PALEMBANG,
TITIK TEMU GEMILANG
@salimafillah
Surat Maharaja
Sri Indrawarman itu barangkali penanda betapa indahnya akhlaq muslim awal-awal
yang singgah di Nusantara dan memikat hati sang penguasa hingga berkirim surat
ke pusat dunia Islam nan jauh. Ibn 'Abdi Rabbih dalam Al 'Iqd Al Farid menyalin
surat Raja Sriwijaya untuk 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz setelah surat sebelumnya
diterima Mu'awiyah ibn Abi Sufyan:
"Dari
Raja sekalian para raja yang juga adalah keturunan ribuan raja, yang
permaisurinya pun adalah cucu dari ribuan raja, yang kebun binatangnya dipenuhi
ribuan gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari ribuan sungai yang
mengairi tanaman lidah buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma
harumnya menyebar hingga ribuan mil. Kepada Raja Arab yang tak menyembah
tuhan-tuhan lain selain Allah. Aku telah mengirimkan kepadamu bingkisan yang
tak seberapa sebagai tanda persahabatan. Kuharap engkau sudi mengutus seseorang
untuk menjelaskan ajaran Islam dan segala hukum-hukumnya kepadaku."
Sementara
Ibnu Taghribardi dalam An Nujum Azh Zhahirah fi Muluk Mishr wa Al Qahirah mencatat teks tambahan untuk akhir surat yang
diperkirakan sampai Damaskus pada 717 itu:
"Saya
mengirim hadiah jebat (rusa misik), gaharu, batu ratna, dupa, kayu manis, dan
kapur barus. Terimalah dari saudara Islammu."
Kalimat ini
yang menguatkan beberapa pendapat akan keislaman Sang Maharaja seperti disebut
Azyumardi Azra dalam 'Islam in The Indonesian World' dan ditegaskan HAMKA dalam
'Sejarah Ummat Islam'.
Pengiriman
mu'allim oleh 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz terkonfirmasi dalam salah satu kronik
Dinasti Tang; di mana Sang Kaisar menerima hadiah seorang sahaya berkulit hitam
dari Raja Shilifoshi (Sriwijaya), yang merupakan kiriman Raja Arab.
Dimungkinkan, pengiriman guru agama disertai pula jariyah, pelayan perempuan,
seperti kebiasaan masa itu.
Sayang,
Maharaja Sri Indrawarman terbunuh dalam sebuah perebutan kekuasaan, demikian
menurut Mid Jamal dalam 'Manyigi Tambo Alam Minangkabau', yang mengakibatkan
keturunannya harus mengungsi ke
pedalaman Minangkabau mendirikan kerajaan di Sungaiang berseberangan dengan
Kerajaan Darmasraya di Pulau Punjung atau Sungai Dareh.
Mangaraja
Onggang Parlindungan dalam 'Tuanku Rao' berhipotesis lebih jauh bahwa kejatuhan
Sri Indrawarman pada tahun 730 itu karena sebuah kekuasaan amat kuat di utara;
Dinasti T'ang di Tiongkok. Negeri yang sejak masa Kaisar Tai Tsung (Li Sh'ih
Min, saudara angkat T'ang Sam Tsung sang Biksu Tripitaka yang mengambil kitab
suci ke India) menjadikan Budha Mahayana sebagai agama negara merasa
kepentingannya terganggu dengan keislaman Sang Maharaja terkuat di Asia
Tenggara.
Maka
didukunglah sebuah wangsa kuat yang cabang keluarganya ada di Jawa maupun
Sumatera untuk merebut kekuasaan. Dinasti Syailendra namanya. Di Jawa, mereka
mengambil alih Kerajaan Mataram Hindu dari Wangsa Sanjaya hingga mendirikan
monumen budha rakasasa Borobudur. Di Sumatera, mereka mengakhiri kekuasaan trah
Dapunta Hyang Srijayanaga yang masuk Islam setelah lebih dari 100 tahun memerintah.
Palembang
adalah titik temu berbagai kekuatan dunia sejak dulu.
Ketika
Adipati Arya Damar merawat putra Raja Majapahit yang kelak terkenal sebagai
Raden Patah, Sultan pertama Demak yang bersahaja itu; kita tahu lagi-lagi
sumbangan Palembang amat besar bagi kejayaan Islam di Nusantara. Beberapa
referensi betapapun, menyebut keduanya berdarah Cina dari jalur ibu. Wajar,
karena Dinasti Ming yang memerintah Tiongkok saat itu jauh lebih ramah pada
Islam, termasuk dengan mengirim muhibah Laksamana Ceng Ho beberapa dasawarsa
sebelumnya.
Kesultanan
Mataram Islam sebagai pewaris Demak, meneruskan tanggungjawab pemuliaan
terhadap Palembang terutama oleh Sultan Agung dengan perlindungannya pada kota
ini dari serangan Banten pada 1626. Sultan Palembang membalas kemurahan hati
itu dengan seba menyatakan kesetiaan ke Mataram pada 1627 membawa berbagai
hadiah termasuk rusa, gajah, dan harimau. Guci berisi air zamzam yang juga
turut dipersembahkan, hingga kini tersimpan di makam Sultan Agung di Imogiri
dengan nama 'Enceh Kyai Danumaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar