Semangat
kepahlawanan dan kekuatan cinta adalah sumber energi yang menggerakkan
segenap raga kita untuk menciptakan taman kehidupan yang indah bagi diri kita
dan orang lain. Tapi pembelajaran menuntun kita untuk berjalan dengan cara yang
benar pada peta jalan yang tepat menuju ke sana.
Semangat
kepahlawanan dan kekuatan cinta adalah sumber energi yang mendorong kita untuk
terus-menerus memberi, untuk berkontribusi tanpa henti dalam menciptakan taman
kehidupan yang indah itu. Tapi pembelajaran menuntun kita untuk mengembangkan
kapasitas diri kita, juga tanpa henti, agar semangat memberi berbanding lurus
dengan kemampuan kita untuk memberi. Sebab mereka yang tidak punya apa-apa kata
pepatah Arab, takkan bisa memberi apa-apa.
Semangat
kepahlawanan dan kekuatan cinta adalah sumber energi yang lahir dari keikhlasan
dan ketulusan niat, tumbuh berkembang dalam lingkungan hati yang mulia dan
luhur, mekar dan berbuah dalam rengkuhan jiwa yang bajik dan bijak. Maka
seluruh niatnya adalah kebajikan. Maka segala cintanya adalah ketinggian. Tapi
pembelajaran membingkai niat baik itu denga cara yang benar dan tepat.
Maka
berpadulah ketulusan dengan kebenaran. Maka bertautlah kebaikan dengan
ketepatan. Maka menyatulah keluhuran dengan keterarahan. Maka bersamalah
ketinggian cita dengan peta jalan yang terang benderang.
Begitulah
pada mulanya pahlawan sejati menapaki tilas sejarah mereka. Mereka mendengar
panggilan sejarah yang diteriakkan oleh pekik nurani mereka. Maka mereka
terbangun, tersadar, lalu bergerak. Lalu datanglah cinta meberi tenaga pada
gerak mereka. Maka langkah kaki mereka menancap kokoh di tapak sejarah, melaju
secepat angin, kuat bertenaga bagai badai. Tapi mereka menyadari makna waktu
dalam aksi mereka; bahwa ada keterbatasan waktu yang tidak bisa mereka
kendalikan padahal cita mereka teramat tingggi; bahwa memberi adalah proses
yang tak boleh berhenti seperti kompetisi marathon yang mensyaratkan nafas
panjang. Mereka memiliki sumber energi yang dahsyat, tapi mereka juga tahu
bagaimana mengelola energy itu untuk bisa menciptakan karya kehidupan yang
maksimal. Mereka menyadari bahwa mereka memiliki keterbatasan yang rapuh,
tetapi mereka juga tahu bagaimana mensiasati keterbatasan itu untuk bisa tetap
bertumbuh sampai ke puncak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar