MAKET PERANG
AHZAB di Iman Zentrum ZURICH, Switzerland
Dari atas
perbukitan berbatu, benteng Bani Quraizhah tampak tegak. Di bawahnya menyebar
pemukiman Bani An Najjar dari kaum Khazraj dan saudara mereka dari kalangan Aus
ada di agak lebih jauh. Kebun-kebun kurma berpagar tampak menghijau. Inilah
mengapa arah selatan, barat, dan timur aman sehingga persekutuan
Quraisy-Ghathafan mengincar sisi utara.Di sanalah Khandaq, parit menyejarah itu
digali.Pada hari-hari itu, sebagaimana diceritakan oleh Jabir ibn ‘Abdillah
Radhiyallahu ‘Anhu, jatah makan untuk setiap penggali Khandaq di kota Madinah
adalah sebutir kurma, seteguk air, dan tepung yang diadoni minyak panas.
Seberapa
banyak tepung itu? “Jika tangan kami terbasuh air kemudian dimasukkan ke dalam
kantung persediaan tepung”, ujar Jabir, “Maka tepung yang menempel di telapak
yang basah itulah jatah makan sehari kami.” Tentu saja, sebab terbayangkan
bahwa pengepungan pasukan Quraisy dan sekutunya akan berlangsung lama.
Dan para
sahabat kian merasa malu ketika Sang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang
turut bekerja bersama mereka sejak di hari pertama mengangkat beliungnya untuk
menghantam batu terkeras yang mereka temukan di jalur penggalian parit
pertahanan. “Allahu Akbar”, beliau bertakbir, mengabarkan akan sampainya Islam
dan kaum muslimin ke Syam, Persia, dan Yaman.
Selain iman
yang semakin terukir lagi berkibar, di benak para sahabat tersisa rasa getir
yang menggeletar.Ada dua batu di sana. Terselempit di sela sabuk celana
Rasulullah yang mengganjal perutnya. Aduhai, bagaimana tak terbit airmata.
Kekasih Allah yang paling mulia, lebih lapar dibandingkan seluruh sahabatnya.
Dia ada bersama, dalam suka dan duka. Dia turut bekerja, tak ingin istimewa.
“Seandainya kami duduk saja sementara Sang Rasul bekerja”, demikian senandung
orang-orang Anshar yang lalu dinasyidkan semua, “Jadilah ia bagi kami hal yang
membawa sesat selamanya.”
Ah;
barangkali @masjidjogokariyan perlu segera memiliki Maket-maket semacam ini
untuk menambah penghayatan kita atas Sirah Sang Nabi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar