MENUNGGU
ALLAH
"Pak,
boleh saya pinjam uang?" kata seorang yang miskin. Orang kaya ini
mendengar, "Rp 750 ribu saja."
"Saya
akan beri kamu Rp 1 juta. Enggak usah pinjam. Jam 16.00 saya akan datang ke
rumah kamu."
Jam 16.00,
si kaya ini sudah ada di depan pintu rumah si miskin. Pintu dibuka. Seorang
anak kecil bertanya, "Mau ketemu siapa, Pak?" "Bapakmu ada? Tadi
beliau ke rumah saya. Mau pinjam Rp 750 ribu. Saya bawa Rp 1 juta. Kasih tahu,
ya, saya sudah datang. Bawa uang yang saya janjikan."
Anak ini
bergegas memberi tahu ayahnya. "Di depan ada seseorang yang Ayah ada perlu
dengannya? Dan katanya datang dengan membawa uang Rp 1 juta."
"Suruh
orang itu tunggu Ayah, Nak."
Anak itu
memberi tahu si kaya.
"Kata
Ayah saya, mohon tunggu sebentar." Lima menit berlalu. Sepuluh menit
berlalu. Dan, 30 menit berlalu. Tak ada tanda-tanda ayah miskin ini keluar.
"Nak,"
tanya si kaya. "Kamu sudah ngasih tahu ayah kamu?"
"Sudah."
"Apa
katanya?"
"Bapak
suruh nunggu."
"Ayah
kamu tahu saya janjian jam 4 sore ini. Dan Ayah kamu yang perlu bantuan saya.
Tidakkah kamu sudah sampaikan, saya sudah bawa bantuan yang di perlukannya?
Maukah kamu kasih tahu lagi ayah kamu?"
Anak itu
kembali kepada ayahnya.
"Ayah,
kasihan lho.
Bapak itu
baik sekali. Harusnya ayah yang menunggunya di depan pintu. Ayah sudah tahu
bapak itu akan datang jam 4 sore membawa bantuan yang ayah minta."
Ayah miskin
ini menoleh sambil tersenyum dingin. "Beri tahu bapak itu, kalau mau
membantu, kudu sabar."
Anak itu
bingung. Sungguh ayah miskin itu enggak tahu diri. Enggak tahu bersyukur.
Enggak ngerti posisi.
Dan kiranya,
ayah miskin itu adalah kita juga adanya. Tidakkah kita sadari? Betapa Allah
Yang Mahakaya sudah janjian dengan kita? Atau kita tidak tahu?
Lupa? Atau
sengaja melupa kan? "Sesungguhnya shalat itu kitaaban mau quutaa, sudah
ditentukan waktu-waktunya."
Kita paham
kita manusia lemah yang selalu banyak keperluannya. Dan kita butuh itu, minta
itu, dari Allah. Tapi, saat Allah datang di tiap-tiap waktu shalat, kita jarang
sekali menunggu-Nya di pintu alias jarang sekali kita datang duluan ke masjid,
ke rumah-Nya.
Alangkah
indahnya jika si ayah miskin, yakni kita-kita ini, yang tahu bahwa Yang
Mahakaya bakal datang, lalu menunggu di muka. Alangkah indahnya kita berposisi
siap-siap menunggu ke datangan-Nya. Akan tetapi, kita enggak perhatian.
Akhirnya, keanehanlah yang terjadi. Kita butuh dunia-Nya, tapi enggak tahu
Pemilik Dunia sudah datang menemui kita.
Peristiwa
Isra Mi'raj adalah peristiwa agung. Saat itu, perintah shalat diberikan
langsung kepada Nabi Muhammad, tanpa perantara Jibril dan siapa-siapa di antara
malaikat-malaikat-Nya. Carilah Allah. Tungguin Allah. Sebaiknya kita
bersiap-siap menyambut kedatangan-Nya. Jika tidak, maka kita seperti ayah
miskin yang bodoh lagi tidak ada bersyukurnya di hadapan Allah.
Benahilah
shalat kita, benerin yang wajib, idupin yang sunah. Kalau bisa, sebelum Allah
"datang", kita sudah duluan standby menunggunya. Sebelum azan, kita
sudah bersiap di atas sajadah, di masjid, untuk menyambut-Nya.
(sumber:Republika
edisi Senin, Mei 2015 Hal. 1 Oleh Ustadz
Yusuf Mansur)
Repost by
NgajibarengYM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar