By: Nandang Burhanudin
Diyakini masuk dalam
skenario yang sama, Indonesia dan Mesir dua negara strategis benar-benar
menjadi target kolonialisme internasional. Mesir dengan Al-Azhar, SDM, dan
kebesaran sejarahnya. Indonesia dengan SDM, SDA, dan kekayaan alamnya yang
berlimpah. Terancam oleh satu kepentingan: menghancurkan kedua negara dari luar
dan dalam.
Paling tidak, ada 6
ancaman yang kini mengharubiru kedua negara:
Pertama: Proyek
Tasyayyu' (Proyek Syi'ahisasi).
Proyek Syi'ahisasi
kini sangat marak saat junta kudeta berkuasa di Mesir, dan saat Jokowi menang
pemilu tipis. Syi'ahisasi semakin merajalela. Terbukti, As-Sisi di Mesir
diam-diam membangun koalisi strategis dengan Israel-Iran-Mesir, demi menghadapi
koalisi strategis Turki-Saudi Arabia-Pakistan.
Sedangkan Indonesia,
Alwi Syihab dan pejabat-pejabat Depag, sangat intens membangun kekuatan Syiah
di Indonesia. Maka wajar bila dedengkot agama Syiah, semacam Jalaludin Rahmat
dan istrinya, semakin berani dan terang-terangan karena yakin dibackup dalam
segala sisi.
Kedua: Proyek Tanshir
(Proyek Kristenisasi).
Jelas sekali, kudeta
di Mesir didukung 2000 % oleh pihak Gereja Koptik dengan pemimpinnya Theodorus
II. Ia menegaskan, "Kami telah merebut kembali Mesir dari tangan penjajah
Amru bin Ash. Mesir akan kembali menjadi negeri Kristen." Gerakan
Kristenisasi di MEsir semakin gencar, dilakukan terang-terangan dengan dana tak
terbatas.
Sama halnya di
Indonesia. Proyek-proyek perumahan baru, diyakin menjadi pusat penyebaran
Kristenisasi. Gereja megah dan besar dibangun. Pihak pengembang mengutamakan
pembeli utama adalah orang Kristen atau agama lain selain Islam. Maka di
kota-kota besar Indonesia, gereja-gereja tak bisa dibendung pendiriannya.
Ketiga: Proyek Ilhad
(Proyek pemurtadan).
Target besarnya, jika
tidak menjadi Syiah atau Kristen, umat Islam diarahkan menjadi sosok-sosok yang
KTP-nya Islam, akan tetapi percaya seperti kepercayaan terhadap hal-hal mistis,
takhayul, bid'ah, khurafat. Mereka dimurtadkan secara perlahan, yang penting
jauh dari Islam.
Keempat: Proyek
pelelangan asset-asset Negara.
Mesir kini telah
kehilangan 3 asset utama. Asset cadangan gas yang bermilyar-milyar kubik, yang
kini "diserahkan" ke Israel dan Yunani Cyprus. Kemudian pengelolaan
Terusan Suez yang berpotensi menjadi devisa negara kurang lebih 100 milyar
dollar pertahun. Hal selanjutnya adalah proyek bendungan Rennaisance di
Ethiopia, dimana Mesir diprediksi akan mengalami kekeringan.
Indonesia pun sama.
Pelelangan asset di zaman Megawati, dilanjutkan di era Jokowi secara
terang-terangan. BNI, Pertamina, dan BUMN yang menguntungkan segera dilelang.
Sebagai langkah awal, semua BUMN dipegang oleh pendukung PDIP dan Jokowi.
Selain akan menjadi sapi perah, diprediksi akan ada proses "rugi-isasi"
untuk kemudian dijual.
Kelima: Proyek
penghancuran moralitas.
Di MEsir, narkoba
menjadi ancaman serius saat ini. Bandar-bandar narkoba yang langsung dikomando
dari Israel, menjejali anak-anak muda Mesir, kecuali yang Allah rahmati. Selain
narkoba, filem-filem porno, VCD-VCD, acara TV menjadi hidangan resmi di era
kudeta.
Sama halnya di
Indonesia. Dalam wawancara di Metro TV, seorang bandar narkoba terang-terangan
mengatakan, "Di era Jokowi, big boss narkoba sudah masuk ke jajaran
istana, setelah era sebelumnya hanya di level kejaksaan, polri,
kehakiman."
Keenam: Proyek pecah
belah dan devide et impera.
Proyek pecah belah
ini sejak lama dilakukan As-Sisi. Institusi sebesar Al-Azhar, atau kelompok
Salafy, juga kelompok HT telah diporakporandakan. Terpecah belah. Kini As-Sisi
telah mengumpulkan 6 orang mantan tokoh utama Ikhwanul Muslimin. Targetnya,
Ikhwan versi As-Sisi akan diakui dan diberi kebebasan melakukan kegiatan
apapun. Harapannya, IM Mesir pecah. Siapapun yang menolak, maka akan diancam
dengan pasal-pasal karet dan kasus-kasus rekayasa.
Di Indonesia nampak
sama. Parpol yang bersebrangan dengan Jokowi, dijerat dengan pasal karet dan
kasus-kasus rekayasa. PPP, Golkar, dipecah belah. Sibuk dengan urusan sendiri,
lalu melupakan upaya mengkritisi pemerintah. Harapan dari As-Sisi dan Jokowi
sama. Melanggengkan kekuasaan, melelang asset-asset negara tanpa hambatan, plus
tentunya menjadi Mesir dan Indonesia sebagai penyumbang terbesar bagi
kesejahteraan kaum penjajah.
Selamat anda pendukung kudeta dan pendukung Jokowi! Dukungan
anda sangat berarti bagi keberlangsungan penjajahan di negeri-negeri Islam.
05 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar