HIKMAH PAGI
☕️☕️☕️☕️☕️
TANGGUNG JAWAB
Jika kita
punya kontrakan, sebenarnya kontrakan itu punya siapa? Secara konsepsi,
ilahiyah, dan tentu kita sebagai makhluk spiritual, tidak bisa melepaskan diri
dari konsep ilahiyah bahwa sesungguhnya kontrakan tersebut bukanlah milik kita.
Allahlah yang punya yang "dipinjamkan" kepada kita.
Lalu setelah
kita tahu secara konsep ilahiyah itu adalah milik Allah, apa yang kemudian
pesan yang diberikan kepada kita dan harus kita bawa? Di antaranya adalah
supaya kita mau dan selalu mengingat Allah, mau bersyukur. Dan, kontrakan itu
sebagai wasilah agar hal itu menjadi jalan bagi orang lain (yang mengontrak)
untuk juga mengingat dan patuh kepada Allah.
Dengan
demikian, ketika kita punya kontrakan, jangan sampai kontrakan itu hanya jadi
urusan dunia belaka, sewa menyewa, dan lainnya. Tetapi, lebih dari itu,
hendaknya kita selalu dekat dengan Allah karena hakikatnya, kontrakan itu
hanyalah "pinjaman" dari Allah. Dari situ, nantinya Allah akan
menanyakan soal kontrakan itu, apakah harta dan amanah yang dititipkan kepada
kita itu bisa dilaksanakan dengan baik atau tidak.
Begitu pula
soal perusahaan, lembaga, negara, dan lainnya. Jabatan yang diberikan atau yang
kita emban saat ini adalah amanah Allah, kontrakan Allah yang dititipkan kepada
kita.
Pertanyaannya,
bagaimana kita mengelola perusahaan, mengelola negara, mengelola amanah yang
diberikan dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab dan berkeadilan.
Dapatkan
update kajian YM di:
https://t.me/NgajiBarengYM
Kontrakan
yang yang telah diamanah kan jangan sampai disalah gunakan untuk kepentingan
sesaat yang menyesatkan. Apalagi, kontrakan yang diberikan hanya untuk
kepentingan kelompoknya saja, tanpa mau peduli yang memberikan
"amanah" kepada kita. Sebagai pemilik di dunia, kita berharap, orang
yang mengontrak tidak menggunakan kontrakan itu untuk kepentingan yang tidak
benar, misalnya, untuk berzina, bermaksiat, membuat obat terlarang, dan
lainnya. Walaupun si pemilik kontrakan di dunia tidak tahu, sesungguhnya
pemilik yang sebenarnya, yakni Allah, adalah Mahatahu segalanya.
Kalau kita
menyadari hal ini dengan baik, niscaya segala yang diamanahkan bisa kita
laksanakan dengan baik tanpa harus merugikan orang lain. Ini baru contoh satu
kontrakan, bagaimana kalau satu kompleks perumahan, bahkan satu negara?
Karena itu,
kontrakan yang diamanahkan gunakanlah dengan sebaik-baiknya. Jabatan yang
diemban laksanakanlah dengan penuh tanggung jawab. Jangan diselewengkan.
Ingatlah, Allah Maha Mengawasi segala perbuatan kita. Tak ada satu pun yang
luput dari pengawasannya.
Oleh karena
itu, marilah kita laksanakan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
Sebab, tak ada jabatan apa pun yang kita pangku, kecuali akan dimintai
pertanggung jawaban di akhirat kelak.
Bagi pembaca
sekalian, mari kita saling mengingatkan dan menasihati. Pemimpin yang keliru,
ayo diluruskan. Jangan pernah bosan apalagi malas-malasan. Dan, bagi pemimpin
yang telah diingatkan, ingatlah bahwa kepemimpinan itu akan dimintai
pertanggungjawaban. Semoga Allah memudahkan semua urusan kita dan membimbing
kita semua ke jalan yang diridhai-Nya. Salam.
(sumber:Republika.com)
Repost by :
https://t.me/NgajiBarengYM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar