proyek. Tuan Salman
sudah paham, bahwa As-Sisi yang dibantu naik tahta ternyata kini balik arah,
tidak mendukung Tuan dalam perang Ashifatul Hazm di Yaman. As-Sisi dulu
mengatakan, "Teluk dan Saudi, bisa kami jaga sedekat dua sisi rel kereta
api." Tapi saat Tuan menggempur Yaman. As-Sisi menegaskan, "Militer
Mesir hanya untuk Mesir."
2. Tuan King Salman, Tuan pun paham bahwa legiun
Ikhwanul Muslimin adalah prajurit yang paling siap menghadapi Syiah dan Yahudi
Israel. Saya hanya khawatir, bila suatu hari AS berbalik menghancurkan dinasti
Al Saud lalu mendukung Iran sesuai kepentingan Israel Raya, Tuan akan menyesali
atas sikap standar ganda.
3. Tuan King Salman, semua paham bahwa kekuatan
militer Iran adalah yang ketiga setelah Turki-Israel. Iran memiliki traktat
militer dengan Russia dan China. Malah, Iran sudah menjajah 3 pulau milik
Emirates Arab, tanpa pernah mampu disentuh dengan satu kalimat pun. Tuan King
Salman pun paham, dua pulau milik Saudi Arabia sejak 1973 dijajah oleh Israel.
Maka memperbaiki hubungan dengan rakyat Timur Tengah, harus menjadi inti
perjuangan Tuan King Salman.
Saya sangat yakin, perang di negara-negara Arab hanya
merugikan bangsa Arab dan umat Islam sendiri. Dialog, musyawarah, dan rekonsliasi
jalan terbaik. Sebab saya ingat, perang Teluk I dan II pun ternyata tak lepas
dari "rayuan maut" AS. Saddam dulu bertempur melawan Iran 8 tahun
lamanya. Tapi dirayu Dubes AS untuk menganeksasi Kuwait. Saudi dulu mendukung
Saddam Hussein. Lalu menyerbu dan menghancurkan Irak. Kini Irak pun di tangan
Syiah.
Oleh karena itu. Jika pun Syiah Houtsi itu
pemberontak, bukankah pasukan As-Sha'iqah yang bisa menculik para pemimpinnya
untuk menjadi tawanan agar Syiah Houtsi menghentikan pemberontakan? Atau, Tuan
King Salman bisa menekan AS, agar menghentikan operasi-operasi intelejen yang
membuat suasana Timur Tengah meruncing. Saya yakin Tuan King Salman memiliki
kapasitas demikian.
Ini
sekedar surat harapan. Kami yang hanya berada di depan komputer, acap mudah
tersulut emosional. Malah di antara kami mudah sekali mengeluarkan kata-kata
kafir, hanya karena ketidaksamaan sudut pandang. Semoga Tuan King Salman selalu
diberkahi Allah Ta'ala.
04
April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar