Rabu, 26 Agustus 2015

Indonesia Darurat China, Akankah Kita Diam?


****
Antara Sam Pa, Surya Paloh, dan Pergerakan Mafia PKC China di Indonesia
Anda yang baru saja membaca nama Sam Pa, mungkin bingung siapa dia. Bisa mampir ke postingan saya sebelumnya di link berikut:
https://www.facebook.com/deny.rahmad.1/posts/855001321197171
Saya ulas kembali mengenai Sam Pa, sang mafia utusan PKC (Partai Komunis China) untuk menguasai sektor pertambangan dan infrastruktur di Afrika, sekaligus menguasai konstelasi politik negara-negara tersebut (mengatur kebijakan negara, memicu perang saudara dengan mensuplai senjata ke oposan pemerintah sebelumnya, dll). Tapi ulasan kali ini mengenai bagaimana Sam Pa mulai memasuki Indonesia.


Mungkin nama Sam Pa tidak familiar di data keimigrasian, karena dia punya banyak sekali nama alias. Yang tercatat oleh beberapa dokumen jurnalis internasional baru 8, di antaranya Sampa, Samo, Samo Hui, Sam King, Sa Muxu, Xu Songhua, Xu Jinghua, Ghui Ka Leung, dan Antonio Famtosonghiu Sampo Menezes.

Percaya atau tidak, Sam Pa, yang kalau ke Indonesia suka menggunakan nama Sam Pa dan Ghui Ka Leung, selama ini punya kantor di salah satu gedung perkantoran milik Lippo Group. Sama halnya dengan Kantor Pusatnya yang di Queensway, Singapura itu juga di gedung perkantoran milik Lippo Group.
So what ??? Gak apa-apa sih, namanya juga pemaparan data, tapi kok ya banyak banget korelasi yang mengganggu merdekanya negeri ini dari infiltrasi tangan asing dalam hal kebijakan dan penguasaan kekayaan alam.
Hubungan SP dan Ghui Ka Leung alias Sam Pa alias Samo Hui
Pada sesi wawancara dengan TEMPO, Surya Paloh mengakui mengenal dan sudah berinteraksi bisnis dengan Sam Pa, selama belasan tahun. Disampaikan bahwa dia kenal Sam Pa, saat bertemu di Barber Shop, di Singapura. Sejak itulah komunikasi bisnis antara mereka berdua terjalin. Semoga memang hanya bisnis ya...

Lalu sejak kapan Sam Pa mulai menebar pengaruh di birokrasi Indonesia ? Tentu saja selain Allah, hanya mereka berdua yang tahu. Tapi sedikit yang bisa dikorek bahwa Sam Pa sudah bertemu dengan Jokowi di Rumah Dinas Gubernur DKI. Saat itu, Jokowi sudah ditawarkan agar jika menang dalam Pemilihan Presiden, sebaiknya membeli minyak mentah dari Sonangol, Angola. Angola (mengulas postingan saya sebelumnya), adalah negara yang sudah ditaklukkan dan mudah diatur oleh PKC China melalui Sam Pa. Jadi Angola tak lebih hanya “kendaraan” bagi Sam Pa, PKC, dan China untuk masuk ke Indonesia.

Tak heran, setelah dilantik menjadi Presiden, hanya dalam tempo sepekan, Jokowi langsung teken MoU kerja sama dengan Sonangol dan Angola untuk membeli minyak mentah dalam jumlah besar, memberi izin konservasi migas di Indonesia, izin membangun kilang minyak di Indonesia dan lain sebagainya. Sebuah kecepatan kebijakan yang luar biasa, padahal melibatkan industri strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak. Hebatnya, Menterinya pun belum sempat kerja dan koordinasi teknis secara intensif dengan Pertamina, BPH Migas dan lain-lain, karena MoU ditandatangani hanya 4 hari setelah pelantikan menteri.

Terus SP untungnya dimana ? Secara sekilas tidak terlihat, tapi yang halus, banyak sekali. Di antara susunan Kabinet, SP sudah diuntungkan dengan jatah 3 menteri dan 1 Jaksa Agung. Di antara menteri tersebut, yang 2 menteri sangat terkait dengan kerajaan bisnis Surya Paloh, karena terkait dengan pembebasan tanah, pertambangan, hutan konservasi, industri sawit dan lain-lain.
Nah yang terkini, SP dengan cepat bisa mengurus perizinan hingga ground breaking Gedung Indonesia Satu (EX Plaza Indonesia) pada 23 Mei 2015, di bawah bendera perusahaan patungan antara Sam Pa dan SP, yaitu PT China Sonangol Media Investment. Posisi gedung tidak jauh di atas “MATA HORUS”, sangat strategis dalam memberi kode ke Penguasa Dunia pengikut NWO (New World Order). Sangat strategis sebagai kantor operasional banyak sekali operator lapangan Mafia dan NWO. Kalau yang dibahasakan sih saat Ground Breaking oleh Jokowi, akan membangkitkan pertumbuhan bisnis dan investasi di Indonesia. Pernyataan benar, karena Mafia PKC China akan masuk dengan dana berlimpah dari CIF (China International Fund) Bilyunan Rupiah dan investasi dari para pengusaha pengikut NWO. 

Ini sangat cocok dengan dualisme peran petinggi Lippo Group, yang sudah sangat diketahui James Riyadi adalah double agent, agent bagi NWO dan sekaligus agent bagi China. Jadi ditulisan saya berikutnya akan bahas juga koneksitas Sam Pa dan James Riyadi ya...

Kembali ke Sam Pa
Sam Pa adalah kandidat kuat Presiden CIF. Jika berhasil, dia akan lebih leluasa mengelola dana Ribuan Bilyun dana untuk investasi dan kepentingannya. Beberapa perusahaan yang sudah dipersiapkan Sam Pa untuk menguasai berbagai investasi di Indonesia (sebelum akhirnya menguasai birokrasinya), di antaranya China Sonangol, China Steel 20 (Zhongtie 20), Guangxi Construction and Engineering, Guangxi Water and Electric, Sichuan Nanchong, Sichuan Uingshan, Fuikan Ningde, Jinghend International, Dayuan International, China Railways Bureau, China Everbright Group, China International Trust and Investment Company (CITIC Group).

Diyakini, sebagian atau seluruhnya dari perusahaan tersebut di atas akan segera menempati area perkantoran di Gedung Indonesia Satu, jika sudah beroperasional nantinya. Tapi, sebelum itu mereka sudah mulai bergerilya masuk ke Indonesia di antaranya untuk bisnis infrastruktur dan energi (Pelabuhan dan Pembangkit Listrik). 

Ini baru 10 bulan kendali kuasa berpindah, tapi infiltrasinya sudah sangat lincah dan jauh. Masih mau nunggu pembuktian berikutnya tentang apa lagi yang berhasil direnggut dari kita ?? Tidak apa-apa sih, tapi siap-siap menangis lebih dalam. 13 BUMN sudah siap lepas saham dalam jumlah besar, jangan heran tentang siapa yang akan membeli saham-saham tersebut. 
Salam Pengamatan dalam DIAM !!!
Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
06 Juni  2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar