POST HOC
ERGO PROPTER HOC
Oleh:
@salimafillah
Dalam telaah
tentang logika, "post hoc ergo propter hoc" adalah salah satu jenis
kesalahan berfikir yang amat perlu dibenahi. Secara harfiah istilah ini
berarti, "Sesudah itu maka karena itu."
Alih-alih
mempertimbangkan berbagai faktor yang menjadi penyebab suatu hal, sesat fikir
ini malah melihat urutan kejadian sebagai sebuah hubungan pasti sebab akibat.
Polanya adalah (B terjadi sesudah A), maka (B terjadi karena A).
Adalah Rasulullah
ﷺ dengan
sangat indah mencegah "post hoc ergo propter hoc" ini dari ummatnya
pada sebuah kejadian duka cita. Ketika itu, putra yang amat disayanginya,
penyejuk mata beliau di masa begitu padatnya dakwah dan jihad beliau, Ibrahim
yang lahir dari rahim Mariyah Al Qibthiyah wafat. Tepat beberapa saat kemudian,
terjadilah gerhana. Maka orang-orang berkata, "Gerhana ini terjadi karena
meninggalnya Ibrahim."
Maka beliau ﷺ bergegas
meluruskan. “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda
kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari atau bulan bukanlah karena
kematian seseorang atau kehidupannya. Maka jika kalian melihatnya, berdoalah
kepada Allah, bertakbirlah kepada-Nya, bershadaqahlah, dan shalatlah.” (HR Al
Bukhari & Muslim)
Demikianlah
justru bagi mukminin, semua peristiwa alam adalah penanda yang makna pertamanya
adalah menguatkan kehambaan kepada Allah. Sungguh ia harus disikapi dengan
dzikir & tafakkur, lalu kesimpulannya, "Duhai Pencipta, Pemelihara,
Pemberi Rizqi, Penguasa, & Pengatur segala urusan kami; tidaklah Engkau
ciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
api neraka."
Dari Aisyah
Radhiyallahu 'Anha, beliau berkata: “Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman
Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ lalu
mendirikan shalat bersama orang banyak. Beliau berdiri dalam shalatnya dengan
memanjangkan berdirinya, kemudian ruku’ dengan memanjangkan ruku’nya, kemudian
berdiri dengan memanjangkan berdirinya, namun tidak selama yang pertama.
Kemudian beliau ruku’ dan memanjangkan ruku’nya, namun tidak selama rukuknya
yang pertama. Kemudian beliau sujud dengan memanjangkan sujudnya, beliau
kemudian mengerjakan rakaat kedua seperti apa yang beliau kerjakan pada rakaat
yang pertama. Saat beliau selesai melaksanakan shalat, matahari telah nampak
kembali. Kemudian beliau menyampaikan khutbah kepada orang banyak. (HR Al
Bukhari & Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar