| UST. SALIM A. FILLAH
Kehambaan Kita dalam Al Fatihah @salimafillah
1) Al Fatihah, kesemuanya, adalah bangunan kokoh yang menggambarkan
kehambaan. Pengabdian itu dapat berujud cinta, harap, maupun takut.
2) Maka terhimpun; “AlhamduliLlahi Rabbil ‘Alamin” adalah cinta,
“Arrahamanir Rahim” adalah harap, & “Maliki Yaumiddin” adalah takut.
3) Di antara Adab meminta; dahului dengan puja. Sebab dalam ketiganya
terkandung pujian & pemuliaan pada Allah; setelah itu, berdoalah.
4) Tapi sebelum permohonan terucap; jelaskan hubungan kita dengan Dzat
yang dipintai; sesetia apakah, setulus apakah, semesra apakah.
5) “IyyaKa na’budu”, padanya terkandung Ghayah {tujuan} dari segala
penghambaan, “Wa iyyaKa nasta’in” di situlah Wasilah {sarananya}.
6) Sebagai ikrar Tauhid, di dalamnya juga terkandung pengakuan jujur
bahwa kita takkan mampu mengibadahi Allah tanpa pertolonganNya.
7) Maka kita mengesakan Allah, menyembahNya, mengabdikan hidup &
mati; dengan mengandalkanNya, bergantung padaNya, bertawakkal atasNya.
8) Ialah juga titik pembagi antara hak Allah & hak hamba dalam
keseluruhan surat; apa yang sesudahnya adalah ijabah dariNya tuk mereka.
9) Sesudah itu kita berdoa; tak sembarang pinta; hanya memohon hal
paling berharga dalam hayat kita; hidayah tuk istiqamah di jalanNya.
10) “Shirathalladzina an’amta ‘alaihim”; maka kita tahu, hidayah
adalah nikmat setinggi-tingginya, seagung-agungnya, seindah-indahnya.
11) Dalam pendakian menjemput hidayah, penyakit-penyakit hati kita
mohon agar digugurkanNya. Maka “IyyaKa na’budu” adalah obat Riya’.
12) “IyyaKa nasta’in” ialah obat takabbur. Dan “Ihdinash shirathal
mustaqim” selain pinta jugalah pengakuan, ia obat tuk bodoh & sesat.
13) “Shirathalladzina an’amTa ‘alaihim” juga memberi kita isyarat
ketersambungan Risalah; kita muslim, & telah didahului para gemilang.
14) Orang-orang yang diberi nikmat itu ialah para Nabi, Shiddiqin,
Syuhada’, & Shalihin yang kisah mereka sepanjang Quran jadi teladan.
15) Mereka terbimbing untuk bersikap terbaik dengan imannya; dalam
sempit & lapang, susah & senang, lebih & kurang, tenang &
goncang.
16) Mereka terjaga dari 2 bahaya; murka Allah & tersesat dari jalan
ridhaNya. Yang dimurka itu sebab berilmu tanpa amal & menyalahguna.
17) Yang tersesat sebab mengikuti sangka & maksud baik tanpa mau
mengkaji & mendalami pengajaranNya. Dua ini Ifrath & Tafrith beragama.
18) Yang menyeksamai Tafsirpun tak boleh lena. Benar bahwa Al Maghdhub
‘Alaihim melanda Yahudi & gelar Adh Dhaallun mengenai Nashrani.
19) Tapi jika kita sebagai muslim diminta mengulang doa agar selamat
dari keduanya minimal 17 kali sehari; betapa rawannya kita serupa.
20) Mari tak henti hayati Ummul Kitab ini; tuk menyempurnakan
kehambaan, mengkhusyu’kan ibadah, & mencahayai hidup dengan petunjukNya.
Maka segala puji bagi Allah; yang menyelimutkan malam,
mengistirahatkan insan, menyembunyikan aib, & mengampuni kesalahan. Selamat
rehat :)
via: seizeyours.wordpress.com (broadcastbermanfaat.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar