MENGGODA SYAITHAN
@salimafillah
"Sesungguhnya syaithan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah
ia sebagai musuh..." (QS Faathir: 6)
"Wahai Guru", adu seorang murid pada Hujjatul Islam Abu
Hamid Al Ghazali, "Bukankah syaithan akan terusir jika kita
berdzikir?"
"Betul Anakku", jawab Sang Imam.
"Lalu ada apa denganku ini? Aku telah mencoba untuk banyak
berdzikir, tapi si terkutuk itu rasanya terus datang dan datang lagi,
menggangguku dengan berbagai was-was yang akrab sekali."
Sang Guru tersenyum.
"Bagaimana pendapatmu Anakku", ujar beliau, "Tentang
seorang yang berulang kali menghalau anjing buduk dari tempatnya duduk, tapi di
situ dia selalu menyanding tulang, jeroan, dan daging yang amat disukai si
anjing?"
"Pasti anjing itu selalu kembali", si murid menanggapi,
"Meski diusir berulang kali. Karena di sisi orang itu, masih tersaji hal
yang mengundang minatnya."
"Begitu pula dzikir kita", urai Imam Al Ghazali,
"Adalah hal yang ditakuti syaithan. Ia lari terbirit tiap kali lisan dan
hati melantunkan wirid. Tapi ia akan selalu kembali selama di dalam dada ini
kita menyuguhkan hal-hal yang menjadi kegemarannya."
"Apakah itu Guru?"
"Penyakit hati. Seperti sombong, tamak, dan dengki."
Maknanya, jangan-jangan bukan syaithan yang tak ingin pergi, melainkan
kita yang selalu merayunya agar kembali. Ia terpesona oleh takabbur kita, dan
tergoda untuk membesarkannya. Ia terpesona oleh kerakusan kita, dan tergoda
untuk meraksasakannya. Ia terpesona oleh hasad kita, dan tergoda untuk
meledakkannya.
Maka sungguh kita amat perlu menyucikan jiwa dari kotoran-kotoran nya,
agar syaithan tak berminat untuk datang kembali di saat kita mengusirnya. Dan
lebih dari itu, kita menghajatkan bersihnya hati untuk kemesraan yang paling
berharga.
Hati ini adalah yang senantiasa akan dilihat oleh Rabb kita 'Azza wa
Jalla. Jika wajah yang ditatap sesama manusia amat kita perhatikan
kecerahannya, kehalusannya, dan kesegarannya, lalu kita rawat dengan pelembab
hingga perona; maka hati yang ditatap Pencipta, Raja, dan Sesembahan manusia
memerlukan perhatian lebih dalam penjelitaannya.
Benarlah Imam Hasan Al Bashri ketika menyatakan:
داوِ قلبك فإن
حاجة الله إلى العباد صلاح قلوبهم
Obati hatimu dari penyakit-penyakitnya. Sungguh hajat Allah kepada
hamba-hambaNya adalah kesentausaan hati mereka.
RUMAH BUKU IQBAL : Pusat Buku Bermutu
RUMAH BUKU IQBAL : Pusat Buku Bermutu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar