(Wawancara Sri Bintang Pamungkas)
*****
Bagaimana Anda melihat Jokowi saat ini?
Mafia Persaudaraan Cina Indonesia itu sudah merencanakan
menguasai republik ini sudah lama. Beberapa kasus masa lalu bisa dilihat. Ketika
masa Sriwijaya tahun 500-an, orang-orang Cina yang belajar agama Budha, mereka
mendapati Nusantara itu sebagai Tanah Harapan. Artinya mereka menemukan
Indonesia ini, lalu mereka berfikir, Nusantara ini sebagai tanah air. Lalu
dimulailah dari daratan Cina, kaisar-kaisar mengirimkan ekspedisi dalam jumlah
yang besar. Dan itu berlangsung terus berkali-kali.
Ketika Sriwijaya mulai runtuh, maka muncullah di Jawa Timur, kerajan-kerajan kecil seperti Kediri, lalu Singosari, sebelumnya ada Medang dan seterusnya. Mereka, kerajaan-kerajaan itu didatangi oleh orang-orang Cina, utusan-utusan kaisar di sana, untuk takluk dengan Cina. Itu sekitar tahun 1200-an.
Pernah Raja Kertanegara, didatangi oleh utusan Cina yang namanya
Meng Chi. Kertangera marah dan Meng Chi itu dipotong telinganya dan disuruh
pulang. Tapi kemudian ketika Mongol mengalahkan kerajaan-kerajaan Cina,
muncullah Jengis Khan, Kubilai Khan, dan seterusnya. Kubilai Khan pernah
mengirim 20 ribu pasukan dengan angkatan lautdan tentara berkuda ke sini. Orang
Nusantara menyebutnya pada waktu tentara Tartar. Maka muncullah yang namanya
Raden Wijaya dari Singosari. Raden Wijaya menghancurkan tentara Tartar itu
dengan perang gerilya.
Lalu Raden Wijaya menjadi menantunya Kertanegara dan akhirnya
menjadi pendiri Majapahit dan sekaligus raja pertama Majapahit. Dimulailah saat
itu era baru Kerajaan Majapahit.
Lalu ada Hayam Wuruk dan Gajah Mada muncul sebagai raja yang
terkuat, yang (dikatakan sebagian ahli sejarah) wilayahnya sampai Pantai Timur
Afrika dan Amerika Latin. Tentang Amerika Latin itu hubungannya sejak dengan
Sriwijaya. Oleh karena itu relief-relief di Borobudur itu menunjukkan gambar
orang Amerika Latin.
Setelah dihancurkan Raden Wijaya apakah orang-orang Cina kapok
ke Indonesia?
Nafsu dari orang Cina, dari Utara tidak luntur untuk menguasai
Nusantara. Mereka mulai masuk tanpa tentara, dalam jumlah besar bersamaan
dengan runtuhnya Majapahit, bersamaan dengan masuknya Belanda dan Portugis.
Islam itu masuk karena Majapahit sendiri dengan perdagangan lautnya mencapai
Hadramaut dan Gujarat.
Hadramaut itu Yaman, dan Gujarat itu Pantai Barat India yang
kemudian jadi Pakistan. Melalui itulah kemudian Islam masuk. Dan kita tahu
bahwa kerajaan Majapahit itu kemudain menjadi kesultan-kesultanan Islam, dari
Serambi Mekah sampai ke Ternate. Papua itu di bawah kesultanan Ternate.
Kesultanan-kesultanan itu ‘tidak merupakan satu imperium yang satu’, sehingga
mudah dimasuki oleh infiltran-ilnfiltran asing termasuk Cina.
Cina ini merembes kayak air. Bahkan mereka mengklaim Islam
datang dari Cina. Bahkan dari berbagai tulisan dibikin seolah-olah Walisongo
itu sebagiannya adalah orang-orang Cina. Itu jelas- tidak betul. Kalau Islam
betul datang dari Cina, maka Cina yang Islam itu mayoritas, ternyata kan nggak.
Mayoritas malah Indonesia. Jadi itu palsu. Termasuk sunan-sunan dari Walisongo
yang disebut Cina itu palsu.
Lalu ketika VOC masuk dan pemerintah Belanda menjajah Indonesia, orang-orang Cina itu menjadi perantara. Mereka menjadi pedagang-pedagang bahkan industriawan yang bagus dan punya ketrampilan yang bagus ddan unggul dibanding orang Jawa. Bahkan orang jawa menganggap bahwa orang dagang itu rendah, yang tinggi itu adalah kebangsawanan dan pendidikan. Jadi karena itu sama Belanda mereka dijadikan -dengan pendatang yang lain seperti Arab dan India- dan diangkat menjadi warga negara kelas satu di bawah Belanda. Di bawah orang-orang bule. Pribumi itu dianggap paling rendah.
Maksud Belanda di situ untuk mencari teman. Sedang si Cina-Cina
ini selain menganggap bahwa Nusantara adalah tanah harapan juga mereka
mendendam sakit hatikarena ekspedisi-ekspedisi mereka, tentara-tentara Tartar
tadi, selalu dikalahkan oleh kerajaan di Nusanrta. Nafsu mereka untuk menguasai
Nusantara sangat besar. Maka ketika perang kemerdekaan mereka bantu Belanda.
Setelah perang kemerdekaan, mereka menolak Indonesia merdeka. Sekalipun
beberapa diantara mereka ada yang mendukung Soekarno Hatta. Sebagian besar
mereka menginginkan Belanda terus disini. Karena dengan Belanda di sini, mereka
menjadi terlindung, karena mereka merasa minoritas.
Mereka ada yang jadi pasukannya,sewaktu Belanda atau Jepang
(menjajah Indonesia). Orang-orang Cina itu yang kedudukanya lebib tinnggi dari
pribumi boleh masuk ke sekolah-sekolah Belanda bahkan dikirim ke Belanda.
Merekajuga ikut membuat perkumpulan yang mendukung Belanda. Zaman Jepang pun
begitu. Sekalipun ada yang menjadi anggota BPUPKI, PPKI dan dan lain-lain.
Dalam sejarah, ada peristiwa yang namanya Kali Angke. Itu 10
ribu orang Cina dibantai Belanda karena mereka mempunyai kebiasaan yang buruk
dan sudah ada peraturan mereka melanggarnya. Yaitu pelaranganmembuat pelacuran,
perjudian dan minuman-minuman keras. Mereka memproduksi. Sehingga ketika mereka
melakukan pelanggaran, sehingga gubernur Belanda bersama orang-orang Eropa
lainnya, membantai mereka. Kali Angke menjadi merah darah.
Contoh Pengkhianatan Orang Cina dalam Sejarah Seperti Apa?
Ketika perang Diponegoro, banyak orang Cina yang mengkhianati
Diponegoro dan membantu Belanda. Dan karena itu juga terjadi pembunuhan besar
terhadap orangorang Cina oleh orang-orang Diponegoro. Terutama di Ngawi, daerah
perbatasan Jateng dan Jatim. Adipati di Madura juga banyak membunuh (orang
Cina).
Artinya sifat-sifat Cina ini, menurut saya, menjadi karakter
orang Cina dimata pribumi tidak berubah. Antara lain suka menipu, nyogok,
sewenang-wenang, licik, dan memperkaya diri. Memang mereka terampil dalam
binis. Tapi mereka menjadi besar karena nyogok. Dan banyak pejabat kita yang
terkena sogokan itu. Termasuk raja-raja kita pada masa lalu.
Sebagai akibat dari sifat-sifat itu, mereka tidak pernah mau
menyatu dnegan pribumi. Mereka membentuk kelompok sendiri, yang saya sebut
sebagai segregasi. Itu terjadi sejak dimasa Bung Karno. Sehingga akhirnya
Soeharto mengeluarkan surat keputusan pemerintah, mereka dilarang melakukan
perdagangan di pedesaan. Karena cara-cara mereka berdagang yang licik dan
mencederai orang-orang pedesaan. Peraturan Pemerintah itu sebenarnya
dikeluarkan sejak tahun 1959 (zaman Bung Karno), karena ada laporan bahwa orang-orang
Cina itu mulai mendominasi perekonomian-perekonomian. Sampai sekarang PP itu
nggak pernah dicopot.
Lalu pada tahun 1963, bulan Mei, terjadi peristiwa bentrok yang
dimulai dari Cirebon sampai menjalar ke Jawa Barat. Rumah-rumah dan toko-toko
Cina dirusak dan dibakar oleh masyarakat.
Sifat congkak, merasa diri kelasnya lebih tinggi akibat dari
sikap Belanda dulu, dan juga tidak bisa dilepaskan dari dendam mereka yang
sampai tahun 1500 selalu dikalahkan. Itulah mereka.
Ada peristiwa yang menarik, tahun 1963-64 menjelang 65. Ada
seorang imigran Cina yang mengambil nama suryawijaya itu dengan alasan
mengunjungi ibunya, ia menjadi warganegara Indonesia. Entah prosesnya seperti
apa waktu itu. Ia ternyata tentara Cina. Ia memang dikirim darisana. Ia melakukan
aktivitas pengiriman senjata dari Cina untuk membantu Barisan Tani Indonesia,
yang kemudian ikut mendukung PKI. Dan memang dikabarkan menjelang tahun 65 itu
ada kapal yang ditangkap yang isinya penuh dengan senjata, mendarat di Pantai
Utara Jawa. Itu kemungkinan juga bagian dari Suryawijaya. Itulah mengapa Pak
Harto menganggap bahwa peristiwa PKI 30 September itu juga didalangi oleh RRC.
Dan Suryawijaya ini mempunyai keturunan, sampai sekarang sudah cucu. Bisnis
senjata itu dilanjutkan oleh anak-anaknya,diantaranya Edward Suryawijaya.
Mereka jadi supplier senjata bagi TNI dan Polri. Bahkan yang terakhir pesawat
kepresidenan SBY, dari mereka. Lalu pesawat itu dijual lagi, mereka yang beli.
Bagaimana nasib kaum Cina di bawah Pak Harto?
Pak Harto punya alasan sendiri, Cina-Cina ini harus diredam.
Alasan lain Lim Bian Koen (Sofjan Wanandi) dan Lim Bian Kie (Jusuf Wanandi),
mendirikan CSIS bersama dengan Harry Tjan Silalahi. Harry Tjan bersama-sama
Subhan ZE orang NU kharismatik, mereka membentuk Front Pancasila mendukung Pak
Harto. Itu mulai tahun 1966.
Subhan ZE jadi Ketua, Harry Tjan jadi Sekjen. Tapi kemudian
Subhan dan Harry Tjan bentrok. Karena Subhan berpandangan pimpinan tertinggi RI
itu harus seorang sipil. Sedang Harry Tjan mengatakan bahwa kami orang-orang
Cina perlu pelindung, persis sepeti Cina minta perlindungan Belanda. Menurut
Harry Tjan, meski tentara itu otoriter, kami merasa lebih aman. Kemudian mereka
mendirikan CSIS, di situ ada juga Ali Moertopo dan Sudjono Humardani.
CSIS Indonesia itu cabangnya CSIS di Amerika. Sejak awal CSIS,
Harry Tjan sebetulnya orang CIA. Bahkan mereka, atas petunjuk CIA membantu
Soeharto menjelang peristiwa G30S sampai akhirnya Soeharto dapat Surat Perintah
11 Maret, (termasuk dengan MI6 Inggris yang membantu). Karena waktui itu MI6
menerbitkan surat tentang Dewan Jenderal yang menjadi alasan Untung melakukan
kudeta 30 September 1965 itu. Jadi sekalipun Harry Tjan belum ketemu Subhan,
tapi keberadaannya usaha jejaringnya sama CIA. Antara lain peristiwa Desember
1965, ada suatu rapat di Cipanas yang diselenggarakan oleh orang-orang Bung
Karno untuk membubarkan atau menasionalisasi Caltex, ternyata pak Harto
tiba-tiba muncul dan menolak nasionalisasi. Dari mana Pak Harto tahu kalau ada
rapat di Cipanas? Dalam peristiwa G30S, Pak Harto ada dalam jejaring CIA untuk
menjatuhkan Soekarno.
Ketika Pak Harto berkuasa, ia memutuskan orang-orang Cina
dilarang berpolitik. Berbisnis dipersilakan. Pak Harto sadar atau tidak sadar
situasi itu menyebabkan sosial ekonomi mereka mendominasi. Maka muncullah Bob
Hasan, Liem Swie Liong dan munculnya 200 konglomerat Cina. Di situ saya melihat
bahwa gerakan menguasai Nusantara atau Indonesia itu terus dan mencapai
kemajuan, yang khususnya disetir oleh CSIS dan LIPPO di bawah Mochtar Riyadi
dan James Riyadi.
Ketika Bill Clinton naik jadi presiden AS, masalah Timtim nggak
pernah selesai. Kebetulan keluarga Clinton bersahabat dengan James Riyadi.
James ikut bantu keuangan ketika Clinton kampanye presiden. Clinton ingin Timor
Timur selesai. MasalahTimtim nggak selesai-selesai, dan tiga Sekjen PBB, Xavier
Peres Dequiar, Boutros Boutros Gali dan Kofi Annan lewat, masalah Timtim juga
nggak selesai. Maka keputusan Clinton harus dijatuhkan. Soeharto harus jatuh,
maka Clinton minta bantuan James Riyadi.
Pada waktu terjadi konferensi APEC di Bogor, tahun 1994, di
Lippo Cikarang, Clinton berkunjung ke rumahnya James Riyadi. Dan disepakatilah
upaya kejatuhan Soeharto. Kebetulan di tanah air terjadi gerakan-gerakan yang
menentang Soeharto, khususnya dari pihak mahasiswa .
Jadi saya kira di samping ada gerakan mahasiswa, tidak sadar ada
keuangan yang mengalir ke Indonesia baik dari James Riyadi maupun dari
Washington. Tahun 1997 terjadi krisis moneter yang menurut pendapat saya krisis
moneter rekayasa. Ekonomi Indonesia itu kecil kalau direkayasa oleh negara
besar kayak AS dibantu oleh CSIS, serta Mochtar dan James Riyadi, hasilnya
menakjubkan. Jadi krisis moneter menjadikan Indonesia kolaps, direkayasa
masuknya IMF dan sekaligus menjadi penasehat untuk menangani krisis itu. Ini
terjadi pada akhir pak Harto. Kemudian setelah itu ada pengucuran dana 210
trilyun agar Habibie turun, lalu naik Gus Dur.
Saya kira Timtim itu lepas karena rekayasa kelompok dari
domestik dengan dukungan AS. Karena Habibie yang naik itu kan periodenya sampai
dengan 2003, kenapa ia melakukan Pemilu 1999 yang menghasilkan kemenangan PDIP
lalu pertanggungjawaban Habibie ke MPR ditolak saat itu? Itu rekayasa.
Mayoritas rakyat kita nggak sadar, banyak nggak suka Habibie, menganggap ia tangan
kanannya Soeharto, melepaskan Timtim dan tidak mau mengadili Soeharto. Termasuk
penghancuran IPTN itu adalah rekayasa.
Kenapa Habibie harus dijatuhkan?
Untuk mempercepat terpilihnya presiden yang pro Amerika dan
tentu saja pro Persaudaraan Mafia Cina Indonesia. Dipaksalah Gus Dur untuk
mengucurkan Surat Tanda Utang (STU) 430 trilyun. Dilanjutkan Megawati, membantu
bank-bank yang kolaps. Pemerintah seakan-akan bertanggung jawab kepada
konglomerat-konglomerat itu. Karena pemerintah nggak punya uang, dikasih STU
itu (kasus BLBI),untuk mengganti aset-aset mereka yang diambil pemerintah.
Tetapi ketika aset-aset itu dijual 430 trilyun itu diperkirakan
total nilai aset- ternyata hanya terjual 15-20 trilyun. Artinya kita dibohongi
konglomerat itu. Lebih gawatnya lagi Megawati keluarkan Inpres No. 8 tahun
2002. Cina-cina yang bohong ini yang sebetulnya berutang kepada negara, karena
mereka nggak bisa bayar ke nasabah.
Keputusan Mega, mereka tidak akan ditangkap. Lalu STU itu untuk
dipakai untuk mengucurkan bunganya kepada para konglomerat nilainya 60-70
trilyun pertahun. Memang obligasi rekap itu dibuat untuk mencairkan bunganya
itu. Karena 430 trilyun cash pemerintah nggak kuat bayar, kalau 60-70 trilyun
per tahun pemerintah bisa. Ini dibayar mulai 2003 sampai hari ini. Lunasnya
nggak jelas kapan, katanya sampai 2021.
STU itu sudah diperjualbelikan, termasuk kepada orang asing dan
lembaga-lembaga asing. Indonesia membayar kepada lembaga-lembaga asing pemegang
STU. Dan aset-aset yang murah itu, 15-20 trilyun dibeli lagi sama pemiliknya.
Menteri keuangan AS sendiri, di zaman George Bush mengatakan bahwa aset-aset di
bank-bank Indonesia itu aset sampah yang dibeli dengan harga tinggi. Tapi sama
SBY ini dbiarkan. Kebijakan Megawati itu dilanjutkan SBY, koceknya lari ke SBY
juga.
Zaman Gus Dur juga terjadi rekayasa. Satu, MPR dimandulkan.
Tidak ada penguasa tertinggi selain presiden. Kedua, pasal 33 UUD 45 diubah.
Akibatnya Indonesia menjadi liberalis dan kapitalis. Yang berlaku ekonomi
pasar. Siapa yang kuat dialah yang menang. Istilahnya, free fight liberalism.
Yang ketiga, presiden tidak harus asli Indonesia (cukup warga negara). Setelah
itu berhasil, target mereka 2014 harus muncul persiden Cina. Itu setelah
kekayaan mereka (terkumpul) 60-70 triltyun sampai 12 kali dari 2003. Nilainya
hampir 1000 trilyun. Sudah cukup rekaysa untuk memenangkan pemilu dan pilpres.
Berarti mereka (kaum Cina) sekarang ini berhasil?
Ya sekarang ini mereka berhasil. Selama 2014 itu ratusan triyun
mereka keluarkan. Akhirnya mereka menemukan Jokowi. Christianto Wibisono pernah
kasih SMS, ia mengatakan Soekarno itu shionya kerbau, tapi Soekarno mengatakan
bahwa shionya bukan kerbau tapi banteng. SBY shionya kerbau juga, Jokowi
shionya kerbau juga. Bahkan kemudian ia menambahkan smsnya: Lihat (nanti)
Jokowi jadi presiden 2014. Kira-kira sms itu disebarkan Januari 2014 kemarin.
Benarkah Jokowi keturunan Cina?
Benar, jokowi keturunan Cina. Wi, Widodo itu selalu menjadi
namanya. Ada Wijoyo, Winardi, Cina Wi. Bapaknya sekarang ini bapak tiri. Kalau
ibunya benar Sujiatmi. Kalau mau membuktikan periksalah DNA bapaknya,
periksalah DNA-nya Jokowi. Apa benar anaknya? Saya yakin nggak benar. Komunitas
Cina sendiri mengakui bahwa ia itu Cina. Ada yang menyebut bapaknya namanya Oey
Hong Liong.
Sedang beredar di media sosial, Jokowi punya adik kandung asli
Cina di RRC yang bernama Wi Yo Fang. Saya bisa menambahkan ketika dia
pertamakali jadi walikota, ada seorang Cina asal Semarang yang ingin bertemu
sama Jokowi tetapi nggak berhasil, sehingga dia ngoceh dimuat di Solo Pos. Ia
mengatakan bahwa ia adiknya Jokowi. Ini Cina beneran. Artinya bapaknya Jokowi
yang Cina itu, mungkin sudah menikah dengan Cina lain. Bapak tirinya ini
(sekarang sudah meninggal), sama ibunya Jokowi menghasilkan anak tiga
perempuan, yang menjadi adik tiri Jokowi sekarang ini.
Termasuk sejak dulu PDIP itu kan dianggap sebagai tempat yang
nyaman bagi Cina, Komunis, dan non Muslim. Ini satu peristiwa dulu. Yaitu
ketika Pater Beek masuk ke CSIS. Dia mengadakan namanya kaderisasi sebulan
(kasebul). Dan Sofjan Wanandi, CSIS itu menggusur pribumi dan menggusur Islam.
Pada waktu bersamaan di dunia muncuk kelompok Nasrani baru. Namanya Kristen
Kharismatik. Masuk Indonesia lewat Timtim tahun 1975, menyebar ke Surabaya,
sampai ke seluruh Indonesia. Kristen merasa takut muncul Kristen kharismatik
ini. Khawatir kayak munculnya Potestan, sehingga sama Vatikan dikasih tempat.
Akhirnya menjadi banyak orang Katolik yang berpindah (ke Kristen kharismatik).
Ini yang menjadi kuat mereka. Mereka menggunakan sepersepuluhan. Artinya
sepersepuluh pendapatan untuk Kristen kharismatik. Surabaya, Malang berkembang.
Ciputra masuk ke situ, Ahok masuk ke situ.
Ketika PDIP mengadakan kongres di Semarang kemarin, tempatnya
Holy Stadium, yang katanya gereja terbesar di Indonesia, atau Asia Tenggara.
Memang tempatnya di dekat Marina, sehingga sama Kompas diplesetkan menggunakan
gedung Marina. Sebenarnya PDIP menggunakan gedung itu. Pimpinannya, Pendeta
Petrus Agung Purnama.
Bahkan Gerindra sempat terkecoh, ia membikin sayap Cina dan
Kristen. Dikiranya bisa menjaring Cina dan Kristen. Ternyata mereka memilih
Jokowi.
Anda mengatakan Pilpres rekayasa. Bagaimana merekayasanya kan
sulit?
Saya kira pilpres itu hasil rekayasa. Selama kotak suara
berjalan dari TPS, lalu ke kecamatan, kemudian ke tempat lain sampai
KPU,(dimungkinkan rekayasa) termasuk e-KTP. E-KTP itu, yang saya barusan ikuti
beritanya, Direktur Astra Graphia, Karyawan Anang Sudiarjo itu diangkat menjadi
‘server e-KTP’. Nama cinanya Yo Ie Peng. Nama ini sebenarnya sudah masuk ke
KPK, tapi kok nggak ditindaklanjuti. Ini salah satu server dugaan saya. Selain
ini ada lagi di tempat lain dugaan saya. E-KTP ini dijual kepada calon-calon
imigran yang masuk ke Indonesia. Mereka nggak bisa berbahasa Indonesia, dijual
dengan 5juta orang. Mereka bisa nyoblos. Berapa yang sudah terjual? Nggak tahu
kita. Atau mungkin dicobloskan orang lain.
Saya menganggap pemilu 2014 itu pemilu yang paling kotor. Selain
rekayasa tadi, juga calon-calon legilslatif bayar. Baik bayar kepada partai
maupun bayar kepada pemilik suara. Contoh disebuah dapil, ada yang bayar 100
juta per masjid. Menang dia. Artinya yang lain-lain juga begitu. Kita tahu
bahwa mereka tidak dikenal, namanyamuncul dipohon-pohon, di tembok-tembok kok
bisa jadi wakil rakyat. Juga disebut-sebut Jusuf kalla bayar, jokowi bayar
juga. Bagaimana, mereka kan bukan kader PDIP bisa jadi calon? Nggak mungkin,
pasti bayar.
Pencalonan Jokowi kan terjadinya setelah pertemuan Lenteng
Agung. Setelah 70 sampai 100 pengusaha Cina bertemu Megawati. Kedua, Jokowi
terlibat korupsi. Soal bantuan pendidikan, dulu ada Bantuan Pendidikan Masyarakat
Kota Solo (BPMKS), dimana ada manipulasi jumlah siswa 65ribu ditulisnya
100ribu. Lalu pikiran-pikiran ini dibawa terus sampai ke jakarta. Jadilah kartu
sakti. Trikartu sakti. Dimana KPK hanya mengatakan bahwa ada penyalahgunaan
wewenang karena tidak memiliki tender. Menurut konsutan yang ikut menggarap
BPMKS, manipulasi serupa dipakai di Jakarta. Termasuk Transjakarta. Kan itu
jelas-jelas bahwa tidak mungkin yang namanya Udar melakukan kebijakan itu tanpa
perintah dari gubernur. Dan ternyata bus-bus itu ‘brodol’ semua. Tapi dengan
kekuatan Persaudaraan Mafia Cina Indonesia semua hilang (masalahnya). Juga
taman BMW jakarta, itu juga jatuhnya ke tangan Cina juga. Dan ganti ruginya itu
menuai korupsi.
Terus yang terakhir tidak pernah terjadi di pemilu-pemilu
sebelumnya, adalah Cina-Cina itu begitu begitu antusiasnya pilih Jokowi (sama
Ahok).
Jokowi kemarin melakukan pertemuan APEC, G-20 dan ASEAN,
bagaimana menurut Anda?
Di pertemuan APEC, disitu Jokowi menjelaskan, tapi sekaligus
juga secara sadar dia membuka koridor bagi masuknya armada laut internasional
ke Indonesia. Disini ada yang dikenal dengan namanya ALKI (Alur laut Kepulauan
Indonesia). Ketika indonesia disahkan mejjadi negara kepulauan, maka indonesia
wajib menentukan Alur laut Kepulauan Indonesia, bagi keluar masuknya
kapal-kapal asing. Sudah ditetapkan yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat
Lombok, dan Selat Timor. Ini konon Amerika dan Australia selalu mendesak ini,
keluarkan lagi ALKI. ALKI yang baru inilah yang sengaja dibuka oleh Jokowi
tanpa konsultasi dengan KSAL, panglima TNI dan DPR/MPR.
Kenapa begitu?
Ketika pengumuman KPU ada kemungkinan ditolak sama MK, di
samping berbagai macam (tuduhan) pidana yang dilakukan Jokowi, mereka gusar.
Akhirnya Megawati berangkat ke AS, juga JK yang didukung oleh Sofjan Wanandi.
Dipertemukanlah mereka dengan para pimipinan dunia di sana. Antara lain ada
Obama, Hillary Clinton, David Cameron, dan Xi Jinping. Intinya minta tolong
agar Jokowi dimenangkan. Dari AS dikirimpula yang namanya senator John Mc Cay.
John ketemu dengan pimpinan MPR dan Pramono Anung, tanpa satupun dari mereka
yang menyampaikan kepada masyarakat isi pertemuan itu. Padahal setiap pertemuan
dengan pejabat tinggi harusnya disampaikan isinya.
Permintaan bantuan Megawti dan JK ke mereka bukannya tanpa
upeti. Salah satu upetinya adalah ALKI itu. Kunjungan mreka awal Agustus 2014
lalu, sebelum 17 Agustus, sebelum pengumuman MK.
Sebelum September 2014 di Australia beredar kabar, 18-19 Agustus
ada konferensi di sana tentang Timtim. Konferensi International Force for East
Timor. Yaitu tentara internasional untuk Timtim. Itu dibentuk paska referendum
tahun 1998. Salah satu pimpinan dari konferensi itu namanya Damien Kingsburry
mengatakan : “Saya sudah mendapatkan proposal referendum Papua yang dibuat oleh
Mr Jokowi”. Dalam fikiran saya itulah dua hal yang dijanjikan. Kesatu adalah
kemerdekaan papua, kedua, ALKI. Dugaan saya lewat jalur Utara Timur. Masuk dari
Filipina, masuk ke Manado, ke Halmahera, dan Laut Timur Sulawesi. Ikannya
banyak dan itu berbahaya bagi kedaulatan Indonesia. Angkatan laut Jepang
menghancurkan Belanda dari situ. Kita nggak punya angkatan laut (yang
kuat).Juga pertemuan antara Menteri Susi Pudjiastuti dengan Dubes AS yang lalu.
Susi minta bantuan angkatan laut AS untuk mencegah illegal fishing.
Jadi selain memperkenalkan diri, presiden Jokowi juga menjual
Indonesia kepada asing. Sama seoerti SBY. SBY juga menjual Indonesia. Soeharto
dulu tahun 1967, dgn Hamengkubuwono, Widjojo Nitisastro (Mafia Berkeley) di
Jenewa Swiss, bertemu dengan pimpinan-pimpinan MNC (Multinational Corporation).
Antara lain dari Freeport dan di situ diputuskan indonesia bisa dapat bantuan,
dengan dibentuknya IGGI. Kelompok-kelompok negara donor untuk Indonesia.
Sebagai upeti atau korbannya adalah kekayaan alam Indonesia. Mereka meminta
agar diterbitkan UU Penanaman Modal Asing nomor 1 tahun 1967. Lucunya UU itu
antara lain dibikin Mohammad Sadeli, ditandantangani 10 Januari 1967 dan yang
menandatangani Bung Karno. Bung Karno dipaksa Pak Harto untuk menandatangani
itu, untuk menghukum Bung Karno. Karena Bung Karno pernah menyatakan neraka
untuk bantuan-bantuan asing.
Ada yang mengatakan investasi asing kan perlu?
Ya perlu, tapi nggak perlu dikorbankan. Seperti investasi tanah
dijual 95 tahun. Sekarang yang namanya Jawa itu 80 persen dikuasai Cina.
Jakarta hampir 100 persen dikuasai. Juga pulau-pulau. Kekayaan alam kita
dikuasai Cina. Minyak dikuasai asing. Hutan kita juga dikuasai mereka, yang
semuanya bertentangan dengan pasal 33 UUD 45. Pertamina sudah bukan BUMN lagi,
tinggal namanya doang. Listrik kita sudah beli dari asing. Dijual digadaikan.
Cinaisasi sudah berlangsung: Jokowi, Ahok, Tjahjo Kumolo dan
Setya Novanto, terindikasi Cina. Dan ini sudah merupakan gerakan dan konspirasi
yang dimulai sejak zamannya Sriwijaya. Sekarang kelompoknya Wijaya di Bandung
yang mempopulerkan produk-produk Cina. Ada namanya Cucu Wijaya, salah satu
pimpinan dari Universitas Maranatha. Dia lulusan ITB, jurusan Seni Rupa.
Kemarin dia membawa rombongan ITB itu ke Cina.
Promosi produk-produk Cina dengan harga Cina yang tidak ada
struktur biayanya. Kalau produk di dunia kan ada struktur biayanya. Kalau di
Cina nggak ada. Bisa menjual seenaknya, industri-industri Indonesia bisa habis.
Belum lagi soal kesepakatan Asean. Dimana antara lain insinyur-insinyur
Indonesia harus punya sertifikat asing (Asean), yang nggak punya sertififat
Asean dianggap tidak mampu, dan ahli-ahli Asean bisa menggantikan mereka.
Sementara dari Soeharto sampai sekarang tidak pernah ada upaya untuk memajukan
ahli-ahli kita. Indonesia benar-benar terjual, alam, air dan udaranya. Juga
sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya.*
31 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar