Sedekah,Doa
dan Pamrih..
(Bagian 1)
Tentang
sedekah, doa, dan pamrih, konsep saya memang beda. Doa itu ibadah. Seperti
sedekah, di mana ia juga ibadah. Dan doa, bukan pamrih.
Niat, ga
bisa disebut atau disamakan dengan doa. Niat ya niat. Doa ya doa. Dari sini
semua bermula. Sekedar sharing juga, he he he.
Seseorang
yang sedekah, kepengen anaknya sembuh, maka permintaan itu “setara/sama/serupa”
dengan pengen kaya, pengen selamet, pengen nikah, pengen kerja, pengen tolak
bala, pengen punya rumah, pengen terus sekolah, pengen masuk kampus favorit,
pengen beasiswa di luar negeri, pengen punya anak, pengen punya modal, pengen
punya modal, pengen ngembangin usaha, pengen punya usaha, pengen naik karir,
dan lain-lain.
Ketika
“pengen”, maka itu udah masuk wilayah doa. Bukan niat lagi. Niatnya apa? Ya
niatnya sedekah.
Doanya?
Doanya supaya bisa selamet dari fitnah, dan lain-lain. Semua yang disebut:
setara, sama, serupa. Sebab sama-sama disebut doa.
Orang shalat
tahajjud. Niatnya? Ya tentunya niat shalat tahajjud. Usholii sunnatat-tahajjud…
Ketika dia
shalat tahajjud supaya dinaikkan derajat, supaya jadi orang kaya, dilapangkan
rizki, lunas hutang, sembuh dari penyakit, dan lain-lain, maka ketika ada
kalimat “supaya”, maka itu masuk wilayah doa.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar