By: Nandang Burhanudin
*****
Pepatah Arab mengatakan, "Seorang pria
dilahirkan dua kali. Pertama, ketika ia dilahirkan ibunya. Kedua, saat ia
dianugerahkan cinta oleh wanita yang menjadi istrinya." Seakan, tanpa
cinta, seorang pria tak lebih dari seongok debu tak bermakna.
Kekuatan cinta seorang wanita tak ada yang
memungkiri. Seorang ibu misalnya, mampu mengurus 10 anak laki-laki. Namun
terkadang, 10 anak laki-laki tak mampu mengurus seorang ibu. Pantas Syaikh
Khalid Al-Bakar menegaskan, "Tak ada makhluk yang mengungguli wanita.
Sebelum baligh, wanita bisa memasukkan ayahnya ke surga. Saat dewasa, ia menyempurnakan
setengah agamanya. Saat tua, surga berada di bawah telapak kaki ibunya."
Akan tetapi, saat wanita tak lagi memiliki ketulusan
cinta. Seorang pria harus waspada. Demikian perkataan seorang ahli hikmah, saat
ditanya tentang wanita. Ia menjawab, "Hati wanita itu bersih. Akalnya
walau memiliki kekurangan, tapi cerdas. Oleh karena itu, bila wanita
menempatkan dirimu di hatinya. Ia akan mengangkat dirimu jauh tinggi ke langit.
Jika ia meletakkan dirimu di akalnya, jangan harap engkau dapat meraih tempat seujung
sore."
Cinta wanita menjadi isnpirator bagi pria. Cobalah
wanita bermuram durja. Pagi hari selaksa neraka. Siang hari dipenuhi siksa.
Sore hari pedih dirasa. Malam hari disayat siluman karma. Cobalah wanita
berwajah ceria. Hari-hari tak ubahnya surga. Mencari nafkah penuh semangat
kerja. Pulang malam seakan disamput sang primadona.
Agungnya wanita bukan dari parasnya yang molek atau
lekuk tubuhnya yang aduhai. Wanita yang mengandalkan paras, tak akan ada yang
mampu ia gerakkan, selain perasaan syahwat belaka. Tapi wanita mengagungkan
diri dengan sikapnya nan lembut, penyayang, dan cinta penuh harmoni. Saat itu,
akan terlahir pria-pria agung. Berbahagialah pria yang memiliki wanita-wanita
smart, penyayang, harmonis, visioner, plus cantik, berparas ayu, molek, dan
shalihah. Saat itu, mahkota cinta sang pria dapatkan penuh kebanggaan.
20
April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar