Selasa, 14 April 2015

Batu Akik, Perhiasan Semu

 
By: Nandang Burhanudian
Aneh saja. Jenis kelamin laki-laki tapi keranjingan asmara dengan batu akik. Perhiasan terindah itu kata baginda Rasul adalah perempuan shalihah. Jadi bukan batu akik, bukan cincin, bukan pula asesoris apapun namanya.
Maka laki-laki normal harus rajin memberikan perhiasan kepada istrinya yang shalihah itu. Lebih dari itu, perhiasan yang harus ditunaikan adalah perhiasan keshalihan. Karena bagi laki-laki, jelas perhiasannya adalah perempuan shalihah.
Dari Abu Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,“Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita solehah''(HR. Muslim: 3649,Nasai,Ibnu Majah)
Lebih aneh lagi, jika ada laki-laki normal melakukan penundaan pernikahan berkali-kali. Entah apa yang dicari. Kehebatan laki-laki itu dari percepatan. Cepat, sigap, segera, tak pernah terlena. Karena pernikahan itu menyehatkan, mengayakan, plus melejitkan status sosial dan agama di hadapan manusia, malaikat, dan Rabbul Izzah.

Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
12 April 2015


Balada Cinta di Tengah Gelegar



By: Nandang Burhanudin 


Sehabis Ashar, hujan deras menggelegar.
Hingga Maghrib, mati lampu tak ada sinar. 
Kami sekeluarga, berkumpul dalam hingar. 
Azan Maghrib, nyaris tak terdengar. 
Pulang dari masjid, kembali tiduran di atas tikar.

Cermin Diri


KH Rahmat Abdullah

Orang-orang bijak pernah berpesan "Ma halaka ‘amru-un arafa Qadra nafsihi" (Tak akan celaka orang yang kenal harkat dirinya). Telah banyak orang binasa karena terlalu tinggi memasang harga diatas realita dirinya. Banyak yang lenyap dari peredaran karena terlalu murah menghargai dirinya – dengan waham ‘tawadhu’ atau perasaan tidak mampu dan tidak punya apa-apa. Selebihnya adalah jenis orang yang berjalan dalam tidur atau tidur sambil berjalan. Tepatnya pengigau berat. Ia tak pernah bisa menyadari dimana posisinya, apa yang terjadi di sekitarnya dan apa bahaya yang mengancam ummatnya.

KH Rahmat Abdullah: Kebangkitan Islam Hanya Soal Waktu




PEKANBARU – Cita-cita kebangkitan Islam bukanlah mimpi di siang bolong. Ia bisa diwujudkan asal memenuhi syarat untuk bangkit. Selain eksistensi umat yang nyata disetiap aspek kehidupan, kebangkitan juga mensyaratkan bangkitnya ulama dalam memimpin umat. Ulama harus menjadi pelopor kebajikan dan suritauladan. Jika kedua syarat itu terpenuhi, kebangkitan hanya soal waktu.

Demikian orasi yang disampaikan Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) KH Rahmat Abdullah dihadapan ratusan massa kader PKS di halaman Masjid Baitul Makmur, Jalan Warta Sari, Tangkerang Selatan, Pekanbaru, Riau, Senin (22/9/2003) lalu. Kehadiran petinggi PKS itu di Pekanbaru adalah dalam rangka safari dakwah dan temu kader PKS se-Pekanbaru.

Kedunguan Kasta vs Komitmen Perjuangan


KH Rahmat Abdullah

Pada suatu hari lewatlah seseorang di depan Rasulullah SAW. Beliau bertanya kepada seseorang disampingnya: "Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?" Orang  itu menjawab: "Ia lelaki golongan terhormat. Demi ALLAH, seandainya meminang pastilah diterima dan bila memberi pembelaan pasti dikabulkan". Lalu Rasulullah  SAW berdiam. Kemudian melintaslah seseorang. Rasulullah bertanya kepada orang yang disampingnya tadi: "Bagaimana pandanganmu tentang orang ini?" Ia menjawab: "Ia muslim yang faqir. Bila meminang pantas ditolak, bila memberi pembelaan takkan didengar pembelaannya dan bila berbicara takkan didengar ucapannya". Rasulullah SAW bersabda : "Sepenuh bumi ia lebih baik daripada orang tadi (yang pertama)" (HSR Muslim).