KALIGRAFI
-dari
pelukis yang tak sekedar menulis -
@salimafillah
Konon ada 3
revolusi dalam tata penyebaran pengetahuan. Pertama, kertasnya Ts'ai Lun,
menggantikan gulungan bambu yang berat atau lembaran sutera yang mahal. Kedua,
mesin cetaknya Guttenberg yang menggantikan jasa para penyalin-hias dengan
berlipat efisiensi. Ketiga Google, yang meski bukan yang pertama, tapi menguak
jalan amat lebar bagi perpustakaan maya tanpa batas.
Sejak Ts'ai
Lun (50-121), kasim di Luoyang, istana Dinasti Han Timur itu membuat ramuan
kertas dari kulit pohon, serat rami, bubuk kain, dan jaring; Cina memuncakkan
peradabannya dengan pencatatan dan penyebaran pengetahuan yang sangat serius.
Bersama dengannya muncul pula para penyair yang menuliskan anggitannya dengan
goresan amat indah; kaligrafi.
Pada tahun
751, dalam pertempuran Sungai Talas, beberapa ahli pembuatan kertas Cina
ditangkap oleh pasukan Daulah 'Abbasiyah. Teknik pembuatan kertas dari Cina
nantinya akan menyumbang percepatan perkembangan kaligrafi Arab yang di masa
Daulah 'Umayyah dirintis oleh Qutbah Al Muharrir. Dia menemukan empat ragam
tulisan yaitu Thumar, Jalil, Nisf, dan Tsuluts.
Gaya dan
teknik menulis Khath semakin berkembang pada masa Daulah 'Abbasiyah dengan
munculnya pakar kaligrafi Ad-Dahhak ibn 'Ajlan yang hidup pada masa Khalifah
Abul 'Abbas As Saffah (750-754) dan Ishaq ibn Muhammad pada masa Khalifah
al-Manshur (754-775) serta Al Mahdi (775-786). Ishaq memberikan kontribusi yang
besar bagi pengembangan tulisan Tsuluts dan Tsulutsain dan mempopulerkan
pemakaiannya.
Pada masa 'Abbasiyah
tercatat nama besar Ibnu Muqlah yang pada masa mudanya belajar kaligrafi kepada
Al Muharrir. Dia berjasa bagi pengembangan tulisan kursif karena penemuannya
yang spektakuler tentang rumus-rumus geometrikal pada kaligrafi yang terdiri
dari tiga unsur kesatuan baku dalam pembuatan huruf yang ia tawarkan yaitu:
titik, huruf alif, dan lingkaran. Menurutnya setiap huruf harus dibuat
berdasarkan ketentuan ini dan disebut al-Khath al-Mansub (tulisan yang
berstandar). Ia juga mempelopori pemakaian enam macam tulisan dasar (al-Aqlam
as-Sittah) yaitu Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqa' dan Tauqi' yang
merupakan tulisan kursif. Tulisan Naskhi dan Tsuluts menjadi populer dipakai
karena usaha Ibnu Muqlah yang akhirnya menggeser dominasi khath Kufi.
Usaha Ibnu
Muqlah pun dilanjutkan oleh murid-muridnya yang terkenal diantaranya Muhammad
ibn as-Simsimani dan Muhammad ibn Asad. Dari dua muridnya ini kemudian lahir
kaligrafer bernama Ibnu Bawwab. Ibnu Bawwab mengembangkan lagi rumus yang sudah
dirintis oleh Ibnu Muqlah yang dikenal dengan Al-Mansub Al-Faiq (huruf
berstandar yang indah).
Kaligrafi
Arab atau sering disebut sebagai "Khath" saja, menurut Yaqut Al
Mu'tashimi adalah "geometri ruhaniah yang diekspresikan dengan prasarana
jasmaniah." 'Ubaidillah ibn 'Abbas mengistilahkannya sebagai 'Lisaanul
Yaad' atau lidahnya tangan, yang berbicara kepada seluruh indra manusia.
Adalah
Ustadz Mahroji Khudhori, seorang seniman masyhur di Yogyakarta yang setelah
berhijrah banyak melukis kaligrafi indah. Dengan gaya bebasnya untuk tak
terikat aturan ketat Khath namun benar-benar berusaha mengekspresikan
penghayatan mendalam akan isi ayat, hadits, atau doa yang dilukis; karyanya
memiliki pancaran pesona yang berlapis.
Salah satu
karya indahnya yang berisi firman Allah dalam Surat Ar Ra'd ayat 28,
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Perhatikan, hanya dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi
tenang" yang konon senilai harga Rp. 30 Juta; pada Ahad 14 Februari 2016
dihadiahkan pada Ustadz KH Muhammad Arifin Ilham.
Kini Ustadz
Mahroji Khudhori hendak merampungkan pembangunan Masjid yang beliau rintis di
daerah dakwahnya. Bagi Shalih(in+at) yang berminat pada kaligrafi karya beliau
dan berkenan membelinya untuk dana dakwah pembangunan Masjid ini dapat melihat
sebagian karya beliau di Omah Dakwah Pro-U Media, Jl. Jogokariyan no 41,
Yogyakarta; atau langsung kontak dengan beliau di +6281228058849. Donasi
langsung juga diterima melalui Rekening BCA 1 6918788517 an. Mahroji.
Selamat
berinfaq dan mentakjubi keindahan Shalih(in+at). Sesungguhnya Allah itu Maha
Indah, Dia mencintai yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar