Minggu, 23 Juli 2017

Membangun Kerajaan Hati Sebelum Membangun Kemewahan

MuslimPreneur:
INSPIRASI SORE
☕️☕️☕️☕️☕️☕️

Membangun Kerajaan Hati Sebelum Membangun Kemewahan

"Tahukah kamu? Jika kamu seperti itu, itu tandanya kamu manusia miskin, miskin hati!" nasihat Haji Ismail pada Boby, anaknya.


Boby mengelola restoran miliknya. Namun, dalam mengelola restoran itu, Haji Ismail banyak menerima laporan yang kurang enak didengar.

"Ayah dengar, kamu suka mengundur-undur gaji karyawan. Kamu juga sering 'mempermainkan' supplier. Empat bon dari supplier sudah numpuk, tapi kamu masih jawab nanti-nanti terus, atau cuma bayar satu bon. Jangan mengambil keuntungan dari penderitaan orang. Itu tidak baik. Buat apa senang, sementara ada orang yang menjadi susah karena ulah kita?"

SUGIH TANPO BONDO

SUGIH  TANPO  BONDO


Ada pepatah Jawa berbunyi sugih tanpa bondo. Saya kurang memahami maksud sebenarnya dari pepatah ini. Sedikit yang saya pahami, tetapi mengalaminya. Saya sering mengatakan, jangan mengandalkan uang. Kasihan sekali orang susah, orang miskin kalau apa-apa harus disinggung masalah uang. Nanti mereka semakin susah.


Penyedia terbaik, ya Allah. Pemberi rizki terbaik, ya Allah. Rumah, apa harus beli? Apa harus menyewa? Apa harus menyicil? Banyak sekali orang yang tidak mengeluarkan uang sama sekali, tetapi mempunyai rumah. Seorang kawan membeli satu buah vila. Kesepakatan harga vila tersebut sekitar Rp 700 juta. Dari awal negosiasi harga kawan saya tersebut dengan penunggu vila.

MELON ,SEMANGKA DAN MANGGA

MELON ,SEMANGKA DAN MANGGA


Masyarakat akrab banget sama buah melon, semangka, dan nangka. Sangat mudah dijumpai, enak dibuat jus, dan harganya terjangkau.

Buah-buahan ini sekarang bisa ditanam tanpa tanah, di pot. Semua rumah bisa punya tanaman ini, supaya nggak harus beli.


Cara menanam buah-buahan di pot ini bagaimana?  Tulisan ini bukan untuk ngajarin cara menanamnya. Saya hanya ngasih inspirasi bahwa di setiap rumah sangat bisa punya tanaman melon, semangka, dan mangga, meski nggak ada pekarangannya.

5+3 = -2


5+3 = -2

Apa yang aneh dari matematika di atas? Bagaimana mungkin 5 + 3 hasilnya jadi minus 2? Bukankah harusnya 8?


Betul, kalau jadi 8, itulah matematika manusia. Matematika yang biasa saja. Ada matematika lain yang harusnya kita kenal. Yakni, matematika halal haram.

Jika pendapatan saudara yang terdiri atas gaji, honor, dan pemasukan lainnya senilai Rp 3 juta, lalu masuk yang haram Rp 5 juta, sesungguhnya ia bukan bertambah. Tapi, minus, yakni minus Rp 2 juta.

KEKUATAN DOA

KEKUATAN DOA

Murah, mudah, tapi didengar oleh Allah. Itulah doa. Hanya kebanyakan manusia tidak terlatih untuk berdoa. Kapan manusia berdoa? Biasanya kalo sudah mentok.

Sudah nggak ada jalan. Sudah nggak tahu harus berbuat apa. Sudah nggak paham mesti ke mana dan melakukan apa. Barulah mereka berdoa.


Karena itu, barangkali Allah menghadirkan kesulitan, kesusahan, penyakit. Di antara hikmah berdoa adalah Allah ingin mendengar suara perlunya kita sama Kuasa Allah, kebesaran-Nya, ampunan-Nya, dan Kasih Sayang-Nya. Yakni suara orang-orang yang benar-benar perlu dan membutuhkan Allah.

SUJUD

SUJUD


Harapan, jalan keluar, dan solusi akan selalu ada bila saudara bertuhan Allah. Karena, semua itu Allah yang punya.


Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Tidak ada yang mustahil untuk Allah. Selalu ada itu semua.

Yuk, kita lihat ayat berikut ini. Ayat ini pernah memotivasi saya. Ayat ke-27 Surah as-Sajdah.

ALLAH PUN RINDU

ALLAH PUN RINDU


Tak ada yang sulit atau susah bagi Allah SWT. Semuanya sangat mudah. Hanya kita saja malas, enggan meminta kepada Allah.

Begitu pelitnya, sampai-sampai masalah yang kita hadapi pun, tak mau kita bagi dengan Allah. Kita selalu berusaha menyelesaikan semua masalah sendirian, dan tidak mau berbagi dengan-Nya.


Ketika kita punya banyak kesempatan dan peluang, kita pun berusaha sendirian mengejar ‘mimpi’. Karena kita merasa mampu dan kuasa. Seakan kita tidak membutuhkan pertolongan Allah. Kalaupun butuh, hanya seperlunya saja.

JAMINAN ALLAH

JAMINAN ALLAH


Oleh: Ustaz Yusuf Mansur

Aslinya, semua manusia berada dalam jaminan Allah. Allah menjamin benar rezeki semua hamba-Nya.


Bahkan kayak lumut, yang tidak bisa bergerak, Allah juga yang menanggung. Hewan seperti cecak ya tak bisa terbang, makanannya ya nyamuk yang terbang.

Namun, jaminan Allah itu akan dikurangi sedikit demi sedikit, hingga bahkan ada yang dicabut. Kalaulah tidak karena pertimbangan orang tuanya, istrinya, suaminya, anaknya, atau orang yang ikut dengannya, niscaya dia sama sekali nggak dapat rezeki dari Allah.

BEAUTIFUL

BEAUTIFUL


Sudah lama saya tidak bertutur tentang sedekah di Republika. Awal-awal dulu perjuangan dakwah, atas izin Allah, saya banyak dibantu Republika.

Memublikasi ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya tentang sedekah. Republika pun tidak sedikit memuat testimoni Keajaiban Sedekah.


Salah satu kisah menarik yang ada di pekan ini, berkaitan dengan kisah seorang ibu yang hamil. Lama sekali beliau nggak hamil-hamil. Hingga kemudian tertarik untuk sedekah. Alhamdulillah, setelah sedekah, suaminya dipecat dari pekerjaannya.

HAK ALLAH

HAK ALLAH


Banyak kesulitan, kalau Allah berkehendak, maka kesulitan itu tidak jadi masalah buat kita. Banyak permasalahan, kalau Allah berkehendak, maka permasalahan itu tidak jadi masalah buat kita.

Sebab kesulitan dan permasalahan hadir, tentunya kehendak Allah juga. Lagipun Allah yang kasih soal, Allah pula yang kasih jawabannya.

Penduduk negeri ini, secara makro, alhamdulillah masih punya ketahanan mental yang bagus. Masih shalat, masih puasa, masih ngaji, masih zikir, masih punya rasa hormat, masih sedekah di saat kesulitan, dan lain-lain sifat positif.

CUKUPLAH ALLAH

Kajian Petang
☕️☕️☕️☕️

CUKUPLAH  ALLAH

“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang biasa kamu panggil, kecuali Dia…” (QS Al-Israa: 67).

Biasakan hanya mencari Allah. Biasakan hanya bersandar kepada Allah. Biasakan hanya perlu dan memohon kepada Allah SWT.


Menjelang tahun 2000, saya mendatangi kawan yang tinggal di Bogor. Sekitar 14 jam perjalanan bolak-balik dari Ketapang ke Bogor dan dari Bogor ke Ketapang. Saat itu tidak ada kendaraan pribadi. Niat saya hanya satu, mau pinjam uang dengan kawan saya ini sebesar Rp 30 juta.