Senin, 20 April 2015

Raja Salman dan Jebakan Kesendirian


By: Nandang Burhanudin 

Tiga minggu sudah, serangan koalisi 'Ashifatul Hazm terhadap Syi'ah Houtsi berlangsung. Hasilnya mudah ditebak. Serangan udara tidak efektif melumpuhkan kekuatan Syi'ah Houtsi, hasil gabungan dengan pasukan reguler yang setia kepada mantan Presiden Yaman Abdullah Shaleh.

Bagi saya. Dialektika peperangan Sunni-Syi'ah, tidak lagi relevan untuk menjadi parameter. Sebab permasalahan yang terjadi sangat komplek. Hal yang sepatutnya menjadi bahan renungan, bahwa serangan Saudi ke SYiah Houtsi justru adalah jebakan kesendirian terhadap Raja Salman. Istilah kerennya, "jebakan isolatif" terhadap Raja Salman.

Pemimpin Anomali dan Anomali yang Jadi Pemimpin

Dalam KBBI, makna anomali diartikan ketidaknormalan; penyimpangan dari normal; kelainan. Sedangkan pemimpin memiliki makna: 1. mengetuai atau mengepalai; 2. memandu 3. membimbing; 4. memenangkan suara lebih banyak.
Dunia Islam kini ketinggalan banyak hal dari Israel. Keunggulan Yahudi adalah selalu memiliki standar untuk memberikan suara terbanyak kepada orang yang akan menjadi pemimpin mereka. Salah satu kriterianya, calon pemimpin adalah yang paling berani melakukan pembantaian dan penyerangan brutal terhadap Palestina, tidak peduli dari partai manapun ia berasal.

King Salman, Kusampaikan Surat Harapan


By: Nandang Burhanudin 

Betapa saya sangat menghormati sepenuh jiwa atas kepemimpinan Tuan. Sosok terhormat, hafizh Al-Qur'an, dan memiliki kepribadian. Membandingkan Tuan dengan saya, jelas seperti mutiara dengan batu akik Cisurupan. Saya bukan siapa-siapa, semua orang tahu. Malah pendukung Tuan menyebut saya sebagai antek Syiah, kapasistas ilmu 3 liter, pencari sensasi, Ikhwan HT, sesat, dan kata-kata yang tak pantas diungkapkan pengklaim Manhaj Salaf.
Saya hanya sekedar mengingatkan, fadzakkir fainnadz dzikraa tanfa'ul mu'minin. Di depan Tuan, bahaya Zionis-Salibis-Syiah terbentang. Saya yakin Tuan orang hebat, tajam pemikiran. Hanya sebagai orang kecil, saya sedikit menanyakan yang tak perlu jawaban:

Hukuman Mati dan Masa Depan Ikhwanul Muslimin

 
By: Nandang Burhanudin 

Nampaknya mudah ditebak, Mufti Mesir tidak lagi memiliki independensi terutama dalam hal "menelaah hukuman mati terhadap pengurus inti jamaah Ikhwanul Muslimin." Obral hukuman mati terhadap kasus yang murni rekayasa, mencapai angka 717 kasus hukuman mati. Vonis hukuman yang baru terjadi di era junta kudeta militer di Mesir, padahal kekuasaannya belum mencapai 5 tahun.
Dari jumlah fantastis di atas, vonis hukuman mati terbanyak diraih oleh Mursyid Ikhwanul Muslimin Prof. Dr. Muhammad Badie. Sebanyak 4 kali vonis hukuman mati, dan 17 kali hukuman seumur hidup. Rata-rata tuduhan yang didakwakan adalah: mengganggu jalan raya, memimpin pusat komando demonstrasi di Rab'ah, hingga tuduhan memprovokasi pembunuhan demonstran. Ironisnya, semua korban adalah anggota jamaah Ikhwanul Muslimin.

Betapa Peliknya Perjuangan Dakwah itu!

 
By: Nandang Burhanudin 

Runtutan kata terpatri dalam jiwa, bahwa imperium kebenaran tidak boleh terkalahkan anasir jahat kebatilan. Setiap kita harus siap mengisi ruang-ruang. Karena pada prinsipnya tak ada ruang hampa, sebab jika tak diisi kebenaran maka kebatilan akan siap menggantikan.
Kader-kader dakwah sudah saatnya memiliki pemahaman utuh soal tabiat as-shiraa' antar al-haq vs al-bathil. Pemahaman utuh tidak bisa lahir kecuali kita memiliki 3 kualitas pemahaman: Jaudatul Fiqhi.
Kata al-jaudah identik dengan standarisasi kualitas. Ia lahir dari proses berkesinambungan terhadap al-kaif (cara berjuang) dan an-nau' (model perjuangan). Jaudatul Fiqhi berarti standar pemahaman seiring dengan strategi berjuang dan model perjuangan yang dinamis, namun tetap Islamis.