By: Nandang Burhanudin
*****
Usai sudah dunia
Islam memperingati Isra' Mi'raj Baginda Rasulullah saw. Hampir semua negara
Muslim meliburkan hari, yang sangat sakral. Isra' Mi'raj erat kaitannya dengan
universalitas Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad, dan hubungannya yang
tak terpisahkan dengan ajaran yang diwahyukan kepada Nabi Ibrahim dan para nabi
lainnya.
Namun apa yang terjadi di
Palestina, tepatnya Al-Quds, berbeda 180 derajat. Di hari yang sama, Netanyahu
PM Israel terpilih mengumumkan hal yang memedihkan siapapun Muslim yang
memiliki iman:
1. Al-Quds ibu kota
abadi negara Israel.
2. Israel menolak resolusi PBB soal solusi dua negara.
3. Israel meresmikan pembangunan ratusan komplek perumahan Yahudi di Al-Quds.
4. Ratusan warga Yahudi mengepung komplek Masjid Al-Aqsha, dengan perlindungan dari keamanan Mahmoud Abbas.
5. Komplek Al-Aqsha akan diubah total sesuai kepentingan pembangunan Solomon Temple.
2. Israel menolak resolusi PBB soal solusi dua negara.
3. Israel meresmikan pembangunan ratusan komplek perumahan Yahudi di Al-Quds.
4. Ratusan warga Yahudi mengepung komplek Masjid Al-Aqsha, dengan perlindungan dari keamanan Mahmoud Abbas.
5. Komplek Al-Aqsha akan diubah total sesuai kepentingan pembangunan Solomon Temple.
Lalu apa yang menimpa
umat Islam dunia? Myanmar dibantai. Tokoh Islam Bangladesh dihukum gantung. Di
Mesir tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin dibunuhi. Di China, Muslim dilarang
beribadah. Di Afrika Barat, Mali, Chad, Muslim dibunuhi dan masjid dihancurkan.
Di Irak dan Syiria, Muslim dibunuhi Syiah. Di Indonesia, Muslim disuguhi bacaan
Al-Qur'an langgam jawa. Sedangkan di wilayah lain, Muslim sibuk saling serang.
Sungguh, Al-Quds dan
Al-Aqsha kiblat pertama umat Islam dan tanah suci ketiga umat Islam tidak lagi
menjadi fokus perhatian pemerintah dan umat Islam dunia. Memang ada beberapa
negara yang mengakui Palestina, semisal Vatikan atau Belgia. Bahkan Jokowi
menjadikan kemerdekaan Palestina sebagai bualan kampanye. Namun semua hanya
pengakuan di atas kertas, karena pada faktanya, nyaris yang tersisa dari
Palestina hanya 360 km persegi yaitu Gaza.
Lalu apa yang bisa
kita lakukan? Perkuat diri, keluarga. Rebut pemerintahan dan kekuasaan dengan
seksama. Siapkan generasi mujahid, yang bukan sekedar koar-koar di toa. Perkuat
ekonomi umat. Kuasai teknologi. InsyaAllah, Palestina dan dunia Islam merdeka
bukan hanya mimpi.
20
Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar