Kamis, 28 Mei 2015

Jokowi dan Kebiadaban Sosial


By: Nandang BUrhanudin 
****
Seorang faqir mengadukan diri pada seorang pendeta. Di antara yang ia keluhkan adalah: kondisi rumah yang teramat sempit untuk menampung dia-istri-dan 6 orang anaknya. Mendengar demikian. Solusi yang ditawarkan si pendeta adalah, memasukkan burung-burung ke rumahnya. Tak lama kemudian, si faqir kembali mengadu bahwa kondisinya lebih buruk. Nasihat sang pendeta adalah memasukkan kandang kucing ke dalam rumah. Terus berulang-berulang kali si faqir tak kenal lelah mengeluh, mengadu, namun solusi yang ditawarkan hanyalah kegaduhan di atas kegaduhan.

Akankah Presiden Mursi Memilih Lari?

*****
Turki, Saudi, Qatar berusaha menekan AS agar menggagalkan vonis hukuman mati terhadap Presiden Mursi. Namun nampaknya, sosok Mursi bukanlah sosok "manja" yang bermental "cemen". Mursi hasil tarbiyah Ikhwanul Muslimin, yang teguh dengan komitmen: "Mati di jalan Allah cita-cita tertinggi."

Ya. Setelah vonis hukuman mati atas tuduhan kabur dari penjara, yang dinafikan oleh mantan Mendagri junta kudeta sendiri, karena ternyata nama Mursi tidak terdapat dalam daftar kriminal atau tawanan politik yang dipenjara. Pun tuduhan "membocorkan rahasia negara" terhadap Qatar, adalah tuduhan rekayasa. Sebab sejatinya

Eksekusi Mursi, Puncak Menghancurkan Ikhwanul Muslimin


By: Nandang Burhanudin 
****
Bocoran proyek Pentagon sebanyak 1736 halaman, mengungkapkan rencana AS memecah belah negara-negara Arab termasuk negara Teluk. Proyek hasil kajian dengan 120 peneliti ahli dan terdiri dari empat bidang kajian, berisi tentang skenario chaos yang dilakukan secara bertahap hingga target utama tercapai.

Studi tersebut di antaranya mengungkapkan peta kekuatan militer negara Arab dan Timur Tengah, pasca kehancuran militer Irak di tahun 2003. Hasil kajian meliputi militer Iran, militer Syiria, militer Mesir, militer Saudi Arabia, militer Pakistan, dan militer Turki. Seluruhnya dianggap masih memiliki power dengan alat utama sistem persenjataan yang cukup mumpuni.

Di antara hasil riset soal kekuatan militer setebal 432 halaman, terungkap strategi "penghancuran" atau paling minimal "pelemahan" sebagai berikut:

1. Pelemahan militer Syiria ditargetkan berakhir Februari 2013. Terbukti target ini berhasil.

2. Pelemahan militer Mesir dengan disibukkan kudeta dan perebutan kekuasaan. Targetnya kurang dari 10 bulan. Terbukti target ini pun berhasil.

3. Pelemahan militer Saudi Arabia dengan "merancang" perang jalanan di Yaman, Timur Saudi, ISIS di Irak, dan Iran.

4. Pelemahan militer Iran dengan skenario perang Sunni-Syiah antara Saudi Arabia vs Iran.

5. Pelemahan militer Pakistan dengan skenario "neutralizing" dimana Pakistan tidak terlibat secara langsung dalam konflik.

6. Pelemahan militer Turki dengan perang melawan Assad dan ISIS di perbatasan.
Di antara bocoran lainnya adalah soal dukungan AS dalam membonsai gerakan Ikhwanul Muslimin. AS yang tidak lain Big Israel, tidak membantah bahwa ia dibalik kudeta militer di Mesir. Sejak lengsernya Mubarak, AS menantikan "pertumpahan darah" dan perang saudara antara Ikhwanul Muslimin vs militer. Hal yang selalu dihindari Ikhwanul Muslimin, dan lebih merelakan kader-kader Ikhwan menjadi syuhada dibantai militernya sendiri.

Oleh karena itu, satu-satunya negara yang masih memiliki daya tawar melawan AS adalah Turki. Sedangkan Saudi Arabia dan Qatar, terancam bayang-bayang "kudeta" dan kekacauan dalam negeri. Praktis tak berkutik jika berhadapan dengan AS. Namun peran Turki pun sangat terbatas, mengingat Turki bukan bagian dari negara Arab. Sedangkan Jordania dan negara-negara Arab lainnya, tidak termasuk hitungan "ancaman serius" bagi AS (Israel).

Di titik ini saya melihat, Turki sangat berhati-hati dalam melangkah. Terbukti Turki tidak "tertarik" melawan ISIS, sebagaimana tidak mau berperang langsung melawan Assad bahkan tidak membantu Saudi Arabi menghadapi Syiah Houtsi. Sebab Turki paham, semua adalah skenario Pentagon untuk memecah kembali Timur Tengah setelah Khilafah Utsmaniyah runtuh. Terbukti Sudan dibagi dua, Irak-Syiria dibagi tiga negara kecil. Menyusul kemudian Libya. Semoga kita paham!
Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
25Mei 2015



Jangan Lupakan Pembinaan Mahasiswa


By: Nandang Burhanudin
****
Letih mematri hati, jiwa teramat merana atas dosa diri yang seluas samudera. Nada jiwa selalu berkata, tidak lagi pedulikan penghargaan manusia yang justru menjadi noda. Nun jauh terbentang lapangan jihad, melejitkan asa meraih ridho Allah Ta'ala.

Malam hari pulang membina. Menyusuri pagi demi keperluan ke ibu kota Jakarta. Teringat jadwal sore hari, hingga perjalanan kembali lebih cepat dari biasa. Berjam-jam saya binasakan rasa bosan dan lapar, sedari pagi sarapan terlewatkan. Semilir angin cukup menentramkan, setenteram mahasiswa yang diundang Jokowi dalam jamuan malam.

Jamaknya acara mahasiswa yang terbiasa "alakadarnya", entah apa saya malah berapi-api menyampaikan konsep "Al-Wala wal Baraa" dengan slide Bahasa Arab yang pasti tak dipahami peserta yang kebanyakan "saintis murni".

Sejam lebih lima belas menit tak terasa, seiring antusiasme peserta yang nampak masih belia. Muda-mudi calon pemimpin masa depan, Syubbanul Yaum Rijaalul Ghod. Pemuda hari ini, pemimpin masa depan.

Saya segera pamit karena Maghrib sudah ditunggu grup lain, di sebuah rumah makan, semoga cukup mengobati lapar yang berbinar. Namun.
.. sejam menanti, travel selalu penuh. Sudah naik pun, dipersilahkan turun kembali, karena ada wanita paruh baya yang minta didahulukan.

Ala kulli haal. Saya nikmati Bandung di waktu malam, seiring rencana keberangkatan ke negeri Fir'aun. Saya merenung, kita aktivis dakwah yang katanya senior, tanpa sadar telah berlaku zhalim terhadap mad'u kita kalangan mahasiswa.

Mereka kekurangan pembimbing yang mumpuni, dana yang cekak dan tentunya fokus pembinaan yang terabaikan. Tambah lagi, mahasiswa diposisikan sebagai agent of change. Namun penyikapan kita selalu alakadarnya.

Mari kembali menengok taman kampus kita. Jangan selalu menyalahkan atas ranting pohon yang merangas atau daun yang berguguran. Sedang kita tak rajin merawat, menyiram, dan menyuburkan persemaian.
Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
23Mei 2015