By: Nandang Burhanudin
Nampaknya, perang yang berkecamuk di Yaman tidak akan
selesai dalam minggu atau bulan. Perang akan berkepanjangan. Tidak lagi antara
9 negara Sunni vs Syiah Houtsi, tapi juga melibatkan negara-negara besar.
Ya. Raja Salman sebagai komandan koalisi berhadapan
pada fakta pengkhianatan di lapangan:
1. Pengkhianatan Uni Emirates Arab, yang membocorkan
detail serangan 'Ashifatul Hazm kepada anak-anak Abdullah Shalih. Salah satu
anaknya kini menjadi Dubes Yaman di Emirates. Bocornya detail serangan ini,
membuat serangan 'Ashifatul Hazm tidak efektif.
2. Pengkhianatan Junta kudeta As-Sisi di Mesir. Di era
Raja Abdullah, As-Sisi mengatakan, akan menjadi pelindung negara-negara Teluk
termasuk Saudi. Baginya Mesir dan Teluk ibarat 2 sisi rel kereta api. Mudah!
Namun kini, As-Sisi malah balik arah. Ia tidak akan mengirimkan pasukan Mesir
membantu Saudi Arabia dalam perang Yaman.