ULAMA
Ulama-ulama
itu penjaga negeri. Pembebas negeri malahan. Bahu membahu bersama tentara dan
rakyat di era perjuangan kemerdekaan. Kekurangan ulama adalah ladang amal untuk
kita mendoakan. Tidak ada yang sempurna, sepakat, karena itu, kita doakan.
Semoga saya juga berhak atas doa-doa dari kawan-kawan.
Sekedar
memberitahu, tidak sedikit ulama yang berasal dari kalangan raja, kalangan
bangsawan, kalangan pengusaha, kalangan profesional, dan dari kalangan
bermacam-macam. Melengkapi ulama yang lahir dari kalangan biasa aja. Seperti
Nabi. Ada Nabi yang miskin, ada Nabi yang kaya. Semua model ya ada. Ada juga
ulama suu’. Ulama yg buruk. Ada yang datang dari kalangan preman, kalangan
selebritis, kalangan pendosa…. Lengkap. Kita ga boleh ngomel-ngomel. Syukur
aja. Masih ada saudara kita yang lalu datang ke dunia ini. Doakan aja dapat
kesempurnaan dari Allah. Saya mah milih positif aja. Ademan di hati.
Ada juga di
kehidupan nyata, yang jatuh bangun saat meniti jalur ulama. Salah, terus bener.
Trus salah lagi. Trus bener lagi. Trus salah lagi. Trus bener lagi. Ini
perjalanan. Kalangan Nabi juga ada yang begitu. Kayak Nabi Daud dan Nabi
Sulaiman. Semua ada hikmah-Nya. Perjalanan namanya juga. Kayak kita sebagai
jamaah juga bener terus? Kan engga. Saling menguatkan. Bukan melemahkan. Saling
melengkapi, bukan menghancurkan. Saling menyempurnakan, bukan saling
menghabisi. Saling mencintai. Bukan membenci. Saling mengingatkan. Bukan saling
menjtuhkan.
Kita semua
dikasih akal dan perasaan. Tapi kita juga dikasih lisan danhati yang bisa
dipakai untuk memilah dan berdoa. Selayak-layaknya yang didoakan setelah orang
tua, adalah guru. Dan ulama itu, guru. Tapi di atas semua itu, guru juga ya
manusia. Ulama ya manusia. Ingatkan aja. Dijaga aja adab saat mengingatkan.
Dan soal
adab, kan bukan hanya saat mengingatkan ulama. Tapi juga saat mengingatkan
siapa aja. Dan istiqomahkan mendoakan kelurusan, kebagusan, kebaikan, semua
stakeholders agama dan bangsa. Bismillaah.
Source:
yusufmansur.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar