Salim A. Fillah
Begitulah beberapa kali kita tegaskan
dalam dekapan ukhuwah ini, bahwa menjadi pembawa kebenaran tak boleh hanya
mempedulikan soal ‘mengatakan yang benar’. Dia harus penuh perhatian untuk
mengatakan yang benar, dengan cara yang indah, di saat yang paling tepat.
Tetapi ada hal yang lebih mendasar
pada beliau-beliau daripada sekedar ‘mengetahui apa yang harus dikatakan kepada
orang-orang tertentu, mengetahui kapan harus mengatakannya, dan mengetahui
bagaimana cara mengatakannya agar mendapatkan hasil maksimal.’
Apa itu?
Saya takjub membaca kembali selarik
sabda Sang Nabi, Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tentang arwah. “Ruh-ruh itu
bagai pasukan yang dibariskan,” ujar beliau sebagaimana diriwayatkan untuk kita
oleh Imam al-Bukhori, “Jika mereka saling mengenal, maka bersepakatlah mereka.
Jika mereka saling merasa asing, berselisihlah mereka.”
Dalam hidup, kadang memang ada
kejadian yang sulit dijelaskan. Seperti saat kita memasuki wilayah asing, dan
bertemu dengan orang-orang yang asing pula, satu dua kali pandangan kita akan
tertumbuk pada orang-orang tertentu yang meninggalkan kesan berbeda dalam jiwa.
Kita telah merasa akrab sebelum
saling berkenalan. Kita telah saling senyum dan menganggukkan kepala. Kita
telah saling menyapa sebelum sempat saling menyebut nama. Diam-diam, dalam hati
kita telah berseru-seru, “Inilah saudaraku!”
Maka, inilah ruh-ruh yang diakrabkan
iman. Dengan iman itulah mereka saling mengenal. Dengan iman itulah mereka
saling mengakrabi. Tanpa bicara mereka telah menyepakati hal-hal mulia. Jika
ada yang berbeda di antara mereka, semua tahu bahwa kesamaan di antara mereka
lebih banyak, dan lebih tinggi nilainya. Jika ada sembilanpuluh sembilan hal
berlainan, dan hanya satu perkara saja yang serupa di antara kita, maka marilah
curahkan seratus persen usaha untuk yang satu itu agar ianya jadi berdaya.
“Kita saling bekerjasama,” ujar
Syaikh Muhammad Rosyid Ridho, “Dalam hal-hal yang kita sepakati. Dan kita
saling menghormati, dalam hal-hal yang kita perselisihkan.”
Begitulah ruh-ruh yang diakrabkan
iman, dalam dekapan ukhuwah.
#SAF
#DDU Hal 251-253
Tidak ada komentar:
Posting Komentar