By: Nandang Burhanudin
*****
Tadi siang saya
tukarkan rupiah ke dollar. 2.000.000 dihargai 150 US. Tahun 1996, 2 juta bisa
digunakan untuk beli tiket PP JKT-CAI dan bisa untuk biaya hidup 1 tahun di
Mesir. Saat ini, jumlah yang sama hanya untuk kebutuhan 2 bulan saja.
Anehnya. Rakyat
Indonesia menganggap wajar dan malah mengagungkan Jokowi sebagai New Hope. Lupa
jerih payah, banting tulang, kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala, hanya cukup
untuk belanja satu keranjang di mall.
Sungguh. Rakyat
Indonesia terjangkit sakit akut tanpa sadar didera sakit. Ibarat pembiusan,
Jokoi benar-benar sukses membius rakyat. Entah cairan bius made in mana. Namun
yang pasti. Alat bius dan cairannya made in Israel. Hal yang sama dilakukan
terhadap rakyat Mesir.
Bayangkan. Manusia
kritis di era Soeharto atau SBY. Kini menyembah-nyembah Jokowi. Mengharap
cipratan proyek yang dilakukan tanpa pengawasan. Tak ada lagi suara soal
penggunaan fasilitas berlebihan. Tak ada lagi isu Korupsi, Kolusi, Nepotisme.
Tak ada suara lantang soal pelanggaran HAM. Tak ada isu SARA atau penistaan
agama. Jokowi malah dipuji Jubir HTI sebagai sosok sederhana karena naik
pesawat ekonomi. Lalu sederhana itu tiada, selepas mobil Limousin yang
membelalakkan mata.
Masyarakat yang
semakin sakit dalam pembiusan, nampaknya susah disadarkan walau TOA dan fakta
kehancuran Indonesia dihadirkan di dekat telinga atau depan mata. Siap-siap
yang mengkritisi Jokowi dituduh sebagai barisan Prabowo yang sakit hati atau karena
tidak kebagian jatah menteri. Padahal semua paham. File-file manipulasi itu
nyata.
Tengoklah kasus sedot
suara oleh Timses Jokowi. Kini pudar seiring dengan isu ISIS dan terorisme.
Belum lagi penggunaan uang dari kenaikan BBM, GAS, LISTRIK. Semua raib tanpa
kabar berita efek dari isu kematian Olga.
Indonesia darurat
begal moncong putih bermata merah. Hobinya lelang asset rakyat yang
diatasnamakan milik pemerintah. Zaman Soeharto dulu ada Sri Bintang Pamungkas,
Prof. Amien Rais, Petisi 50. Kini kita tunggu peran cendekiawan dan
preman-preman relijius. Jangan sampai Jokowi lama berkuasa, lalu Indonesia
tinggal nama dan rakyatnya tambah gila
28 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar