HIDUP
MULIANYA MATI SYAHIDNYA
@salimafillah
Kita membaca
tarikh dan musuhpun menyimak sejarah; Al Aqsha dan Palestina selalu dibebaskan
dari paduan dua arah; Mesir dan Suriah. Inilah pertarungan yang berulang.
Di zaman
yang mula, Khalid ibn Al Walid datang dari Suriah dan ‘Amr ibn Al ‘Ash menghela
arah Mesir; maka Allah memilih Abu ‘Ubaidah ibn Al Jarrah membebaskan Al Aqsha
dan menjadikan Sayyidina ‘Umar menerima kuncinya.
Lima abad
kemudian, setelah mengambil alih Mesir dari kebobrokan Fathimiyah dan mewarisi
Nuruddin Mahmud Zanki di Suriah; Shalahuddin Al Ayyubi memenangi Haththin dan
membebaskan Al Aqsha. Maka zaman ini; kaum Muslimin yang sempat tersenyum oleh
Mursi di Mesir dan menaruh harap pada Mujahidin di Suriah; harus lagi
memanjangkan sabar.
Banyak
kepentingan yang belum merelakan dua negeri ini menjadi pangkalan perjuangan
agar Ummat kembali dapat shalat dan beri’tikaf di Baitil Maqdis. Hendaknya lalu
kita tahu; kepedulian soal Mesir dan Suriah bersatu muara ke iman kita, cinta
kita, rindu kita; tuk menziarahi Masjidil Aqsha merdeka.
Telah 5
tahun lamanya; Suriah membayarkan 300.000 nyawa dan mengeluarkan jutaan
muhajirinnya; tapi mata dunia belum utuh terbuka bahwa musuh kemanusiaan ini
nyata. Katakanlah dia sama sekali tak bersalah, maka masih layakkah seorang
yang tak lagi dapat melindungi rakyat dipertahankan jadi pemimpin?
Dan bukti
bahwa justru dialah sumber kenestapaan rakyatnya bertabur banyaknya.
Tabaarakarrahmaan. Barangkali Allah menyiramkan darah agar bumi Syam subur;
mengambil syuhada’ agar anak-anak sejarah tahu, betapa mahal dan berharga
keyakinan yang harus diperjuangkan.
Mereka yang
teguh mewakili kita di garis depan iman; dibakar musim panas, direpotkan hajat,
dicekam ancaman, disuguhi besi dan api; tapi teguh. Mereka yang darahnya
mengalir dengan tulang pecah, disiram ledakan dan runtuhan rumah; tapi tak
hendak membatalkan shaum sebab ingin syahid berjumpa Rabbnya dalam keadaan
puasa.
Hari ini
ketika beraneka hidangan tak memuaskan kita; tataplah sejenak ke negeri yang
kucing pun jadi halal karena tiadanya makanan. Hari ini sungguh kita ditampar
Allah dengan Suriah; ketika kisah Ibu yang memasak batu dan menidurkan anaknya
dalam hujan peluru adalah fakta yang kembali nyata.
Semua
kengerian ini dibentangkan di depan mata kita, sebab mungkin 68 tahun
penjajahan Kiblat Pertama, Masjid Suci Ketiga, dan penzhaliman atas para
penduduk tanah mulianya belum utuh mencemburukan hati imani kita.
Suriah,
hidup mulianya, mati syahidnya. Mereka bertahan, kita kuatkan, Allah menangkan.
Bank Syariah
Mandiri no rek. 77-55-12345-7 an. Sahabat Al Aqsha Yayasan BNI Syariah no rek.
77-55-12345-6 an. Sahabat Al Aqsha Yayasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar