DAN
SENGOKU-PUN BERAKHIR
@salimafillah
Tiga nama
itu takkan pernah hilang dari sejarah Jepang; Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi,
dan Tokugawa Ieyashu.
Anak-anak
Jepang masih menghafal peran agung mereka di masa penyatuan Jepang yang
berdarah di akhir Era Sengoku dalam sebuah haiku, "Nobunaga menumbuk padi,
Hideyoshi menanak nasi, dan Ieyashu memakannya tujuh turunan."
Tentang
watak masing-masingnya, sebuah puisi pendek lain dengan tepat menggambarkannya.
"Jika seekor burung tak mau bernyanyi; apa yang harus kita lakukan?"
"Bunuh
saja!", sahut Nobunaga.
"Buatlah
agar ia ingin bernyanyi", seru Hideyoshi.
"Tunggu!",
kata Ieyashu.
Ketika
kejayaan para panglima perang agung dari marga Hojo, Odawara, Takeda, dan
Uesugi berakhir dengan tampilnya persekutuan 3 orang yang unik lagi saling
melengkapi ini, Era Sengoku yang hampir 2 abad mewarnai Jepang dengan Seni
Perang yang indah namun penuh darah.
Nobunaga yang
tampan, kharismatik, pemberani, haus akan hal baru, namun juga brutal, memulai
kampanyenya dengan penghadangan pada Imagawa Yoshimoto dari Suruga yang hendak
menuju Kyoto untuk mengambil alih kekuasaan dari keshogunan Ashikaga.
Keranjingannya pada teknologi menuntun pada strategi penembak berlapis yang
mengakhiri kemasyhuran Takeda Shingen dari Kai.
Hideyoshi
yang buruk rupa, periang, terkesan pandir, lugu, cerdik, setia kawan, pandai
bergaul serta pandai menempatkan diri dan orang lain melanjutkan kerja besar
Nobunaga ketika 'sang raja setan' terbunuh dalam pengkhianatan Akechi Mitsuhide
di Kuil Honnoji. Dari donjon-donjon Azuchi yang dibangun Nobunaga di tepi Danau
Biwa, dipindahkannya ibukota ke Osaka yang kukuh dan jelita. Masa pemerintahan
Sang Taiko akan dikenang sebagai zaman keemasan.
Tapi setelah
kematiannya, Hideyoshi tak lagi mampu menghalangi salah satu orang
kepercayaannya mengambil alih semua itu. Ieyashu, si tabah hati, si pengalah,
si pendiam, dan si penyabar itu akhirnya merebut semuanya di Sekigahara, ketika
dia mengalahkan Aliansi Barat pewaris Hideyoshi yang dipimpin Ishida Mitsunari.
Dan era
Sengokupun berakhir.
Keshogunan
Tokugawa berdiri untuk lebih dari 2,5 abad kemudian. Edo dibangun sebagai
ibukota baru dan dikenal sebagai Tokyo. Hingga kini, kita masih akan merasakan
keriangan Hideyoshi di wilayah Kansai (bagian barat pulau Honshu), berbanding
keseriusan orang-orang di Kanto (wilayah timur Honshu).
Pekan ini
dalam Golden Week di Jepang, insyaaLlah kami berbagi dengan Shalih(in+at)
dengan jadwal di Okayama, Osaka, Hamamatsu, dan Tokyo. Ahlan hadir atau
mengkhabarkan, doakan menjadi bincang yang berkah dan bermanfaat. Konbanwa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar