Rabu, 06 Mei 2015

Makhluk Sosial Bukan Makhluk Sosialita


By: Nandang BUrhanudin 
*****
Manusia makhluk sosial bukan sosialita. 
Bersosial itu tuntutan setiap jiwa. 
Menjadi sosialita kini hanya gaya. 
Nurani hampa sepi nilai dan makna.

Bersosial belajar empati dengan sesama. 
Menjadi cermin hidup di dunia nyata. 
Mencintai dan dicintai sesuai ajaran agama. 
Memberi dan diberi adil dan merata.


Bersosial bukan meninggalkan keluarga. 
Melalaikan kewajiban pada sanak saudara.
Apalagi melupakan kewajiban agama. 
Hanya karena ingin disebut sosialita.

Bukanlah makhluk sosial jika seorang manusia. 
Mampu tertawa pada kawan atau kolega. 
Namun tak bisa tersenyum pada ibu atau orangtua. 
Muka cemberut pada istri atau kepala rumah tangga.

Bukanlah makhluk sosial yang hadir di saat kawan berjaya. 
Lalu di kala susah membuang muka sembari memicingkan mata. 
Bukan pula yang menghabiskan waktu dengan tertawa. 
Menyembunyikan hati pilu yang penuh luka.

Bukanlah makhluk sosial yang siap pergi kemanapun suka. 
Namun tak peduli pada perintah Allah Azza wa Jalla. 
Makan di restoran mahal, tapi abai pada kaum papa. 
Tak sudi berbagi pada orang biasa apalagi jelata.

Bukanlah makhluk sosial yang hobinya mencari berita. 
Soal kekurangan kolega atau kawan yang berubah sementara. 
Baik keadaan ekonomi, kondisi sosial, maupun berkurangnya harta. 
Makhluk sosial adalah yang bisa menjaga rahasia.
Jadi kawan, jadilah makhluk sosial tanpa sosialita. 
Jangan tiru kehidupan artis dan para durjana. 
Mereka habiskan harta, waktu, tenaga untuk pesta pora. 
Tak tersisa sedikitpun melainkan hanya hura-hura.

Jadilah makhluk bersosial yang dibingkai cinta. 
Cinta pada Ilahi yang mendekatkan pada cinta sesama. 
Allah pun memanggil kita dalam keadaan mulia. 
Semoga panjang umur, husnul khatimah, dan masuk surga.

Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
06 Mei 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar