By: Nandang Burhanudin
****
Tanggal 5 Juni kemarin, Israel memperingati sebagai hari
kemenangan besar melawan bangsa Arab dan umat Islam. Tepatnya 5 Juni 1967,
Israel sukses menaklukkan Kairo, Damaskus, Libanon hanya dalam perang 6 hari.
Al-Quds
dikuasai, Tepi Barat, Gaza, Sinai, Golan dikangkangi. Israel membunuh 20.000
militer Arab dan menghancurkan 80 % kekuatan militer Mesir, Syiria dan mengusir
300.000 warga Palestina dari tanah airnya sendiri. Israel hanya kehilangan 800
prajurit dan 2 % kekuatan militernya.
Kekalahan Arab ini disebut "Naksah" setelah bangsa
Arab dikalahkan tahun 1948 yang disebut dengan "Nakbah". Kekalahan
1948 sangat fatal. Bansa Arab kehilangan 78 % wilayah Palestina. Penduduk
aslinya diusir. Negara Israel dideklarasikan.
Setelah itu, perjanjian Camp David ditandatangani. Banyak ahli
sejarah menegaskan, kemenangan Mesir di perang 1973 adalah "drama"
seperti kemenangan AtTatruk di Turki saat melawan Yunani. Sebab ternyata,
setelah perjanjian Camp David, Mesir tidak berkuasa atas wilayah Sinai yang
direbutnya. Keputusan atas Sinai dan Palestina, sangat tergantung kepentingan
Israel.
Terbukti, kini Israel berpesta kembali. Kudeta di Mesir tanggal
3 Juli diperingati sebagai kemenangan kelima Israel atas bangsa Arab. Musuh
bebuyutannya Ikhwanul Muslimin, dihancurkan. Kini Israel benar-benar berada di
puncak kejumawaan:
1.
Negeri-negeri Arab dipecah-pecah.
2. Semangat jihad qital melawan Israel dihapus. Malah yang terjadi bangsa Arab berperang satu sama lain.
3. Penyakit cinta dunia dan takut mati menjadi tren masakini di kalangan dunia Islam.
2. Semangat jihad qital melawan Israel dihapus. Malah yang terjadi bangsa Arab berperang satu sama lain.
3. Penyakit cinta dunia dan takut mati menjadi tren masakini di kalangan dunia Islam.
Efeknya, Palestina praktis terlupakan. Yahudisasi Masjid
Al-Aqsha terjadi setiap saat. Di titik ini kita paham, mengapa Ikhwanul
Muslimin teramat dibenci Israel. Sebab Israel paham, kekuatan utama bangsa Arab
adalah Ikhwanul Muslimin. Suka atau tidak suka. Fakta membuktikan relawan dari
Ikhwanul Muslimin yang terdepan menghadapi Israel.
Seorang penulis Turki menegaskan, "Dunia Islam dan Bangsa
Arab akan kehilangan tonggak penting jika Ikhwanul Muslimin di Mesir
benar-benar dihancurkan." Saat ini hanya perlawanan Palestina dan bangsa
Arab hanya satu. Yaitu HAMAS-Jihad Islam di jalur Gaza. Selangkah lagi kekuatan
HAMAS-Jihad Islam dihancurkan, dan benar-benar sudah dilumpuhkan dari sisi
Mesir.
Israel paham, kegaduhan elemen-elemen Islam lainnya adalah
kegaduhan yang tak akan menyengat apalagi membahayakan. Malah terbukti
elemen-elemen inilah yang kini malah menggerogoti HAMAS-Jihad Islam di
Palestina, sebagaimana mereka membonsai kekuatan Islam lainnya di dunia.
07 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar