SUNNAH
SEDIRHAM SURGA
@salimafillah
Betapa
sering kita bersemangat akan hal-hal besar dalam cita untuk memperjuangkan
agama, lalu lalai bahwa Rasulullah ﷺ adalah
teladan dalam tiap detak dan semua laku, pun juga yang sekecil-kecilnya.
Pada zaman
di mana banyak ‘amal besar dikecilkan oleh niat yang tak menyurga; betapa penting
bagi kita mentarbiyah niat dalam ‘amal-‘amal kecil yang luput dilirik manusia,
tapi berpeluang menjadi tinggi nilai bersebab niatnya.
Maka Imam
Abu Dawud menyerahkan uang 1 dirham pada si tukang perahu agar mau mendekatkan
sampannya sejenak ke tepian, sehingga beliau bisa menghampiri orang yang bersin
dan mendoakannya, “YarhamukaLlaah.. Semoga Allah merahmatimu”.
Maka orang
itupun membalas sambil tersenyum, “YahdikumuLlaahu wa yushlihu baalakum..
Semoga Allah menunjuki dan membaikkan kesudahan segala urusanmu.”
Perjalanan
pun dilanjutkan. Dengan heran, bertanyalah orang kepada beliau mengapa
sesusah-payah itu rela membayar demi mendoakan orang bersin dan mendapat doa
darinya. Maka beliaupun menjawab,
لعله يكون مجاب الدعوة
“Mudah-mudahan
menjadi doa yang mustajab.”
Ketika
mereka, para penumpang perahu seperjalanan Imam Abu Dawud tertidur, tetiba
semuanya mendengar dalam mimpinya ada yang berkata, “Wahai para penumpang
perahu, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga dari Allah dengan satu
dirham.” Mereka pun saling menceritakannya satu sama lain.
Kisah ini
dicantumkan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqallany dalam Fathul Bari, 10: 610.
Beliau menyatakan, “Sanadnya baik.”
Imam Abu
Dawud, Allah merahmatinya; hadits telah dilunakkan baginya sebagaimana besi
dilunakkan bagi Nabi Dawud. Lunak bukan hanya karena riwayatnya yang jadi ‘ilmu
manfaat, tak putus pahala hingga hari kiamat. Lunak, sebab hatinya yang lembut
amat peka untuk beramal dengan sunnah kekasih yang dirindukannya, meski
terlihat remeh dalam pandangan manusia.
Sunnah
adalah sunnah; semua bernilai cinta pada sang teladan ﷺ, dan Yang
Mengutusnya 'Azza wa Jalla.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar