ADA dua
penyesalan yang akan dialami oleh manusia yang melupakan Allah: Penyesalan
ketika kematian datang, dan penyesalan ketika sudah berada di dalam neraka
jahannam. Dua-duanya sama saja. Sama-sama menyesal yang tidak bisa kembali
lagi.
Untuk
menambah pemahaman tentang kesadaran sia-sia, saya membacakan 2 ayat Allah
untuk diri saya, dan bagi yang ingin mendengarnya.
Ayat yang
pertama, adalah rengekan seseorang yang minta dikembalikan ke dunia, sedang
ajalnya sudah sampai. Mengapa orang tersebut minta dikembalikan ke dunia? Oh…
Rupanya, ia baru menyadari, dosanya banyak, amalnya sedikit, sedang kesadaran
ini baru muncul setelah kematian datang.
“Hingga
apabila kematian datang kepada seseorang di antara mereka, dia berkata, ya
Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia. Agar aku dapat berbuat amal saleh yang
telah aku tinggalkan.” (al Mukminûn: 99).
Ayat yang
kedua, adalah pernyataan penolakan Allah untuk mengembalikan mereka ke dunia.
“Jawab
Tuhan, sekali-kali tidak bisa! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan
saja. Sedangkan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.”
(al Mukminûn: 100).
Inilah yang
saya maksud dengan penyesalan pertama; penyesalan yang datang ketika kematian
datang
MENGGENGGAM
DUNIA
Banyak orang
modern sekarang ini khawatir akan kemewahannya, khawatir akan kekuasaannya, dan
khawatir akan kenikmatannya. Mereka khawatir tidak bisa lagi menggenggam dunia,
bila mereka kembali kepada Allah, bila beribadah dan bila menegakkan
hukum-hukum Allah.
Tapi mereka
sedikit pun tidak pernah khawatir akan menghadapi pertanyaan Malaikat Munkar
Nakir di alam kubur, dan Malaikat Hari Hisab. Mereka tidak pernah kuatir bahwa
ketika mereka dikubur, dunia yang mereka genggam tidak akan berarti sama
sekali.
Mereka yang
masih khawatir dengan dunianya, tapi tidak khawatir dengan akhiratnya, sangat
perlu diingatkan tentang akan datangnya kematian.
Diberitakan
Allah, Mereka yang hidupnya sedikit amal, akan merengek minta dikembalikan ke
dunia. agar mereka berkesempatan menambah dan menambah amal demi keselamatan
mereka. Tapi terlambat. Dan inilah kesadaran yang sia-sia. Mungkin kesadaran
ini baru muncul ketika jasad mereka sudah berada di dalam keranda.
Dan
bagaimana mereka bisa tahu? Ya karena ruh mereka ketika mati bisa melihat bahwa
jasad mereka dibawa, digotong, di dalam keranda dan kemudian dikebumikan.
Barulah penyesalan terjadi. Dan sekali lagi, inilah kesadaran yang sia-sia.
Kesadaran yang baru muncul ketika ruh sudah terpisah dari jasad.
Berfirmanlah
Allah; “Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di
antara mereka hari itu (tidak dapat manusia yang satu menolong manusia yang
lain), dan tidak ada pula mereka bisa saling bertanya.
Barangsiapa
yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang mendapat
keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri. Mereka kekal di dalam neraka
jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam
keadaan cacat.” (al Mukminûn: 101-104).
BERSAMBUNG
Sumber :
kolom Yusuf Mansur/PosKota News
Repost by:
NgajiBarengYM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar