By: Nandang Burhanudin
*****
Rakyat yang tidak memilih Jokowi, berharap ada kekuatan Jokowi
segera di-"GusDur-kan". Artinya dilengserkan sebelum masa jabatannya
habis. Namun saya memprediksi, Jokowi akan tetap berkuasa selama masa
jabatannya. Tentu dengan syarat, Jokowi harus menuntaskan "misi-misi"
yang telah disepakati para donatur alias dalang di balik layar.
Misi
besar Jokowi adalah sebagai berikut:
1. Memutus apapun yang berbau Islam dan mengakomodasi
kepentingan non Islam.
Sesuai doktrin Megawati bersama AM. Hendropriono, kekuasaan
Jokowi diarahkan untuk memarjinalkan kekuatan Islam politik semoderat apapun.
PKS diterjang dengan isu korupsi Presidennya. PPP dibonsai dengan kepengurusan
"susupan". Sedang Golkar digoyang dengan dua Munas. Malah untuk PKS,
dicoba dikait-kaitkan dengan gerakan Islam transnasional atau isu Wahabi.
Sama halnya dengan Gus Dur yang mengeluarkan keputusan pengakuan
agama Kong Fuchu plus pengakuan negara atas tahun baru China, maka Jokowi
memiliki misi membuyarkan apapun yang berbau Islam. Terutama Islam politik atau
umat Islam yang berjuang di ranah politik. Jokowi sukses melakukan itu. Solo
dipimpin Katholik. Jakarta pun kini dikomando Kristen.
2. Mengangkangi BUMN dan seluruh sumber kekayaan alam Indonesia.
Caranya saat ini sangat terasa. DPR yang merupakan hasil Pemilu
demokratis, peran-perannya mulai dipinggirkan. Jokowi membuat banyak keputusan
tanpa bermusyawarah dengan DPR. Sebab Jokowi paham, KMP yang dominan di DPR
dibonsai dengan memecah belah induk partainya.
Kebijakan menaikkan BBM, privatisasi BUMN, mafia Pertamina
bersama Senagol, Freeport, dan banyak lagi. Megawati nampaknya belum puas
dengan pelelangan Indosat ke Singapore dan penjualan gas murah meriah ke China.
Megawati sesuai perintah "induk semangnya" bernafsu, melelang seluruh
asset rakyat Indonesia ke China.
3. Mendominasi ekonomi di seluruh lapangan kehidupan.
Cukong-cukong di belakang Jokowi benar-benar paham nasihat Ali
bin Abi Thalib, "Kefakiran itu awal kekufuran." Ekonomi adalah sentral
pusaran kehidupan. Siapa yang menguasainya, maka ia yang berhak mengatur roda
kehidupan.
Mereka tak mempemasalahkan umat Islam untuk takbir
sekencang-kencangnya. Tak terganggu umat berteriak khilafah, berdzikir, dan
apapun yang sifatnya ritual. Selama, sembilan bahan pokok mereka kuasa.
Kerudung, jilbab, baju koko, sajadah, keramik masjid, batu-bata, semen,
kendaraan, bensin, semua mereka kuasai.
Namun di penghujung hari, mereka dengan tenang meraupu jumlah
pengikut dari kalangan Islam yang "pindah keyakinan" akibat
kemiskinan dan diperbudak ketidakberdayaan.
Sayangnya, kalangan Islam tidak menyadari tiga misi ini. Sibuk
merintangi saudara-saudara yang berjuang via demokrasi. Sibuk
mengharamkan-membid'ahkan Pemilu. Namun anehnya, saat sudah ada pemimpin yang
terpilih harus sami'naa wa atha'naa. Jokowi jumawa, karena umat Islamnya tak
berdaya!
06 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar