Kajian
Petang
☕️☕️☕️☕️
CUKUPLAH ALLAH
“Dan apabila
kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang biasa kamu panggil,
kecuali Dia…” (QS Al-Israa: 67).
Biasakan
hanya mencari Allah. Biasakan hanya bersandar kepada Allah. Biasakan hanya
perlu dan memohon kepada Allah SWT.
Menjelang
tahun 2000, saya mendatangi kawan yang tinggal di Bogor. Sekitar 14 jam
perjalanan bolak-balik dari Ketapang ke Bogor dan dari Bogor ke Ketapang. Saat
itu tidak ada kendaraan pribadi. Niat saya hanya satu, mau pinjam uang dengan
kawan saya ini sebesar Rp 30 juta.
Sesampainya
di sana, Allah mengajarkan saya melalui pemandangan yang sedang saya lihat.
Toko yang sekaligus jadi rumah kawan saya ini sedang dalam proses sita. Saya
yang datang ingin meminjam, menjadi tertegun.
Ternyata dia
mendapat masalah. Saya yang dalam keadaan serbasalah, sempat ditanya olehnya.
“Makasih ya Suf, mau datang. Yah, beginilah hidup. Ngomong-ngomong, ada perlu
apa nih?” ujarnya.
Saya jawab
sambil berusaha senyum. “He he, mau pinjam tadinya ...” kata saya. Spontan, dia
pun langsung bertanya, “Berapa?” kata dia. Dan saya pun langsung menjawab ingin
meminjam sebesar Rp 30 juta. Mendengar jawaban saya, dia pun langsung tertawa
seraya berkata, “Sama Suf. Saya juga butuh segitu,” jawabnya.
Pelajaran
yang berharga buat saya. Jika mendatangi orang, ya kayak gitu deh. Bisa
membantu pun belum tentu sesungguhnya bisa membantu. Hanya Allah semata yang
kalau kita datangi, Dia yang tak punya masalah, Dia nggak punya beban, Dia
nggak punya kesulitan, dan Dia selalu menerima tanpa bosan, tanpa menggerutu,
tanpa mengeluh ketika seringnya kita datang.
Hanya Dia,
yang jika Dia menyapa kita dengan ujian dari-Nya, lalu Dia ingin mendengar
rintihan kita. Allah ingin mendengar doa kita. Rintihan dan doa dari seorang
yang mengetahui bah wa dirinya tidak mampu dan tidak ada yang bisa menolong
kecuali Dia.
Rintihan dan
doa yang datang dari seorang hamba yang mengetahui bahwa Dia pasti bisa
membantu dan tidak ada Tuhan yang disandarkan lagi seluruh persoalan kecuali
kepada-Nya.
Pengalaman
berharga menjelang tahun 2000 itu, membuat saya berpikir sesal namun senang.
Mengapa saya datang jauh-jauh kepada manusia? Tapi saya tidak menyesal. Saya
jadi tahu, memang saya salah datang. Saya datang kepada manusia yang pastinya
sama-sama punya masalah, punya kebutuhan dan keperluan.
Alhamdulillah,
Allah yang Mahamemberi hikmah. Sejak saat itu saya memosisikan diri seperti
orang yang sedang terkena badai di tengah lautan, langsung memanggil dan
memohon kepada Allah, dan hanya Allah. Sebab, memang tiada yang lain.
Untuk itu,
wahai saudaraku, segeralah temui Allah. Allah ada di masjid, segeralah ke
masjid, shalat berjamaah tepat waktu. Kembali lagi baca Alquran, keluarkan
sedekah di saat sulit atau sedang lapang, dan cintai ibadah-ibadah sunah.
Terima seluruh kesulitan dan kesusahan dengan penuh keikhlasan dan rida
(mengharap) hanya kepada-Nya. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar