*DARI
JOGOKARIYAN YOGYAKARTA*
Oleh: Ust.
Salim A Fillah
Edisi:
*Berkhidmat_UntukUmmat
*Faktanya*..
Negeri kita
memiliki lebih dari 1 juta Masjid besar maupun kecil.. Pertanyaannya adalah..:
_"Berapa Masjid kah yang menjadi BEBAN bagi Jama'ah dibandingkan dengan
Masjid yang MEMBERDAYAKAN Jama'ah..?" Maka jawabannya adalah..:
_"Ratusan ribu Masjid membebani Jama'ah untuk listrik.. air.. dan
kebersihan.. padahal pemanfaatannya hanyalah shalat dan shalatnya pun tak
pernah penuh.."Disamping itu.. Aset Masjid berupa Jutaan meter persegi
tanah dan bangunan dinilai dari aspek apapun (serasa) masih sangat tak
produktif.. padahal.. *soal Masid adalah ideologi sekaligus substansi Peradaban
Islam..
Tapi
baiklah..
Kita masuk
pada langkah strategis dan praktis yang ditempuh kami di Masjid Jogokariyan
Yogyakarta.. Bahwa secara sederhana..
Manajamen Masjid memiliki 3 langkah..: Yakni *Pemetaan.. Pelayanan.. dan
Pemberdayaan..*
Setiap
Masjid harus memiliki Peta Da'wah yang jelas.. wilayah kerja yang nyata.. dan
jamaah yang terdata.. Pendataan yang dilakukan Masjid terhadap jamaah mencakup
potensi dan kebutuhan peluang dan tantangan.. kekuatan dan kelemahan.. Kami di
Masjid Jogokariyan Yogyakarta meng-inisiasi *SENSUS MASJID*.. yakni berupa
pendataan tahunan yang hasilnya menjadi Data Base dan Peta Da'wah
komperehnsif..
_*Data Base
dan Peta Da'wah Masjid Jogokariyan Yogyakarta*_ tak hanya mencakup nama KK dan
warga.. pendapatan.. pendidikan dll.. tetapi juga sampai pada siapa saja yang
shalat dan yang belum shalat.. yang shalat di Masjid dan yang belum shalat di
Masjid.. yang sudah berzakat atau belum.. yang sudah ber-qurban atau yang
belum.. yang aktif mengikuti kegiatan masjid atau belum.. yang berkemampuan di
bidang apa dan bekerja di mana.. pokoknya detail bingitz.. ^_^
Dari Data
Base diatas kita bisa tahu..
Bahwa dari
1030 KK (4000-an penduduk sekiar masjid) yang belum shalat tahun 2010 ada 17
orang.. Lalu bila dibandingkan dengan
data tahun 2000 yang belum shalat 127 orang..
Dari sinilah perkembangan Da'wah selama 10 tahun terlihat..
*Peta da'wah
Masjid* juga memperlihatkan gambar kampung yang dirumah-rumahnya
berwarna-warni.. warna hijau berarti _SANGAT MENDUKUNG_ da'wah.. warna hijau
muda berarti _CUKUP mendukung_ Da'wah.. warna kuning berarti "netral"
terhadap Da'wah.. sedangkan warna merah berarti MUSUH Da'wah.. Di tiap rumah ada juga atribut iconik.. icon
Ka'bah berarti sudah berhaji.. icon Unta berarti sudah ber-Qurban.. icon Koin
berarti sudah berzakat.. icon Peci dlsb.. Konfigurasi rumah sekampung itu juga
biasa dipakai tuk mengarahkan para Ikhwah da'i yang juga sedang cari rumah..
Masjid
Jogokariyan juga berkomitmen tidak membuat unit Usaha agar tidak menyakiti
jamaah yang juga memiliki bisnis serupa..
ini harus dijaga.. misalnya tiap pekan Masjid Jogokariyan biasa menerima
ratusan tamu.. sehingga konsumsi tuk tamu di-orderkan gilir pada jamaah yang
punya rumah makan..
Data jamaah
juga digunakan tuk Gerakan shubuh Berjamaah..
Pada tahun 2004 dibuat _Undangan Cetak layaknya Undangan Pernikahan_ tuk
Gerakan Shubuh.. By name.. UNDANGAN: "Mengharap kehadiran
Bapak/Ibu/Saudara.. dalam acara Shalat shubuh Berjamaah, besok pukul 04.15 WIB
di Masjid Jogokariyan.." // Undangan itu dilengkapi hadis-hadis keutamaan
Shalat Shubuh.. hasilnya..?? Silahkan mampir ke Masjid Jogokariyan untuk
merasakan Jamaah Shubuh yang hampir seperti Jamaah Shalat Jum'at..
*Sistem
keuangan Masjid Jogokariyan* juga berbeda dari yang lain.. Jika ada Masjid mengumumkan dengan bangga
bahwa saldo infaknya jutaan.. maka Masjid Jogokariyan *selalu berupaya keras
agar di tiap pengumumaan saldo-infak harus sama dengan NOL Rupiah !!!! _Infak
itu ditunggu pahalanya tuk jadi amal shalih.. bukan tuk disimpan di rekening
Bank..!!!
Sebab
pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan jika tetangga Masjid ada yang
tak bisa ke Rumah sakit sebab tak punya biaya atau tak bisa sekolah.. Masjid
yang menyakiti Jamaah ialah tragedi da'wah.. dengan *pengumuman saldo infak
sama dengan NOL Rupiah ma [Forwarded from DR. FATH]
ka jamaah
lebih bersemangat mengamanahkan hartanya*.. pun kalau saldo Masjid masih jutaan
ya Maaf kalau infak jamaahnya nggak semangat..
Wifi di
masjid Jogokariyan sudah tahun 2004.. dan itu "gratis-tis" Sehingga Jamaah baik dari anak-anak maupun
dewasa tidak perlu repot-repot ke WarNet yang sangat memungkinkan mereka untuk
membuka situs yang bukan-bukan.. Kami juga menyediakan *langgar olahraga atau
bermain* yang terdapat alat olahraga seperti tenis meja dll.. sehingga
anak-anak atau remaja atau pemuda yang ingin bermain atau berolahraga di
Jogokariyan bisa kerasan atau betah.. timbang "mereka" main atau
ber-olahraga diluar masjid yang biasanya waktu mereka saat itu bertabrakan
dengan waktu shalat.. Dan
Alhamdulillah.. biasanya kami menyediakan setidaknya 1000 piring sebagai menu
buka puasa di Bulan Ramadhan.. juga secara gratis-tis untuk para Jama'ah..
Masjid
Jogokariyan pada 2005 juga meng-inisiasi *Gerakan Jamaah Mandiri..*Jumlah biaya
setahun dihitung.. dibagi 52.. ketemu biaya pekanan.. dibagi lagi dengan
kapastas masjid.. lalu ketemu biaya per-tempat shalat.. Setelah itu
disosialisasikan.. Jamaah diberitahu bahwa jika dalam sepekan mereka ber-infak
dengan jumlah "segitu" maka dia Jamaah Mandiri.. adapun jika berinfak
lebih.. maka dia termasuk Jamaah Pensubsidi.. Tetapi.. jika dia tidak ber-nfak
atau berinfak kurang maka dia termasuk Jamaah di Subsidi.. sosialisasi ditutup dengan kalimat..:
"Doakan kami tetap mampu melayani ibadah anda sebaik-baiknya.."
Gerakan
Jamaah Mandiri Alhamdulillah sukses menaikkan infak pekanan Masjid Jogokariyan
hingga 400%.. Toh ternyata orang malu jika ia beribadah tapi disubsidi.. Demikianlah jika peta.. data.. dan
pertanggungjawaban keuangan masjid transparan.. sehingga infak 1000 rupiah pun
kita tahu kemana alirannya tanpa diminta pun jamaah akan berpartisipasi.. Dan
_tiap kali renovasi Masjid_.. Takmir Masjid berupaya tak membebani jamaah
dengan Proposal.. sebab Takmir *hanya pasang spanduk..: "Mohon Maaf Ibadah
Anda Terganggu, masjid Jogokariyan sedang Kami Renovasi.." Nomor rekening
tertera di bawah..*
Dan sejak
tahun 2005 Masjid Jogokariyan sudah menjalankan program *Universal Conference
Insurance*.. dimana seluruh Jamaah Masjid bisa berobat di Rumah sakit atau
klinik manapun secara Gratis-tis dengan membawa Kartu Sehat Masjid
Jogokariyan.. Dan kami juga biasa *memberi hibah Umrah bagi jamaah yang
betul-betul rutin Jamaah Shalat Shubuh di Masjid Jogokariyan. Inilah beberapa
output dari program Masjid Mandiri.. artinya semua yang dari jamaah akan
kembali ke Jamaah..
Satu kisah
lagi tuk menunjukkan pentingnya data dan dokumentasi.. Masjid Jogokariyan punya foto pembangunannya
di tahun 1967.. gambarnya seorang Bapak sepuh berpeci hitam.. berbaju batik..
dan sarungan sedang mengawasi para tukang pengaduk semen tuk Masjid Jogokariyan
Di tahun 2002/2003 Masjid Jogokariyan direnovasi besar-besaran.. kemudian foto
itu dibawa kepada putra si kakek dalam gambar.. putranya seorang juragan kayu..
Kami katakan pada Putra kakek yang ada di foto tadi..: "Ini gambar
Ayahanda Bapak ketika membangun Masjid Jogokariyan, kini Masjid sudah tak mampu
lagi menampung Jamaah, sehingga kami bermaksud merenovasi masjid, Jika berkenan
tuk melanjutkan amal jariyah Ayahanda Bapak, kami tunggu partisipasi bapak di
Jogokariyan.."
Alhamdulillah..
foto tua tahun 1967 itu membuat yang bersangkutan nyumbang RP 1 Miliar dan MAU
menjadi Ketua Tim Pembangunan Masjid Jogokariyan sampai sekarang.. Ajib.. Foto
tua yang telah dibingkai indah itu ternyata "seharga" 1 Miliar.. So..
kapan mau ke Masjid Jogokariyan..? Kita sdh koq .... 😊 👆
Mungkin maksudnya bkn tulisan ust SAF lgsg. Mungkin sebuah resume /
tulisan ulang
-admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar