KABAR
GEMBIRA & PERINGATAN
[In reply to
Salim A Fillah - Quotes Telegram]
@salimafillah
(on FB)
Mengenang
gambar diri di atas aliran Rhine yang membelah Cologne, saya teringat pantun
nasehat dari Buya Masoed Abidin, murid setia Pak Natsir itu:
Baririk
bendi di Indaruang
Mandaki
taruih Sitinjau Lauik
Jan baranti
tangan mandayuang
Nanti aruih
mambao hanyuik
Ya. Jangan
berhenti tangan mendayung, nanti arus membawa hanyut. Pun bagi kita yang
mewakafkan diri ini bagi dakwah, dengan gerak dakwah itulah kita kan bertahan
di tengah derasnya arus kehidupan. Inilah jalan yang imamnya, Rasulullah
Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam diseru oleh Allah:
“Hai Nabi,
sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan. Dan untuk jadi da'i yang menyeru kepada Allah dengan
izinNya dan sebagai pelita yang menerangi."
(QS Al
Ahzab: 45-46)
Di tengah
polemik ketika Gurunda Tifatul Sembiring mencuitkan hadits Rasulillah tentang
pelaku perbuatan kaum Luth yang ditanggapi beragam; saya terhenyak merenungi 2
frasa dari ayat agung ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar