LANJUTAN
KULIAH TAUHID ONLINE
HIDUP
BERSAMA ALLAH (BAGIAN 3)
Berikut ini tips untuk saya dan untuk kita semua:
1. Biasakanlah untuk memulai pagi dengan shalat
dhuha dan membaca al Qur'an. Sibuk, ya sibuk. Tapi kita harus bisa
mengendalikan diri. Kesibukan ga ada habisnya. Sedari malam pun kita jejak,
lalu kita masih korbankan pagi kita, dunia tidak akan pernah cukup buat kita.
Kita boleh bilang bahwa keluarlah dari rumah sepagi mungkin. Namun saya akan
menambahkan, tapi sempatkanlah diri kita untuk bisa shalat dhuha dan baca al
Qur'an, barang seayat dua ayat.
2. Waktunya shalat nanti, shalatlah.
Tinggalkanlah semua urusan jual beli, urusan perniagaan, urusan pekerjaan,
urusan dunia. Tinggalkan itu semua untuk segera shalat menghadap Allah. Dunia
diurus ga ada habisnya. Shalat 5 waktu, harus lebih penting buat kita daripada
yang lain. Inilah tauhid. Jangan bangga menjadi yang terdepan, tapi di urusan
shalat menjadi yang paling belakang. Kalo bisa, kalau sedang dianugerahi usaha,
pekerjaan, anak buah, perusahaan, atau karunia-karunia lain, jadilah motor
penggerak bagi sekeliling untuk sama-sama shalat menghadap Allah. Yakinkah
semuanya bahwa Allah itu lebih penting dari semua urusan dunia. Shalatlah tepat
waktu. Bila shalat tidak tepat waktu, terlalu jauh kita memutar kemudi untuk
kembali di tracknya. Contoh, kita sering ketinggalan shalat ashar di jam 5
sore. Berarti kan 2 jam telatnya? Katakanlah 5 shalat waktu dikali telat 2 jam,
maka dalam sehari, kita telat 10 jam. Ibarat orang yang adu lari, maka kita
akan kalah 10 jam. Dalam satu bulan, 300 jam. 300 jam itu lebih kurangnya 12-13
hari. Bisa dibayangkan betapa kalahnya kita mengejar dunia bila kita sering
telat shalat dalam 12 bulan. Itu berarti ketinggalan kurang lebih 150 harian
ngitung gampangnya. 150 harian itu sama dengan ketinggalan 4 bulanan. Lebih
bahaya kalau kita sering telat shalat sejak akil baligh. Katakanlah umur kita
saat ini 30 tahun, dan akil baligh dihitung dari umur 10 tahun, berarti kita
akan kalah 40 bulan. 40 bulan itu 4 tahunan. Wajar saja kita mundur di dunia
ini, sebab langkah kita, telat 4 tahunan. Belom lagi kalo dihitung meninggalkan
shalat, meninggalkan puasa, meninggalkan berhaji hanya gara-gara tidak siap,
atau ditambah lagi dengan dosa-dosa dan maksiat, wuah, barangkali konversiannya
bisa 10-20 tahunan. Bayangkan, harusnya, kita susah tuh selama itu. Tapi karena
Rahman Rahim Allah lah, kita masih bisa tertawa, masih bisa tersenyum, masih
bisa makan minum enak. Subhaanallaah, Maha Pengasih benar Allah, dan Maha
Pemaaf.
3. Bikin doyan diri dengan shalat sunnah
qabliyah ba'diyah. Jangan mudah meninggalkan qabliyah ba'diyah. Kebanyakan atau
keseringan meninggalkan qabliyah ba'diyah, akan menyebabkan kita menjadi
orang-orang yang jauh rizki dan tidak bertambah rizki. Rizki kita mau
bertambah, tapi shalat tiada mau bertambah.
4. Menjelang tidur, berwudhulah, perbanyak zikir
dan istighfar kepada Allah. Ingat-ingat dosa. Ibarat jalan, kita balik lagi
kembali ke Allah dan mengembalikan semua urusan kepada Allah. Doa menjelang
tidur kan begitu. Di antaranya Innii ufawwidhu amrii ilallaah; aku menyerahkan
sepenuh-penuhnya segala urusan kepada Allah.
5. Jangan lupa. Niatkan bangun malam,
sebagaimana kita mengincar waktu sahur takuttakut kita kepayahan di siang
harinya ketika kita berpuasa. Kita bangun malahlah, dengan satu kecemasan di
hati dan pikiran kita bahwa kalau kita tidak bangun malam, maka hidup kita akan
payah di siang harinya ketika kita bekerja dan berusaha. Dan di saat bangun
malam inilah sesungguhnya titik 0 hidup kita dimulai. Bila langkah dalam hidup
ini dimulai dari shalat shubuh jam 05.30, maka itu berarti kemunduran buat
kita. Melenceng malah. Bedanya berapa jam tuh? Lihat penjelasan perihal
hitung-hitungan kalau shalat kita telat, udah 4 tahunan. Kalau perjalanan kita
dihitung dari jam 3 dinihari waktu tahajjud bagaimana? Maka ia menyumbang
perjalanan kemunduran kita lebih kurang sebanyak 2 jam setengah dikali 30 hari
dalam sebulan, dikali 12 bulan dalam setahun, dan dikali berapa umur akil
baligh kita. Masya Allah, panjang bener garis hidup kita melencengnya! Ini
belom dihitung bulak beloknya kita ketika kita hidup. Adakalanya kita menuruti
hawa nafsu, adakalanya kita mengikuti syetan. Tambah panjang tuh. Saya sering
mengilustrasikan begini. Ada seorang manajer yang hidupnya udah lempeng. Tapi
kemudian dia tergoda memperkaya diri. Akhirnya, jabatan manajer yang 10 tahunan
ia kejar, harus hilang. Kalau kemudian ia harus meniti karir lagi untuk sampai
ke jenjangnya, berapa lama lagi? Ukuran normalnya ya 10 tahunan lagi. Dan biasanya
perjalanan kedua akan lebih berat lagi, utamanya kalau tetap Allah tidak ridha.
6. Kejar ketertinggalan dengan amal saleh. Cari
jalan-jalan yang bisa kita kemudian tercatat sebagai orang-orang yang beramal
saleh, berbuat kebaikan. Jadilah bahagian dari orangorang yang ikut ngumpul
bersama orang-orang yang senangnya beramal saleh. Kalau perlu, jadilah kepala
lokomotif yang membawa gerbong kebaikan. Agar kekejar itu ketertinggalan selama
hidup kita haluannya ga bener.
Ok, sampe
ketemu lagi di esai berikutnya. Insya Allah kita akan belajar sedikit
"meninggalkan dunia", tapi tetap mendapatkannya. Bingung kan? Ya,
besok saja jawabannya. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar