Ust.
Anis Matta, Lc
PKS
di masa yang akan datang tidak bisa mengendalikan kehidupan ini
semuanya
kalau hanya berkuasa di Negara tetapi tidak menguasai
pasar.
Tidak mungkin. Sekarang ini kita akan
menemukan secara
individu,
banyak individu yang lebih kaya dari Negara. Oleh karena itu
gabungan
dari beberapa individu justru dapat dengan
mudah
mengintervensi
Negara dan memiskinkan Negara. Kalau kita hanya
masuk
ke dewan, padahal dewan itu hanyalah
bagian kecil dalam
panggung
Negara, masih ada eksekutif masih ada yudikatif. Kita hanya
punya
sedikit di dewan itu, dan di dewan itu masih sedikit pula. Kita
lihat
daerah kekuasaan kita, dakwah ini ke depan hanya bisa menekan,
menguasai,
mengendalikan situasi kalau kita punya
orang yang
terdistribusi
secara merata, memimpin Negara, memimpin civil
society,
dan memimpin pasar. Baru kita akan digjaya sebagai sebuah
gerakan
dakwah.
Ketiga,
bagaimana kita memulai membangun kehidupan financial kita.
Pertama,
perbaiki ide kita tentang uang. Ide
itu adalah wilayah
kemungkinan,
“space of possibility”. Semua yang menjadi mungkin
dalam
ide kita pasti akan menjadi mungkin
dalam realita. Ide itu
adalah
tempat penciptaan pertama sedangkan realitas
itu adalah
tempat
penciptaan kedua. Jadi tidak ada realitas yang terjadi dalam
kehidupan
ini tanpa sebelumnya tercipta pertama kali dalam ide-ide
kita.
Sebelum pesawat terbang itu di ciptakan
yang pertama kali
dahulu
adalah ide bagaimana manusia dapat terbang seperti burung.
Jadi
begitu sesuatu jadi mungkin dalam ide kita,
ia bisa menjadi
mungkin
dalam kenyataan.
Sekarang
perbaikilah ide-ide kita tentang uang.
Belajarlah utuk
mempunyai
mimpi besar tentang uang. Belajarlah untuk
membuat
daftar
rencana, Insya Allah ketika saya meninggal
nanti saya
mewariskan
sekian banyak uang. Buatlah step ide ini luas. Karena
kalau
space of possibility kita ini luas maka space of reality kita jadi
luas.
Kalau kita lihat mobil, belajarlah mempunyai selera yang bagus.
Supaya
ide- ide ini tumbuh dengan baik kita
perlu dari sekarang membaca sebuah buku tentang uang. Bacalah buku
diantaranya The Millionaire Mind, ada dua buku yang ditulis oleh penulis yang
sama karena ini adalah risetnya. Selanjutnya The Millionare Dead. Ini adalah penelitian
yang dilakukan terhadap cara berpikir orang- orang kaya
yang
ada di Amerika. Kemudian buku One
Minute Millionaire
(Bagaimana
menjadi Milliuner dalam 1 menit) dan
ini juga punya
website,
kita bisa masuk websitenya, mereka punya psikotest kalau
kita
ingin mengetahui apakah kita punya talenta jadi orang kaya atau
tidak.
Alamat websitenya www.oneminutemillionaire.com.
Buku
yang ketiga adalah semua buku Robert T. Kiyosaki. Yang ke-4 ini
buku
lama tapi termasuk buku- buku awal yang dibaca orang tentang
uang
yaitu buku yang ditulis oleh Napoleon Hill, Think and Grow Rich,
Berfikir
dan menjadi Kaya. Buku terakhir ini adalah buku yang sangat
lama
karena diterbitkan pada tahun 80-an dan ditulis tahun 70-an, tapi
menurut
saya, saya rasa masih relevan untuk dibaca. Ini buku- buku
dasar
semuanya bagi pemula. Dan saya rasa
penting juga untuk
mendapatkan
landasan syar’i yang bagus tentang hal ini apabila kita
baca
juga buku yang ditulis oleh syeikh Yusuf Qordlowi tentang nilai-
nilai
moral dalam ekonomi Islam.
Perbaiki
dahulu ide kita tentang uang, perbaiki tsaqafah tentang uang dan
mulailah mempunyai mimpi besar untuk menjadi
orang kaya, supaya kita Insya Allah naik
derajatnya dari amil zakat menjadi muzakki.
Supaya kita datang kepada orang jangan lagi bawa proposal, itu yang benar.
Sering-seringlah ke tempat-tempat mewah, jalan-jalan saja untuk memperbaiki
selera.
Saya
punya 1 halaqah yang terdiri dari
anak- anak LIPIA. Mereka
datangnya
dari kampung, dari pesantren semuanya. Saya tahu mereka
membawa
background, di backmind-nya itu ada
psikologi orang
kampung
yang tidak pernah bermimpi menjadi orang kaya. Saya Tanya
kamu
nanti setelah selesai dari LIPIA mau kemana? Mereka bilang
Insya
Allah kita mau pulang ke kampung mengajar ma’had, mengajar
bahasa
Arab. Suatu hari saya ajak mereka, hari ini tidak liqa’, tetapi
saya
tunggu kalian di Hotel Mulia. Saya ada di suatu tempat dan
mereka
tidak melihat saya. Saya suruh mereka berdiri di lobby. Mereka
datang
pakai ransel karena mahasiswa datang pakai ransel, diperiksa
lama
oleh security, karena penampilannya sebagai
orang miskin
dicurigai
membawa bom. Saya lihat dari atas. Itu masalah strata, kalau
antum
datang pakai jas dan dasi tidak ada yang periksa antum di situ,
karena
yang datang pakai ransel tampang kumuh. Kemudian mereka
bertanya
dimana antum ustadz, saya bilang antum tunggu saja disitu.
Saya
dekat mereka tapi mereka tidak bisa
melihat, saya hanya
memperhatikan
apa yang mereka lakukan. Kira- kira 2 jam mereka
saya
suruh di situ, mondar-mandir di lobby. Minggu depan saya Tanya
apa
yang antum lihat disana. Orang lalu lalang, jawab mereka. Saya
Tanya,
pertama, apakah ada satu orang yang lalu lalang yang antum lihat yang mukanya
jelek, dia bilang tidak ada. Semuanya ganteng semuanya cantik-cantik. Jadi ada
korelasi antara wajah dan kekayaan. Makin kaya seseorang makin baik wajahnya.
Kedua, ada tidak yang memakai pakaian yang tidak rapi kecuali antum. Dia bilang
tidak ada, semuanya rapi. Jadi dengan latihan seperti ini pikirannya
sedikit mulai terbuka. Karena ia membawa
bibit dalam pikirannya untuk menjadi orang miskin. Sekarang
Alhamdulillah, mereka bertiga sekarang ini sedang kuliah di UI ambil S2 Ekonomi
Islam.
Ikhwah
sekalian
Jadi
kita perbaiki insting kita. Pertama kali kita perbaiki tsaqafah kita.
Jadi
hadirkan buku-buku itu ke dalam rumah dan mulai dari sekarang
anak-anak
kita juga mulai di ajari tentang uang. Ikutilah kursus-kursus
tentang
entrepreneurship supaya kita dapat memperbaiki dulu citra
kita
tentang uang. Kedua, menyiapkan diri untuk
menjadi kaya.
Orang-
orang kaya yang bijak itu mempunyai nasehat yang bagus,
mereka
mengatakan “sebelum anda menjadi kaya latihanlah terlebih
dahulu
menjadi kaya”. Hiduplah dengan hidup gaya orang kaya. Orang
kaya
itu optimis. Bagi orang kaya biasanya tidak ada yang susah. Bagi
mereka
semuanya mungkin, karena itu mereka selalu optimis. Jadi
yang
harus dihilangkan dari kita adalah pesimis. Saya punya seorang
teman
sekarang jadi kaya, dia datang ke Jakarta hanya sebagai pelatih
karate
dan tidak ada duitnya, tapi supaya tidak ketahuan oleh istrinya
bahwa
dia tidak punya pekerjaan, setiap habis sholat subuh dia pergi
lari
untuk olahraga, setelah itu dia memakai pakaian rapi lalu keluar
rumah.
Dia juga tidak tahu mau kemana yang penting keluar rumah.
Istrinya
tidak tahu kalau dia tidak punya pekerjaan. Nanti di jalan baru
ditentukan
siapa yang dia temui hari ini.
Langkah
pertama perbaiki dahulu sirkulasi darah kita, olahraga dulu,
supaya
wajah segar, makan yang banyak. Banyaklah
makan yang
enak,
daging. Sering- seringlah makan yang enak. Menurut Utsman bin
Affan
makanan paling enak itu adalah kambing
muda. Setiap hari
mereka
makan kambing muda. Makan yang enak,
olah raga yang
bagus
supaya wajah kita berseri. Syeikh Muhammad Al-Ghozali dalam
kitab
Jaddid Hayataka mengatakan kenapa orang-orang
Barat itu
pipinya
merah, karena sirkulasi darahnya bagus,
gizinya bagus.
Sedangkan
kita orang- orang Timur kalau ketemu itu auranya pesimis,
tidak
ada harapan. Biasakanlah kalau orang ketemu kita ada harapan
yang
terlihat, makanya kalau pilih warna baju pilihlah yang cerah-
cerah.
Ibnu Taimiyah mengatakan ada hubungan antara madzhab dan
batin
kita, pakaian apa yang kita pakai itu
mempengaruhi kondisi
kejiwaan
kita. Jangan pakai pakaian orang tua. Ada anak umur 25
tahun
pakaiannya pakaian orang tua, bagaimana nanti kalau umurnya
50
tahun pakaiannya seperti apa. Tampillah sebagai anak muda. Cukur
rambut
yang bagus, cukur kumis yang rapi janggut dirapikan. Rapi,
supaya
kita kelihatan ada optimisme. Belajarlah sedikit latihan
menatap supaya sorotan mata kita kuat, perlu sedikit latihan menatap
Misalnya
di pagi hari atau sore hari menjelang matahari terbenam,
antum
tatap matahari dan tidak berkedip matanya. Kalau bisa antum
bertahan
1 menit itu bagus. Latihan saja sendiri. Di dalam kamar ambil
lilin,
matikan lampu, antum tatap lilin dan matanya tidak berkedip dan
tidak
berarir. Nanti kalau sudah terbiasa pandangan matanya kuat. Jadi
kalau
olahraga teratur, sirkulasi udara bagus,
pikiran jadi segar,
tsaqafah
kita bertambah mulai memakai pakaian yang cerah-cerah.
Makanya
Rasulullah itu senangnya memakai baju putih. Jangan pakai
yang
gelap-gelap atau warna yang tidak
menunjukkan semangat
hidup.
Jangan juga berpenampilan seperti orang tua.
Sekadar
untuk menunjukkan kita ini kelompok orang-orang shaleh kita
pakai
baju taqwa, itu pakaian orang Cina. Pakailah baju yang segar
agar
dapat menunjukkan bahwa kita ada semangat. Walaupun anda
sudah
berumur pun tetap pakai pakaian yang
muda, jangan
berpenampilan
tua. Artinya kita harus merendahkan diri, sebab uban
tanpa
diundang dia akan datang. Jadi tidak perlu menua-nuakan diri
dengan
sekadar tampil kelihatan dewasa, tua, bijak. Tampillah sebagai
anak
muda yang gesit dan optimis. Ketiga, bergaullah dengan orang-
orang
kaya, perbanyak teman-teman antum dari kalangan tersebut. Ini
tidak
bertentangan dengan hadits yang mengatakan bahwa bab rezeki
lihatlah
kepada yang dibawah dan jangan lihat
yang ada di atas.
Antum
tidak sedang tamak ke hartanya, tetapi antum sedang belajar
kepada
mereka.
Dahulu
saya suka ceramah di kalangan orang- orang kaya. Waktu saya
ceramah
di rumahnya Abu Rizal Bakrie yang saat itu sedang berduit-
duitnya,
saya duduk dalam 1 karpet, ketika krismon pada waktu itu,
sekretarisnya
bilang pada waktu itu, tahu tidak berapa harga karpet
ini.
Saya bilang saya tidak tahu, saya pikir sajadah biasa. Dia bilang
karpet
itu harganya 100 ribu Dollar. Karpet
kecil harganya 1,6 M.
Waktu
saya selesai ceramah dikasih amplop, amplopnya tipis. Saya
bilang
sama sekretarisnya. Ini amplop kembalikan kepada dia. Bilang
sama
beliau saya cuma ingin berkawan dengan dia. Dia belajar agama
sama
saya, saya belajar dunia sama dia. Kalau saya terima ini, nanti
saya
dianggap ustadz dan dia tidak dengar kata- kata saya. Saya mau
bersahabat
dengan dia. Jangan kasih saya amplop lain kali. Supaya
kita
bergaul. Setiap kali saya datang ke kelompok yang pengusaha
kaya
itu saya selalu menolak, saya tidak terima ini saya ingin bergaul
dengan
bapak, saya ingin jadi teman. Alhamdulillah dari situ saya
banyak
teman dari kelompok orang- orang kaya, dan kalau datang,
kita
belajar. Saya bertanya sama mereka kenapa begini, bagaimana
caranya,
bertanya kita belajar. Memang di jurusan saya dia belajar dari
saya
kalau ada yang perlu dido’akan panggil saya, bisa. Tapi kan saya
tidak
punya ilmu bikin duit sebelumnya, saya perlu belajar dari orang yang ahli. Jadi
dalam bab itu saya murid, dalam bab saya dia murid.
Jangan
karena kita sering ceramah, terus semua orang kita anggap
murid
dalam segala aspek. Saya bergaul dengan orang-orang kaya dan
saya
belajar dengan mereka. Saya belajar bagaimana caranya bikin
duit,
bagaimana caranya bikin perusahaan sama-sama dan saya tidak
malu.
Bergaul dengan mereka itu dari sekarang. Jangan tamak pada
hartanya
tetapi ambil ilmunya. Jangan minder bergaul dengan orang
kaya
seperti itu.
Awal
lahirnya reformasi, setelah kalah dalam pemilu 1999, kita Poros
Tengah
kumpul di rumahnya Fuad Bawazir. Semua orang diam, ada
Amin
Rais, Yusril, semuanya diam karena malu. Karenanya kita semua
kalah,
tadinya sombong semua. Pak Amin Rais mengatakan sebelum
Pemilu
“Nanti Golkar kita lipat-lipat, kita tekuk-tekuk, kita kuburkan di
masa
lalu”. Tidak tahunya Golkar masih di nomor 2. Partainya Pak
Amin
rendah perolehan suaranya. Suara umat Islam
rendah. Jadi
berkumpullah
orang- orang kalah ini semua dalam 2 hari. Waktu itu
Pak
Amin sedang dikejar-kejar terus oleh Dubes
Amerika untuk
membuat
pernyataan bahwa pemenang pemilu legislatif yang paling
layak
jadi Presiden, tapi Pak Amin menghindar. Jadi saya datang ke
rumah
Pak Fuad Bawazier. Saya bilang Pak Fuad, saya ini bukan orang
politik,
saya ini ustadz. Yang saya pelajari dalam syariat kita ini kalau
kita
sedang kalah seperti ini jalan keluarnya adalah i’tikaf, kita belajar
banyak
istighfar, tilawah dan seterusnya. Jauhi
dulu wartawan,
mungkin
dosa-dosa kita banyak sehingga kita kalah. Dia bilang bener
juga
ya. Cuma kalau kita i’tikaf di
Indonesia tetap saja diketahui
wartawan.
Kalau begitu kita umrah. Antum ikut ya dari PKS umrah. 4
orang
dari PAN, dari PKS sekitar 3 orang. 4 orang ini naik bisnis first
class,
sedang kita dikasih ekonomi. Yang beli tiket dia soalnya. Mau
diprotes
bagaimana. Kita cuma dihargai begini, terima apa adanya
dahulu.
Tapi waktu itu dengan lugu datang menghadap Pak Fuad. Saya
bilang
Pak Fuad berapa harga tiket first class. Dia bilang pokoknya 2
kali
lipat harga ekonomi. Jadi kalau tiket ekonomi pada waktu itu 1000
Dollar
harga first class itu sekitar 2000 Dollar. Kenapa kita tidak sama-
sama
saja di kelas ekonomi, dan selisihnya kita infaqkan untuk orang
miskin.
Ini kan masyarakat kita lagi susah. Dia ketawa dia bilang ya
akhi,
nanti ana infaq lagi insya Allah untuk orang faqir, tapi ana tolong
dong
di first class tidak mungkin ana turun di kelas bawah.
Kita
tidak tahu apa nilai yang berkembang
pada orang kaya, kenyamanan itu adalah nilai pada mereka. Mereka
menghemat energi, tenaga. Dan, angka besar pada kita itu angka kecil bagi
mereka. Uang 1 Milyar 2 Milyar itu uang jajan. Kalau kita, belum tentu punya
tabungan sampai mati seperti itu. Itu masalah cita rasa. Cita rasa pada orang
kaya itu berbeda. Ini yang kita pelajari, yang dianggap besar oleh mereka
adalah ini. Dengan begitu kita menjiplak sedikit emosinya. Karena dalam
pergaulan itu, kalau kita bergaul dengan seseorang itu, kalau bukan api dia
parfum. Kalau dia parfum dia menyebarkan wangi,
kalau
dia api menyebarkan panas. Orang jahat itu api, kalau antum
dekat-dekat
akan menyebarkan panas. Orang baik itu parfum, kalau
antum
dekat-dekat setidak-tidaknya bau badan kita
tertutupi oleh
parfum
tersebut. Jadi ikut-ikut karena kita perbaiki selera. Jadi kalau
antum
punya waktu kosong jalan-jalanlah ke mall, lihat-lihat orang
kaya
tidak usah belanja, lihat-lihat saja dulu,
memperbaiki selera.
Datanglah
ke showroom mobil, datang ke pameran mobil. Lihat-lihat,
pegang-pegang.
Rajinlah berdo’a. Bergaullah dengan orang kaya.
Selain
itu, rajinlah berinfaq walaupun kita
miskin. Gunanya apa?
Supaya
antum tetap menganggap uang itu kecil dan supaya tidak ada
angka
besar dalam fikiran kita. Misalnya kita punya 10 juta, infaqkan.
Supaya
antum meneguhkan, mesti ada yang lebih besar dari ini. Jadi
angka
itu terus bertambah di
kepala kita, walaupun dalam
kenyataannya
belum. Tetapi dengan berinfaq seperti itu,
kita
memperbaiki
cita rasa kita tentang angka. Bukan sekedar dapat pahala
tetapi
efek tarbawi-nya bagi kita akan bertambah terus.
Kita
belum pernah merasakan bagaimana menginfaqkan mobil, sekali
waktu
kita berusaha untuk menginfaqkan mobil. Begitu antum punya
uang
sedikit terus berinfaq, terus seperti itu kita latih sampai menjaga
jarak.
Kita membuat sirkulasi jadi bagus. Kelima
adalah mulailah
melakukan
bisnis real. Terjun ke dalam bisnis secara langsung. Karena
Rasulullah
SAW mengatakan 9 per 10 rezeki itu ada
dalam hal
perdagangan.
Saya juga ingin menasehati ikhwah-ikhwah yang sudah jadi anggota DPR dan DPRD,
jangan mengandalkan mata pencaharian dari gaji DPR dan DPRD. Itu bahaya. Sebab
belum tentu kader-kader di Riau ini nanti masih
menginginkan Pak Khairul untuk periode selanjutnya.
Belum tentu juga juga jama’ah menunjuk kita lagi sebagai anggota dewan, padahal
gaya hidup sudah berubah. Anak-anak kita kalau kenalan dengan orang, bapak saya
anggota dewan padahal itu hanya sirkulasi. Jadi setiap kali kita mendapatkan
pendapatan dari gaji karena pekerjaan seperti ini,
kita harus hati-hati itu bahaya. Jadi pendapatan
paling bagus itu tetap dari bisnis. Oleh karena itu, mulai sekarang itu
belajarlah terjun ke dunia bisnis.
Jatuh
bangun waktu bisnis tidak ada masalah, terus saja belajar. Tidak
ada
juga orang langsung jadi kaya. Yang antum perlu terus berbisnis.
Begitu
juga dengan para ustadz, teruslah bisnis. Begitu juga dengan
seluruh
pengurus DPW-DPD dan seterusnya. Teruslah
berbisnis.
Lakukan
bisnis sendiri sekecil-kecilnya. Tidak boleh
tidak. Itulah
sumber
rezeki yang sebenarnya. Kalau antum mau kaya sumbernya
adalah
dagang. Rezeki itu datangnya dari 20 pintu, 19 pintu datangnya
dari
pedagang dan hanya 1 pintu untuk yang
bekerja dengan keterampilan tangannya, yaitu professional. Misalnya
akuntan itukan professional, pekerja pintar, tapi kalau sumber rezekinya satu
makanya uangnya terbatas. DPR juga begitu sumbernya satu, yakni gaji bulanan
itu hanya 5 tahun. Itu pun kalau tidak di PAW sebelumnya. Jadi kalau saya
ketemu dengan ikhwah dari dewan, hati-hati
jangan sampai mengandalkan mata pencaharian dari situ.
Selain
itu potongan dari DPP, DPW, DPD juga besar. Untuk ma’isyah
sendiri
kita harus cari sumber lain. Waktu kita terjun ke bisnis, kita
pasti
gagal. Gagal pertama, gagal kedua, gagal ketiga, gagal keempat
tapi
teruslah jangan pernah putus asa. Saya punya partner bisnis. Dia
mulai
bisnis umur 16 tahun, semua jenis pekerjaan sudah dia lakukan.
Pada
suatu waktu dia mempunyai 38 perusahaan
tapi dari 38
perusahaan
ini hanya 6 yang menghasilkan uang. Kita lihat berapa
ruginya.
Jadi seringkali kita salah pandang terhadap orang kaya. Kita
pikir
tangan dingin semua yang disentuh jadi uang. Ternyata tidak
juga.
Jadi hal-hal seperti itu harus kita hadapi secara wajar jangan
shock
kalau rugi. Jangan berfikir dengan berdagang antum akan cepat
kaya,
yang menentukan antum cepat berhasil dalam dagang itu
adalah
secepat apa antum belajar. Cara belajar itu ada dua: baca
buku
atau sekolah atau bergaul dengan orang- orang sukses, nanti
kalau
sudah baca buku sudah bergaul dengan orang sukses masih
gagal
juga. Teruslah berdagang, teruslah bergaul, teruslah seperti itu
karena
setiap orang tidak tahu kapan saatnya dia ketemu dengan
momentum
lompatannya.
TAMAT
May
31, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar