Sabtu, 01 Juli 2017

Iman-Zentrum, Masjid yang indah di Zurich, Switzerland.

Maha Agung Dia yang telah menjadikan sepenuh bumi sebagai MasjidNya, air laut sebagai yang suci lagi mensucikan, dan debu sebagai sarana bebersih yang menggantikan. Segala puji bagi Allah yang memberi kemudahan membasuh dua khuf dalam wudhu'; menjadi kemudahan di tengah musim dingin dan wastafel toilet yang harus selalu kering.


Zurich adalah salah satu pusat penting dalam ranah ekonomi dan perbankan dunia. Credit Suisse dan berbagai Bank yang masyhur bagi para jamhur jutawan berpusat di sini. Atau jika Shalih(in+at) tertarik bekerja di Google, salah satu kantor terbesarnya di luar Amerika berada di Zurich. Penggemar sepakbolapun dapat mengunjungi langsung kantor pusat FIFA di sini.

TANDA

TANDA

Di antara tanda diterimanya ‘amal seorang hamba di sisi Allah adalah, apabila suatu ‘ibadah menuntunnya pada ketaatan-ketaatan berikutnya yang kian tinggi nilainya.

Lalu di antara tanda ditolaknya ‘amal seorang hamba adalah, jika ketaatannya tetap diiring kemaksiatan; 'ibadahnya tak kuasa mencegah dia dari dosa durhaka.

Dan tanda diterimanya taubat seorang hamba adalah kekeliruan lalunya tak berulang lagi; dalam harap-cemas, terus sibuk berketaatan memperbaiki diri.

Jika tak mampu bersaing dengan para shalihin dalam ibadahnya, mari berlomba dengan para pendosa dalam istighfarnya.

Ibn Rajab Al Hanbaly, RahimahuLlaah



(FOTO: Taushiyah KHM Arifin Ilham di Masjid Jogokariyan)

Lausanne, Switzerland, 1 Januari 2016

Lausanne, Switzerland, 1 Januari 2016

Tiap hari hakikatnya adalah baru sekaligus fana. Bagai dedaun yang kuncup & gugur dengan gurat-gurat kesaksian atas 'amal kita. Bekal atau bebankah ia?

Semua orang kelak akan pergi menuju Allah setelah matinya; yang paling berbahagia adalah yang menuju Allah di jalanNya sepanjang hidupnya.


Bahagia pagi ini adalah Shubuh yang teduh di Masjid Pusat kota Lausanne, menyimak Imam Abdul Wahid dari Tunisia membacakan Tafsir Fii Zhilalil Quran karya Sayyid Quthb dan mensyarahnya dengan bahasa Perancis yang fasih.

Sementara di seberang danau sana ada kota Geneve, tempat Said Ramadhan, menantu Hasan Al Banna membesarkan putranya Tariq, untuk kini menjadi salah seorang cendikiawan muslim yang paling dirujuk di Eropa.. Ya Allah, di sepenuh bumi telah ada merintis yang sujud-sujud padaMu, dan mengumandangkan ayatMu.. Jadikan kami turut berpahala di dalamnya. Ketika,

kita insyafi bahwa Alloh yang Maha Mengatur, tak pernah keliru, tak pernah aniaya.

- Ust. Salim A Fillah -


Kutipan hari ini, dari:

twitter.com/mpetqupet

BETAPA KITA KAYA

BETAPA KITA KAYA

Ceplukan ini seharga 0,99 Euro per 100 gram di Berlin (Metropolitan dengan biaya hidup terrendah di Eropa), jauh lebih murah daripada misalnya di Aberdeen yang konon seharga 3 Poundsterling per buah masak pohon.


Betapa Maha Agung Allah yang mengaruniakan rizki kepada kita dari langit dengan air yang tercurah untuk membuat benih mampu meretakkan kulit biji dan tunas yang lembut menembus bumi untuk berakar, tumbuh, & mekar lalu menjadikannya buah-buahan dan menghadirkannya ke meja kita dari seluruh dunia.

Betapa jarang kita mentafakkuri rizqi. Seakan semua yang kita terima setiap hari adalah hak diri yang tak boleh dikurangi. Seakan semua yang kita nikmati setiap hari adalah jatah rutin yang murni dan tak boleh berhenti. Seakan semua yang kita asup setiap hari adalah memang begitulah adanya lagi tak boleh diganggu gugat.

INI TENTANG CEMBURU KEPADA HUD-HUD.

Seribu lima ratus mil ia terbang di musim dingin itu dari Kan'an menuju Saba', untuk menyaksikan sebuah kaum yang amat makmur sentausa dan dipimpin seorang ratu bijaksana, tapi sayang belum mengenal Allah sehingga mengibadahi sang surya.


Maka Hud-hud prihatin.. Semoga prihatin saya bernilai sepertinya; ketika menyaksikan insan yang telah mengamalkan kebersihan sebagai bagian keyakinan meski tak tahu haditsnya; yang telah selalu membaca meski tak kenal ayat iqra'; yang telah menghargai waktu walau tak membaca "Wal 'Ashri"; yang hidup tertib teratur meski tak yakin ada akhirat yang kan menuntut tanggungjawab.. Maka Hud-hud terbang 1500 mil lagi berbalik, melapor pada sang da'i agung Sulaiman 'Alaihissalaam. Lalu sang Nabi Diraja menyuruhnya menghantar surat, 1500 mil lagi ditempuhnya. Hingga nawala yang dimulai dengan "BismiLlaahirrahmaanirrahiim" ia jatuhkan di pangkuan Sang Ratu dan benar-benar dibaca. Dan Hud-hud pulang lagi, menempuh 1500 mil berikutnya.Total perjalanan dakwah si burung kecil, mencapai 6000 mil.

NGOPI DI BUKIT MENOREH

NGOPI DI BUKIT MENOREH
-tentang sebuah Mushalla-

Oleh: @salimafillah

Di antara para pejuang, barangkali Teuku Umar yang pernah berucap lantang, "Singoh beungoh, besok pagi, geutanyo mandum akan minum kupi di Meulaboh.. Atau syaheed di jalan Allah.."


Inilah "ihdal husnayain" atau satu di antara 2 kebaikan bagi mujahid dari Aceh Barat itu; ngopi atau syahid. Dan Allah memilihkan gugur mulia di jalanNya tuk beliau pada tahun 1899 itu, rahimahullah.

DARURAT DAPUR HANGAT

DARURAT DAPUR HANGAT
@salimafillah

Dalam tradisi kuliner di Vorstenlanden Jawa, konon ada dua madzhab utama mengikuti gaya hidup awal di masing-masing ibukota pecahan Kasultanan Mataram yang bersaudara.

Di Surakarta, yang sejak masa Ingkang Sinuhun Susuhunan Pakubuwana II mengembangkan hubungan 'saling menjaga eksistensi' dengan VOC seperti ditandai dengan perjanjian perwalian 1749, berkembang budaya "Keplek Ilat" yang secara harfiah lebih kurang berarti "memanjakan lidah." Maknanya, seluruh keluarga dapat saja pergi keluar untuk menikmati sajian yang diinginkan dari restoran dan warung makan.

Kabar Gembira dan Sebuah Bata

Kabar Gembira dan Sebuah Bata

oleh Salim A. Fillah dalam Inspirasi, Sirah.  28/06/2013

Masih hening sukma-sukma dalam renungan atas keagungan doa Ibrahim ‘Alaihis Salam, ketika Sang Nabi, mentari di hati para sahabatnya itu kembali bersabda, “Dan aku adalah kabar gembira yang dibawa oleh ‘Isa ‘Alaihis Salam.”

“Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab [yang turun] sebelumku, yaitu Taurat. Dan memberi kabar gembira dengan [datangnya] seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad..” (QS Ash Shaff [61]: 6)
GURU SEJATI BERRENDAH HATI, MURID NAKAL BERGAYA DI KURSI“

Kita lebih berhajat pada sedikit adab”, ujar Imam ‘Abdullah ibn Al Mubarak, “Daripada berbanyak pengetahuan.” Demikianlah di kala lain beliau menyatakan bahwa dirinya memerlukan waktu 30 tahun untuk belajar adab, ditambah 20 tahun untuk belajar ilmu. “Adapun ilmu yang kuhimpun dari seluruh penjuru raya selama dua dasawarsa”, simpulnya, “Sama sekali tak bernilai tanpa Adab yang kulatihkan sebelumnya.”

"Hampir-hampir Adab itu", tegas beliau, "Adalah dua pertiga agama."


“Maka pada guru yang sebenar berilmu”, begitu ditulis Ibn ‘Athaillah, “Kan kau reguk adab yang tak disediakan oleh buku-buku.”

Demikianlah dikisahkan Harun ibn ‘Abdillah tentang majelis Imam Ahmad yang dihadiri lima ribu orang. “Yang membawa kertas dan pena untuk mencatat hadits hanya lima ratus dari mereka”, kisahnya, “Yang lain memperhatikan seluruh diri dan gerak-gerik Imam Ahmad untuk menyimak adab dan meneladani akhlaq.”

MALU PADA SI GANTENG
-dan berjuang menjadi gagah-
@salimafillah

Saya tercenung-menung membayangkan lika-liku hidup lelaki ganteng itu. Dia mengalami begitu banyak hal di masa lalu yang mungkin, -bagi ukuran psikologi kita hari ini-, dapat menjadi pembenaran untuk kelak berperilaku menyimpang.

Pertama; saat masih menjadi bocah kecil, sibling rivalry (persaingan antar saudara) di dalam keluarganya telah amat parah. Dengki kakak-kakaknya pada dirinya begitu tinggi. Kebencian pada adik sendiri itu meruyak menjadi permufakatan yang amat jahat.


Kedua; dia mengalami percobaan pembunuhan yang amat sadis, dilempar ke dalam sumur menjelang senja. Bayangkan sosok mungil itu direnggut dari Ayah & Bunda yang menyayanginya, terluka, sendirian, sempit, gelap, sunyi. Pengalaman semacam ini amat memicu trauma. Claustrophobia (takut pada ruang sempit tertutup) dan Auchlophobia (takut pada gelap) dapat menjadi gejala yang membayangi hidupnya.