Hidup Bersama Allah
Luangkan
waktu bersama Allah. Semakin banyak waktu yang diluangkan bersama Allah,
semakin bagus kualitas hidup kita. Apalagi bila kita mau menambah kualitas
kedekatan itu dengan ilmu dan amal salih.
Alhamdulillah,
Allah hadirkan bulan puasa dari 12 bulan yang Allah berikan. Di bulan puasa
ini, boleh dibilang manusia terkoneksi terus sama Allah. Ketika dia puasa saja,
paling tidak seseorang "nyambung" mulai dari sahur, sampe mau tidur.
Gerakan batinnya, gerakan niatnya, gerakan fisiknya, terjaga dengan apa yang
disebut puasa. Ketika kita tidur pun, pikiran kita setidak-tidaknya berpikir
untuk jangan sampai tidak bangun sahur. Itu sebabnya kita kemudian bisa bangun
sahur. Sebab kondisi kita "siap bangun". Di bulan puasa, kita ingat
mengaji. Di bulan puasa, shalat sunnah sayang terlewati. Di bulan puasa, baca
al Qur'an disempet-sempetin. Di bulan puasa, para lelaki ngebela-belain shalat
berjamaah. Para ibu,para istri, menyiapkan makana berbuka dan sahur. Sedekah
juga bertebaran di bulan ini. Subhaanallaah, sungguh bulannya amal salih.
(Perkara seseorang kemudian mengisi puasanya atau tidak, itu perkara lain.
Dengan berpuasa saja, lalu tetap mengambil amalanamalan yang wajibnya saja,
sebenernya itu sudah cukup mengantarkan seseorang menjadi terhubung sama Allah.
Tentu saja, semakin banyak kita dalam beramal, akan semakin baik score-nya.
Semakin bagus kita mengisi, semakin baik nilainya).
Andai
seperti ini hidup kita di bulan-bulan berikutnya, masya Allah, alangkah
bagusnya. Hidup bersama Allah. Rizki insya Allah kebuka.
Saya semalam
menangis. Di 2 lokasi Pesantren Daarul Qur'an; di Kampung Bulak Santri dan di
Kampung Ketapang (dua-duanya berjarak dekat, tidak berjauhan), berlangsung
tarawih 1 juz 1 malam. Sebab saya menangis, ada beberapa hal. Di antaranya
barangkali saya terlalu bahagia. Ga kebayang dalam hidup saya, bahwa saya dan
kawan-kawan diamanahi berkah yang luar biasa; memimpin dan mengelola pesantren
hafalan al Qur'an. Dan memasuki puasa, setiap malam berlangsung tarawih 1 juzan
yang memang sudah lama saya idamidamkan. Suara imam-imam saban malamnya, suara
anak-anak santri, segala rupa amalan warga pesantren, masya Allah, sungguh ini
membahagiakan sekali. Ditambah lagi saya yang alhamdulillah bulan ini banyak
mengurangi jadual untuk berkonsentrasi di tengah-tengah para santri dan
asaatidz. Wuah, ada kedamaian sendiri. Ada di tengah anak-anak dan para
asaatidz pondok yang hatinya, pikirannya, gerakannya, adalah menuju Allah.
Saya
betul-betul mengundang kawan-kawan jamaah semua untuk mengagendakan acaraacara
keluarga, acara-acara kantor, dan pengajiannya untuk diselenggarakan di
pesantren. Saya tidak menjanjikan apa-apa, kecuali mudah-mudahan berkah dari
amalan harian pesantren bisa dibawa ketika berada di sana dan kemudian bisa
dibawa pulang itu keberkahan. Suasana pesantren sering mendatangkan kedamaian.
Di pesantren manapun ia, termasuk di Pesantren Daarul Qur'an.
Rasanya,
kita emang perlu waktu khusus dan tempat-tempat khusus, plus lingkungan yang
khusus, yang memang bisa membawa kita untuk bisa terpengaruh untuk bisa hidup
bersama Allah.
BERSAMBUNG ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar