Malam itu, 22 Juni 2013, saya mengikuti acara mabit di Masjid Sunda
Kelapa, Jakarta. Temanya tentang Move ON. Salah satu pengisi materi kajian
adalah Ust Salim A. Fillah.
Beliau bercerita tentang orang-orang yang berjuang move on dari
berbagai ujian yang datang kepada mereka. Beliau bercerita tentang Nabi Yusuf
a.s. Sebelumnya, saya pernah posting berbagai ujian yang dialami oleh Nabi
Yusuf a.s
Ditengah-tengah cerita, beliau bertanya kepada jama’ah, “Siapa nama
perempuan yang menggoda Nabi Yusuf?”
“Zulaikha,” jawab jama’ah kompak.
“Dari mana tahunya bahwa nama perempuan itu Zulaikha? Allah tidak
menyebutnya dalam Qur’an.”
Reflek jama’ah menjawab, “Dari hadits.”
Hadits mendukung kisah yang ada dalam Qur’an dengan lebih detil.
“Mengapa Allah tidak menyebut nama Zulaikha dalam Qur’an?”
Semua jama’ah diam. Ust melanjutkan penjelasannya.
“Karena perempuan ini MASIH MEMILIKI RASA MALU. Apa buktinya bahwa ia
masih memiliki rasa malu? Ia menutup tirai sebelum menggoda Yusuf. Ia malu dan
tidak ingin ada orang lain yang tahu tentang perbuatannya. Dan Allah menutupi
aib orang-orang yang masih memiliki rasa malu dihatinya, dengan tidak menyebut
namanya dalam Qur’an.”
Saya tak kuasa menahan air mata saya mengingat aib dan dosa saya yang
Allah tutupi. Betapa Allah Maha Baik. Tak hanya sekali, namun berulang kali
Allah menutupnya. Hanya karena masih memiliki rasa malu, Allah tidak membuka
identitas kita.
Pernahkah ada seseorang yang nampak baik dihadapan orang lain?
Apakah semua karena begitu banyaknya kebaikan yang dilakukan orang
itu?
Atau karena Allah telah menutupi aib orang itu?
Mungkin ada yang mengganggap saya, kamu, kita adalah orang yang baik.
Jika saja mau jujur, sungguh…itu bukan karena kebaikan kita. Itu
semata karena Allah masih menutupi segala aib kita. Jika tidak, maka habislah
kita. Terpuruk, seterpuruk-terpuruknya. Malu, semalu-malunya. Hina,
sehina-hinanya. Seperti tak ada lagi tempat tersedia untuk menerima kita.
Kita harus berusaha menutupi aib orang lain sebagaimana Allah yang
Maha Baik telah menutupi aib kita selama ini.
Saya hanya mampu berdoa seperti yang dicontohkan sahabat Abu Bakar Ash
Shiddiq r.a,
“Ya Allah, jadikan diriku lebih baik dari sangkaan mereka. Janganlah
Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah aku lantaran ketidaktahuan
mereka.” _________________________
sumbrr : MA 5 Diteruskan oleh: @ichanastasia @irma_pelangi ka dina
@aliqfiya
Via:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar