NAMIRA
Bisnis,
teteplah antum kerjakan. Sebagiannya percayakan sama Allah. Titip sama Allah.
Minta tolong Allah aturkan." Demikian kurang lebih dua tahun lalu saya
katakan kepada seorang ayah, Anggawi namanya.
Allah
pertemukan saya dengan Fahmi, Habib, putra Anggawi, yang membaca al Qur'an,
membuka pengajian saya di Bali. Saya terkejut senang. Di Bali, ada dua anak
yang luar biasa bacaan al Qur'annya. Buaguuuuus banget.
Ternyata ada
anak yang lain. Ada anak bungsu. Namira namanya, 10 tahun. Sama-sama bagusnya.
Kebayang sama saya, jika bisa diizinkan Allah membuat tiga anak ini jadi
haafidz-haafidzah. Jadi penghafal al Qur'an. Tiga anak ini dari Bali. Menambah
magnet itu sendiri.
Anggawi
seorang pedagang. Banyak yang dipikirkan ketika saya meminta beliau sekeluarga,
hijrah. Selain perdagangannya, juga lingkungan, guru-gurunya Fahmi, Habib,
Namira, masjid mereka, sekolah anak-anaknya, kawan main anak-anaknya,
saudara-saudaranya, di Bali.
Tapi saya
berdoa agar keluarga ini diizinkan Allah hijrah ke pesantren. Bahkan tawaran
saat itu dari Allah, "Pindah aja sekeluarga... Nanti kembali lagi sebagai
keluarga penghafal dan pengamal Qur'an."
Anik, istri
Anggawi, membuatkan roti Maryam terenak seumur hidup saat itu. Sebab hati,
pikiran, rasa saya, sedang berbunga dan berbahagia.
Dapat anak
atau santri, yang enol aja saya udah seneng, apalagi kemudian dapat kayak tiga
anak ini. Anggawi beruntung, Fahmi, Habib dan Namira beruntung, memiliki istri
dan ibu seperti Anik.
Sejak
sebelum pindahnya, haidh tidak haidh, setiap malam, hampir setiap malam,
standby berdoa kepada Allah di penghujung malam agar Allah menjadikan
anak-anaknya saleh salehah.
Kebiasaan
yang diteruskan saat akhirnya hijrah ke Tangerang, ke Pesantren Daarul Qur'an.
Alhamdulillaah, Jum'at, 2 November 2013, di penghujung tahun baru Islam,
Namira, sekarang 12 tahun, menyusul dua kakaknya, mengkhatamkan hafalan al
Qur'an 30 juz. Tidak sia-sia mereka hijrah. Tiga anak, ditemani ayah dan
ibunya. Memilih al Qur'an.
Tiga anak
ini insya Allah melanjutkan langsung ke Yaman, dan ke beberapa destinasi Timur
Tengah. "Hafal Qur'an adalah permulaan."
Mereka akan
berproses menjadi orang yang manfaat.
Insya Allah, hadiah buat Bali. Kelak mereka akan kembali ke Bali,
berdakwah dan berbuat banyak hal untuk Bali. Bahkan juga untuk negeri ini.
Dalam satu
kesempatan, pekan lalu, saya tanya Anggawi bagaimana usahanya? Beliau menjawab,
aman. Lancar. Subhaanallaah. Allah tetap menjaga perdagangannya Anggawi.
Muharram
Mubaarak, Happy Mubaarak, Fahmi, Habib, Namira, dan seluruh anak-anak muslim
muslimah Indonesia, juga seluruh keluarga muslim muslimah Indonesia.
Berhijrahlah untuk sesuatu, dan kepada sesuatu, yang lebih baik.
Saya berdoa,
semoga semakin banyak orang yang mencintai al Qur'an. Dan saya berdoa, para
ayah ibu, termasuk saya dan Maemunah, diizinkan Allah memiliki putra putri yang
juga menghafal Alquran. Amiin.
Source:
Allah dulu,Allah lagi,Allah terus
Repost n
reshare by: t.me/NgajibarengYM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar