Hikmah Pagi
☕️☕️☕️☕️☕️
Dari Allah
Langsung
Seorang staf
gubernur dikabarkan ada di teras rumah. Insya Allah, saya tidak
membeda-bedakan.
Ini saya
ceritakan kaitannya dengan Alquran dan Nabi Muhammad.
"Saya
utusan Pak Gub," beliau menyebut suatu daerah. Untuk meyakinkan sebagai
utusan resmi gubernur, beliau pakai seragam dinas. Kartu nama, tertulis di
situ, "Sekda". Lengkap dengan nama dan logo provinsinya. Surat resmi
sudah dibubuhi tanda tangan gubernur, stempel, dan berkop resmi.
Saya
kemudian lihat, beliau ini mencet-mencet HP. "Ustaz, mohon berkenan
menerima telepon dari Pak Gub kami." Bercakap-cakaplah saya. "Iya,
Pak Ustaz. Itu Pak Sekda kami. Kami utus
resmi. Maulah, ya, Pak Ustaz memenuhi kenginan masyarakat kami agar Pak Ustaz
datang dan memberi nasihat untuk kami ...."
Teringatlah
saya, awal surah Yaasiin. Nabi Muhammad bukanlah utusan biasa. Beliau utusan
Allah. Dan, Alquran pun bukan surat biasa. Ia wahyu Allah. Firman Allah.
Kalamullaah.
Dengan
penggalan awal surah Yaasiin tersebut seakan dialog dengan Sekda dan Pak Gub
menjadi penuh hikmah. Allah meyakinkan kita bahwa Nabi Muhammad itu benar
utusan Allah. Dan, Alquran juga benar dari Allah. Bahkan, penegasan-Nya juga
banyak. Tidak hanya di ayat-ayat di atas. Sebut saja, asy- Syu'araa ayat 192.
Atau, di surah al-Waaqi'ah ayat 80. Dan, banyak lagi.
Lewat
Alquran, kita belajar tentang Allah, Tuhan Semesta Alam. Jika dibilang semesta
alam, mencakup kekuasaan di seluruh alam semesta dan kepemilikan akan semua
yang ada. Dan, Allah inilah yang menurunkan Alquran dan mengutus Nabi Muhammad.
Berbagai hal kemudian Allah kemukakan dan hadirkan, bahkan alam semesta ini.
Untuk menjadi bukti keberadaan-Nya, kekuasaan-Nya, kemuliaan-Nya, kebesaran-Nya,
dan cakupan yang lebih luas lagi tentang Ilaah, Allah, atau Rabb.
Sekadar
ilustrasi, jika Saudara tinggal di daerah pegunungan, setiap pergi dan pulang,
Saudara lihat gunung di sebelah kanan rumah Saudara, lalu tiba-tiba gunung itu
pindah di kiri? Apa yang akan terjadi? Kehebohan seisi jagat! Gunung pindah
tempat! Padahal, siapa yang menahan gunung itu selama ini? Allah. Harusnya, ini
jadi bukti kekuasaan Allah. Tapi, manusia kebanyakan nggak mengakuinya. Mungkin
saking biasanya.
Jika Saudara
tinggal di pantai. Belasan atau puluhan tahun Saudara berdiri sejengkal dari
batas maksimal air bisa mencapai kaki Saudara. Tapi, tiba- tiba Saudara bangun,
air laut kosong!
Kehebohan
pun akan terjadi. Bahkan, ketakutan.
Padahal,
tenangnya air laut, adanya air laut, yang kalau bukan karena kerusakan oleh
manusia, takarannya nggak pernah berkurang dan berlebih, dan Allah pula yang
menahan air laut hingga ia tidak kedaratan, ternyata tidak menjadikan kita
beriman sepenuh hati.
Satu hal
yang saya mau bicarakan, yang menurunkan Alquran adalah Dia juga yang menahan
gunung dan menahan air laut serta mencukupinya. Sungguh, saya dan kita semua
mestinya bangga. Punya kitab suci, Alquranul Kariim. Mukjizat Nabi Muhammad
yang hingga kini masih bisa kita sentuh, kita baca, kita dengar, dan kita
rasakan.
(sumber:Republika
edisi Senin, 8 Desember 2014 Hal. 1 Oleh Ustadz Yusuf Mansur)
Repost
by t.me/NgajiBarengYM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar